Jemaat Tuhan,

Apa yang terjadi jika saudara melihat teks dalam gambar di bawah ini? Silahkan tunggu sebentar.

Jika kita melihat gambar ini, maka kita tahu bahwa kita harus menunggu dan biasanya ada orang yang tidak merasa nyaman dengan ini. Mungkin hal ini agak menyebalkan dan menjengkelkan, tetapi dalam menunggu, saudara harus sabar. Cobalah sabar itu saudara bawa atau jalani di ruang tunggu dokter praktek atau di rumah sakit, dalam kemacetan lalu lintas di jalan raya atau menunggu di telefoon urutan ke-sepuluh sebelum saudara mendapat giliran.

Dapatkah saudara-saudara kita yang sakit dan setiap minggu mereka didoakan tetap bersabar, walaupun mereka telah lama sakit dan proses pemulihan mungkin tidak berjalan seperti yang diharapkan. Dapatkah saudara tetap menunggu dengan tenang di waktu yang sulit ini sampai keadaan menjadi lebih baik?

Saudara-saudari,

Kesabaran juga diperlukan dalam mendidik anak-anak. Sikap, nada dan tingkahlaku saudara berbicara apakah saudara sabar atau tidak. Jika saudara sendiri tidak sabar maka jangan heran jika anak atau anak-anak saudara juga tidak sabar. Karena anak-anak mengkopi sikap dan tingkah laku saudara sebagai papa, mama atau pengasuh.

Saya perhatikan bahwa di awal pernikahan sepertinya saudara lebih bersabar terhadap pasangan. Tetapi setelah lama menikah, sepertinya kesabaran itu semakin berkurang, apakah karena kemampuan merelativasi menjadi berkurang? Atau karena kebiasaan-kebiasaan dan keras kepala belum muncul di tahun-tahun awal pernikahan?

Kalau dulu saat jalan kaki istri tersantuk batu, makanya suami akan bilang: ‘Aduh sayang kakinya sakit nggak? Coba saya lihat kakinya? Tetapi setelah menikah lama, peristiwa yang sama terjadi, maka suami akan bilang: ‘Kalau berjalan matanya lihatdi bawah bukan lihat orang atau lihat hp!

Dalam awal pernikahan sering mengucapkan: ‘I love you to the moon and back’, seperti di film tetapi setelah lama menikah di tambahkan kata-kata: ‘I love you to the moon and back’ dan kadang-kadang saya ingin tempel kamu di belakang wallpaper.

Dalam menghadapi rekan kerja atau atasan yang menyebalkan, kita juga perlu kesabaran. Saudara sering mendengar kataktaka ini:’sabar, sabar saja’. Namun sebenarnya ketidaksabaran itulah yang lebih dekat dengan kita. Karena tidak sabar kita menjadi marah dan frustrasi. Pertanyaannya bagaimana seseorang bisa menjadi sabar? Apakah sabar itu dapat dipelajari? Rasul Paulus mengatakan bahwa saudara tidak perlu mempelajarinya. Saudara menerimanya sebagai salah satu dari sembilan buah-buah Roh.

Saudara-saudari kekasih Tuhan,

Yakobus mengingatkan kita pada hari ini untuk bersabar karena ini adalah sikap dan tingkah laku orang-orang Kristen. Iman itu memang sangat penting tetapi iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Jadi kalau kita percaya kepada Allah maka kita pun harus percaya bahwa Allah sanggup memberikan kita kesabaran yang kita perlukan sehingga kita menjadi lebih sabar dalam menjalani hidup.

Semua kesabaran dimulai dari Allah dan begitulah cara Dia memperkenalkan diri-Nya dalam Alkitab. Akulah Allah yang panjang sabar. Kata  sabar, dalam bahasa Yunani ‘Makrothumia’ secara harfiah berarti: ‘panjang sabar’. Sabar, tidak mudah marah. Lambat untuk marah. Bertahan dan menoleransi seseorang untuk waktu yang lama. Beginilah cara Dia bergaul dengan Israel umat-Nya. Raja Daud berkata dalam Mazmur 103:8: ‘Tuhan adalah penyayang dan pengasih, Panjang sabar dan berlimpah kasih setia’.

