Kejadian 35:1-15

Saudara-saudari, pemuda, pemudi, jemaat yang Tuhan Yesus Kristus,
Pada hari minggu Advent yang ke-dua ini kita bersama datang di rumah Allah, terhubung dengan semua orang yang mengikuti livestream, untuk mempersiapkan hati menyambut kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Seperti yang Anda perhatikan, ibadah ini juga dipimpin oleh Pasutri dan mereka memilih tema: ‘Aku dan keluargaku senang pergi ke gereja’. Sebuah tema yang menarik untuk kita bersama pikirkan di masa-masa Advent ini. Sehubungan dengan tema ini, Pasutri kita sangat kreatif karena ada tiga keluarga yang membuat film singkat dan inilah percakapan mereka pada hari sabtu malam atau minggu pagi. Mari kita simak bersama.

Saudara-saudari,
Bagaimana suasana di rumah Anda pada hari minggu pagi saat anak-anak masih kecil? Apakah Anda mengenal situasi ini? Apakah sesalu ada diskusi pada hari minggu pagi, mau pergi ke gereja atau tidak. Saya tidak tahu apakah hal ini dibicarakan pada minggu pagi atau sehari atau semalam sebelumnya. Karena jika baru dibicarakan pada hari minggu pagi, maka ada kemungkinan Anda terlambat tiba di gereja, setidaknya untuk Tilburg karena ibadah mulai jam 10.00 pagi. Apalagi jika ayah atau ibu Anda adalah seorang penatua atau mempunyai tugas di gereja atau jika Anda tinggal jauh dari gereja.

Bacaan kita hari ini, Kejadian 35:1-15, berbicara tentang Allah yang memanggil Yakub untuk pergi ke Betel dan membangun mezbah di sana bagi-Nya. Betel adalah tempat di mana Allah pernah menampakkan diri kepadanya, saat ia melarikan diri dari kakaknya Esau. Betel menjadi titik awal perjalanan panjang Yakub, ketika dia sendirian, dalam pelarian, dan kelelahan. Betel adalah tempat para malaikat di bumi, tempat janji Allah dan berkat Allah. Mungkin Anda masih mengingat kisah mimpi Yakub tentang tangga yang ujungnya sampai ke langit (lihat Kej.28:10dst).

tangga
Allah ada di atas tangga itu dan berjanji bahwa IA akan menyertai dan melindungi Yakub kemanapun dia pergi dan akan mengembalikan dia ke rumah ayahnya. Pada saat Yakub bangun, mimpi itu hilang, tetapi janji Allah tetap berlaku. Yakub berjanji: Jika Engkau mengembalikan aku ke rumah ayahku, maka Engkau menjadi Allahku dan aku akan memberikan perpuluhan kepada-Mu(Kejadian 28:10-22).

Waktu antara mimpinya dan saat ia kembali mendengar suara Allah adalah dua puluh tahun. Jadi telah dua puluh tahun Allah menepati janji-Nya. Yakub menerima berkat-berkat Allah, tetapi dia lupa bersykur. Allah mengingatkan dia tentang Firman-Nya tetapi Yakob lupa membayar nazar kepada Allah.

Yakub menyadari bahwa perintah Allah untuk pergi ke Betel lagi meminta pembersihan rohani terlebih dahulu, mengingat anak-anak Yakub yang hidup bertentangan dengan kehendak Allah. Itulah mengapa semua berhala, jimat keberuntungan, anting-anting ajaib, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dewa-dewa asing harus dikubur di bawah pohon besar di Sikhem. Pohon besar dalam bacaan ini menggambarkan salib di mana dosa-dosa kita telah tertanam. Mereka juga harus membasuh diri, termasuk darah dari tangan mereka, mengenakan pakaian baru yang bersih, lalu pergi ke Betel untuk mengucap syukur kepada Allah. Karena untuk pergi ke Betel, rumah Allah, Anda tidak dapat pergi dengan setengah hati dan melayani-Nya di sana. Dia dan semua orang di rumahnya harus menyingkirkan segala sesuatu yang bukan dari Allah! Sehingga ada cinta sejati kepada Allah. Dan dengan demikian mereka berkata: Seluruh hidup kita adalah milik Allah, Dia adalah Allah kita!

Ada sesuatu yang menggerakkan saya dalam kata-kata Yakub. Ia tidak katakan, “Aku akan pergi ke Betel untuk berterima kasih kepada Allah atas kekayaanku, atas anak-anakku, atas harta bendaku, atau atas kesehatanku.” Ia memiliki alasan yang cukup untuk melakukannya tetapi ia tidak mengatakannya. Yakob mengatakan sesuatu yang sama sekali berbeda. “Aku akan berterima kasih kepada Allah yang telah menjawab aku pada masa kesusahanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh’ (ayat 3). Dengan kata lain Yakob katakan, aku akan berterima kasih kepada Allah yang telah selalu mendengar keluhanku pada saat aku susah. Aku akan bersyukur kepada Allah karena IA selalu ada bersamaku di manapun dan kapanpun, tidak peduli bagaimana arah jalan hidupku.” Dan ternyata alasan ini sangat menguatkan keluarga dan semua orang yang ada di rumahnya untuk melakukan perjalanan ke Betel untuk menyembah Allah.