Panjang sabar yaitu: memiliki keberanian untuk bertahan untuk waktu yang lama, untuk

Saudara-saudari,

Arti kesabaran seperti yang dimiliki Allah sama dengan arti kata ‘sabar’ dalam KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mempunyai dua arti:

  1. Tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); Sabar berarti tabah;
  2. Tenang; tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu.

Ini adalah karakter seseorang yang matang di hadapan Tuhan. Kesabaran itu harus ada dalam hidup kita dan Allah ingin kita memilikinya.

Bapa gereja kuno Cyprianus dari abad ke-3 Ses.M berkata, “Tidak ada orang yang bisa mengatakan sesuatu yang masuk akal tentang kesabaran kecuali dia telah belajar mengenal kesabaran Allah. Semua kesabaran itu berasal dari Allah dan semua kesabaran manusia memperoleh kecemerlangan dan martabatnya dari kesabaran Allah."

Tapi bagaimana kita bisa belajar kesabaran Allah? Yakobus memberikan petunjuk: 'teguhkan hatimu'. Dalam terjemahan sebelumnya: 'kuatkan hatimu'. Tolaklah ketidaksabaran saudara, tolaklah  keinginan untuk mengatur sendiri dan campur tangan sendiri. Hitung sampai sepuluh dan pikirkan selangkah ke depan. Fokuskan perhatian saudara pada apa yang akan datang dan siapa yang akan datang. Dengan cara ini saudara belajar sabar dan dia memberikan beberapa contoh.

Misalnya, pikirkan tentang seorang petani, kata Yakobus. Tidak ada petani yang tidak mengalami masa-masa buruk, apalagi saat ini dengan masalah stikstof/nitrogen. Seorang petani mengolah tanah dan menabur, kemudian dia harus melatih kesabarannya untuk menunggu secara aktif. Setiap hari dia ada di ladangnya: menjaga kondisi tanah, mencabut rumput liar. Kesabaran petani adalah bahwa ia tidak boleh memanen sebelum waktu panen tiba. Kita sering ingin melihat hasil yang terlalu cepat, jika tidak kita kehilangan kepercayaan pada masalah tersebut. Seorang petani mengajarkan kita untuk tetap menjalani proses hidup, menantikan hasil yang berharga sambil tetap aktif menunggu!

Yakobus berkata, ingat akan para nabi. Tidak ada nabi atau hamba Tuhan dari dulu sampai sekarang yang tidak pernah berurusan dengan salah penilaian dan pengucilan. Apakah khotbah mereka tidak membawa hasil? Apakah mereka melakukannya untuk sesuatu yang tidak ada artinya? Ternyata tidak, tapi buahnya datang sesuai dengan waktu Allah dan mereka tetap lakukan misi mereka. Disini kita belajar sabar dan bertekun dalam apa yang kita lakukan. Para penatua, semua aktivis dan suami isteri tetap bertahan sampai saat ini karena kesabaran yang diberikan Tuhan oleh kuasa Roh Kudus.

Contoh lain dalam teks kita adalah Ayub. Dia dikejutkan oleh ketidakadilan dan penderitaan dan apakah dia sabar? Ya, pada awalnya ia sabar, tapi itu cepat berlalu. Sebagian besar kitab Ayub berisi keluhannya yang pahit, protesnya yang tidak sabar, kepada teman-temannya, kepada Allah sendiri, atas ketidakadilan yang menimpanya. Ayub tidak akan berdiam diri. Dia terus mencari keadilan dari Tuhan dan dia bergumul dengan kebijakan Tuhan. Ayub harus belajar untuk tidak berbicara jika bukan bagiannya untuk berbicara. Tetapi ia dipuji oleh Allah karena ketidaksabarannya, ketidakadilan yang harus ia tanggung dan ia memanggil Allah. Akhirnya dia mendapatkan berlipat ganda dari apa yang dia pernah miliki sebelumnya. Dia akhirnya berkata, "Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-mu yang gagal. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tepapi sekaang  mataku sendiri memandang Engkau (Ayub 42:2, 5). Kita belajar tekun dalam kesulitan-kesulitan dan tetap fokus pada Tuhan.

Saudara-saudari,

Belajar sabar perlu latihan yang terus menerus dan membutuhkan waktu. Menurut Corrie ten Boom, kita secara khusus dilatih dalam hal ini ketika kita mendapatkan orang-orang yang sulit dalam perjalanan kita dari Tuhan. Kita dapat mulai dengan orang-orang yang dekat dengan kita. Yakobus menekankan kepada kita, janganlah bersungut-sungut dan saling mempersalahkan. Mengapa hal ini disebutkan juga? Karena ketidaksabaran itu justru mengintai saudara dalam cara bagaimana saudara bergaul dengan orang lain. Lebih mudah untuk saudara dipimpin oleh kemarahan dan frustrasi terhadap anak di rumah, ayah atau ibu saudara yang terlalu banyak menuntut, rekan kerja yang selalu mengeluh. Anggota jemaat yang selalu mengganggu saudara, Yakobus katakan: sabar. Dimana ada kesabaran, disitu ada kasih (1 Kor 13:4) dan sebaliknya. Dalam bergaul dengan orang lain kita perlu sabar dan Panjang sabar. Karena orang berbuat kesalahan, kadang kesalahan yang sama dan melakukan hal-hal yang bodoh. Mereka menyakiti dan tidak . Mereka lakukan apa yang tidak ingin saudaralakukan. Ide-ide mereka berlawanan dengan ide-ide saudara. Apakah saudara bisa sabar menghadapi mereka? Sama seperti Yesus memiliki kesabaran dengan orang-orang pada jaman-Nya, murid-murid-Nya yang tidak memahami-Nya, para pemimpin Yahudi yang menghina-Nya. IA tetap sabar.

Pertanyaannya, apakah saudara tidak pernah bisa marah dan menarik garis? Tentu saja bisa. Tetapi jika berhubungan dengan arti kata sabar di mana didalamnya berhubungan dengan waktu maka pertanyaan itu berubah menjadi, apakah saudara bersedia memberikan waktu dan kesempatan untuk anak saudara, ayah dan ibu saudara, rekan kerja yang sulit atau jemaat yang sulit? Jika saudaramelakukan itu maka saudara tidak kehilangan jati diri tetapi justru belajar hidup dari percaya pada Tuhan yang akan datang. Saudara berharap bahwa Allah akan mengubah situasi yang ada. Ingatlah juga bahwa Allah telah banyak bersabar dengan saudara. Yakobus berkata: Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan, dimuali dari saudara. Dapatkah saudara menunjukan sebagian dari kesabaran Allah kepada orang-orang disekitar saudara?

Saudara-saudari,

Sekarang saya bisa saja mengatakan 'amin', tapi saya mohon kesabaran saudara sekalian. Ada satu hal lagi yang ingin saya katakana karena itu menarik bagi saya dimana Yakobus berkata, "Sabar, saudara-saudari, sampai Tuhan datang." Dia tidak menuntut ketergesaan dan kecepatan. Tidak, dia hanya berkata: bersabarlah.Ketahuilah bahwa Allah datang dan akan menuntun pada kesabaran. Bersabarlah dengan keadaan saudara, sabar satu sama lain di rumah, di tempat kerja dan di gereja. Sabar dengan diri sendiri karena Tuhan itu pengasih dan penyayang. Oleh karena itu, saudara dapat melepaskan ketidaksabaran dan pada saat yang sama tetap aktif, tanpa stres, tanpa tuntutan, tetapi terlibat, dengan keyakinan dan ketekunan dalam doa dan terus berbicara satu sama lain. Tuhan pasti berikan berkat-Nya.

Amin.

 

Pertanyaan saat Meditatief:

  1. Apa artinya bersabar bagi Anda? Dalam situasi apa Anda tidak ada kesabaran? Apa konsekwensi dari ketidaksabaran yang dapat Anda pikirkan? Berikan angka antara 1 dan 10 untuk kesabaran Anda.
  2. Lengkapilah kalimat ini: Aku akan berlatih sabar melalui……
  3. Dengan cara apa Anda memberikan reaksi dengan sangat sabar? Apa yang Anda dan lingkungan Anda alami dalam hal ini?
  4. Pada saat atau tempat mana dalam hidup Anda, atau terhadap siapa saja Anda dapat lebih banyak bersabar?
  5. Melalui cara apa Allah bersabar dengan Anda?
  6. Berdoalah memohon  Roh Kudus untuklebih banyak bertumbuh dalam kesabaran dan juga untuk kemungkinan melatih kesabaran ini.