Kita dapat katakan, rasa syukur untuk pergi ke gereja dimulai dengan hal terpenting yang Allah berikan yaitu: Kedekatan-Nya. Yesus Kristus rahasia kedekatan Allah. Ia adalah Imanuel, Allah beserta kita. Allah memanggil kita untuk mengucap syukur atas kedatangan Anak-Nya, Yesus Kristus yang kita nantikan saat ini menuju Natal. Hidup Anda diselamatkan di dalam Dia. Dari Dia Anda belajar menemukan kasih dan perhatian Allah di balik semua hal praktis lainnya.

Saudara-saudari,
Betel artinya rumah Allah. Gereja yang kita kenal sekarang sebagai rumah Allah memiliki dua arti: Gereja sebagai bangunan dan gereja sebagai komunitas. Kami membutuhkan gedung gereja untuk berkumpul dan kami di Tilburg bersyukur kepada Tuhan karena Ia telah memberikan kekuatan dan berkat kepada keluarga-keluarga untuk membeli gereja ini sehingga kita dapat beribadah di sini. Tahun depan kita akan merayakan 200 tahun Gereja Paulus. Kita belajar di gereja tentang berdoa, mendengarkan Firman Tuhan, bernyanyi bersama dan menyembah Tuhan. Gereja sebagai komunitas adalah tempat kita menjalankan misi Kristus di dunia ini, dipupuk oleh Sabda Allah dan tempat kita belajar saling mengampuni, bersabar karena setiap orang berbeda. Untuk memikirkan segala sesuatu dalam hidup Anda. Layaknya sebuah rumah, gereja juga harus menyediakan tempat bagi anggotanya untuk berinteraksi dengan orang lain, maupun dengan diri sendiri.

Gereja hanya akan menjadi rumah kita, ketika setiap anggota jemaat merasakan keramahtamahan diwujudkan secara nyata melalui tindakan kasih, seperti saling peduli, saling menghormati, saling menghargai, saling berbagi cerita, dan saling percaya satu dengan yang lain. Cinta Allah dirasakan melalui kehadiran keluarga dalam gereja Allah, sehingga setiap anggotanya betah untuk terus hadir dalam persekutuan orang-orang yang terpanggil menyatakan kasih dan misi Allah di dunia ini.

Rumah hanya akan menjadi gereja kita, ketika di dalam rumah diwujudkan kasih Allah melalui keramahtamahan setiap anggotanya, yaitu dengan menyatakan kepedulian, kejujuran, perhatian dan keinginan untuk berkorban bagi yang lain.

Kita harus ingat, bahwa gereja bukan tempat orang-orang suci. Gereja itu adalah rumah sakit tempat orang-orang berdosa yang perlu disembuhkan dan diubahkan melalui kuasa darah Yesus.

Gereja bukan showroom tempat pajangan mobil bagus.
showroom
Gereja adalah pusat perbaikan, bengkel untuk memperbaiki semua orang, termasuk pendeta dan penatua, aktivisten dan jemaat menjadi anggota gereja yang benar.
garage1

garage2
Saudara-saudari,
Saya yakin saudara dan saya yang hadir setiap hari minggu di gereja dan juga pada hari ini menyadari betapa pentingnya Gereja sebagai rumah Allah dan sebagai persekutuan bagi kehidupan kita dan kehidupan keluarga kita. Di sini kita dapat bertumbuh sebagai pribadi, sebagai keluarga dan sebagai persekutuan jemaat yang mau dibaharui dari hari ke hari. Mengalami kedekatan Allah dalam setiap situasi hidup kita. Di sini kita ingin datang pada Allah dan Allah datang di hati dan hidup kita. Ini adalah alasan kita mengapa kita ingin berada di sini setiap hari Minggu dan terlibat dalam berbagai kegiatan gereja lainnya. Agar kita sebagai keluarga-keluarga kristen dapat bertumbuh bersama untuk memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja. Justru pada saat-saat menyambut Natal, kelahiran Tuhan Yesus Kristus.


https://www.youtube.com/watch?v=TAUT9moF7TI

Keluarga Allah
Kami datang dihadirat-Mu
Menikmati kasih-Mu
Membawa seisi rumahku
Sujud menyembah-Mu

Ini keluargaku, Tuhan
Berkati dan lindungi semua
Jagaiku dan seisi rumahku
Sampai akhir hidupku, Tuhan
Ku mau setia melayani-Mu
Ku bahagia jadi keluarga Allah

Amin