Pembacaan Alkitab: Mazmur 147:1-11
Jemaat Kekasih Tuhan,
Tiap-tiap orang pernah mengalami patah hati. Alasannya bisa bermacam-macam, karena cinta kita tidak mendapat sambutan / jawaban, bertepuk sebelah tangan. Atau orang yang kita kasihi pergi dengan orang lain atau seorang yang kita cintai meninggal. Bumi seakan jungkir balik, Anda merasa tidak punya semangat lagi untuk melakukan apapun. Anda berhari-hari mengurung diri di kamar. Anda tidak ingin berbicara dengan siapapun dan tidak ada selera makan. Atau Anda justru banyak makan coklat silver queen supaya perasaan kembali senang. Tetapi bisa juga Anda berteriak keras dan merusak barang untuk mengungkapkan kemarahan dan ketidakmengertian Anda. Anda banyak minum minuman keras atau mengisap ganja untuk melupakan kesedihan Anda.
Patah hati ini adalah salah satu moment yang paling pahit dan menyakitkan. Semua peristiwa ini awalnya tidak mudah dilupakan dan Anda bisa saja sakit karena hal ini. Sayangnya Akibat dari patah hati ini, ada banyak orang muda yang menghabiskan nyawanya. Ini saya alami dalam masa vikaris di Malang, Jawa timur. Anak muda berumur 19 tahun ini minum obat nyamuk baygon. Dia menulis di tangannya: No Future.
Sebagai akibat dari patah hati ini, ada juga orang yang tidak berani memulai hubungan yang baru dengan orang lain, karena takut disakiti dan atau dikecewakan.
Secara luas, ‘patah hati’ juga terjadi karena perlakuan orang yang kita kasihi melukai dan menyakitkan kita di waktu kecil dan remaja, atau setelah dewasa. Misalnya jika Anda mengalami KDRT, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual atau diterlantarkan. Atau Anda mengalami banyak stress, ketakutan dan rasa tidak aman di rumah Anda. Jika anda sering merasa sendiri atau seringkali diintimidasi.
Mari kita bersama melihat gambar di bawah ini yang menunjukkan pengalaman trauma yang sering terjadi di masa kecil/remaja.
Apa yang menjadi pengalaman masa kecil yang radikal? Yaitu jika anak bertumbuh dengan banyak mengalami stress, kecemasan dan ketidakpastian karena pelecehan fisik dan mental, pelecehan seksual, pengabaian fisik dan mental, menyaksikan kekerasan antara orang tua, perceraian orang tua, orang tua dengan penyakit mental, orang tua yang kecanduan, anggota keluarga yang di penjara, bertumbuh dalam kemiskinan struktural, kematian ayah atau ibu dan intimidasi kronis.
Singkatnya, kita menemukan dalam diri kita sendiri atau orang lain bahwa kita adalah orang-orang yang patah hati, terluka di dunia yang rusak. Kita harus menghadapi perpisahan, perceraian, seseorang yang meninggalkanmu, seseorang yang membiarkanmu sendiri, seseorang yang menolakmu. Tetapi kita bersyukur kepada Allah bahwa apa yang tampaknya tidak dapat diperbaiki dalam diri manusia dapat dipulihkan oleh Allah. Charles Spurgeon berkata, "Ada banyak jenis patah hati tapi Kristus dapat menyembuhkan semuanya." Dengan kata-kata ini kita tiba pada pembacaan Firman dari Mazmur 147.
Yang menarik perhatian saya adalah Mazmur ini dimulai dan diakhiri dengan Haleluya! Anda dapat katakan bahwa ini adalah lagu kebangunan rohani. Di tengah-tengah kehancuran kita, Pemazmur memperlihatkan siapa Allah. Kita diajak untuk menyanyikan kebesaran-Nya karena Ia adalah Pencipta yang menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya. Ia merawat bumi dan semua binatang. Menyanyi bahwa Ia berkuasa dan Ia sanggup membalut dan merawat luka-luka kita yang dalam. Kebesaran Allah dan luka-luka kehidupan kita manusia sangat dekat satu sama lain.
Kita belajar juga mengenal Allah sebagai Pembangun kota Yerusalem: tempat di mana Anda dapat hidup dengan aman dan di mana ada kedamaian. Anda juga dapat memikirkan bahwa ini berhubungan dengan Yerusalem Baru karena Allah sedang dalam proses membawa kita ke tempat di mana orang-orang patah hati disembuhkan dan luka-luka mereka dirawat (Wahyu 21:4).
Tetapi Anda juga dapat membayangkan sebuah kota sebenarnya adalah sebuah gereja, di mana saudara- saudari yang patah hati dan terluka berkumpul bersama sebagai orang-orang yang terbuang, orang-orang yang terasing dari akarnya, orang-orang yang patah hati dan terluka. Di gereja itulah, Allah berkuasa menyembuhkan semua hati yang hancur berkeping-keping, tidak peduli kapan atau bagaimana itu terjadi dalam hidup kita. Dia adalah Tabib Agung dan Dia mampu menjangkau masa lalu kita dan menyembuhkan jiwa kita.
Saudara-saudara,
Allah tidak hanya menyembuhkan jiwa-jiwa yang hancur. Dia juga membalut luka-luka mereka yang dalam. Pendeta Jos Douma menyebut luka-luka itu dengan lebih konkret. Dan dia berkata, kita menelusuri luka-luka kita ketika kita melihat ke dalam diri dan menemukan ini hal-hal berikut ini:
- Anda merasa tidak dikutsertakan;
- Anda merasa tidak diperhatikan dan tidak di mengerti;
- Anda pikir Anda tidak layak untuk ada/hidup;
- Anda merasa sangat terluka oleh apa yang pernah dikatakan seseorang kepada Anda;
- Anda merasa cemas/takut (sebenarnya sama cemasnya seperti saat Anda masih kecil).
- Anda merasakan sedih/sakit karena hal-hal yang membuat Anda merasa gagal di masa lalu terhadap anak-anak Anda;
- ketika terjadi kesunyian di sekitar Anda dan di dalam diri Anda, Anda segera berpikir tentang sesuatu yang buruk yang sedang terjadi tetapi secepat mungkin mencoba menekan pikiran itu dalam benak Anda;
- Anda memikirkan sesuatu yang terjadi di gereja dan apa yang sangat menyakiti Anda (karena
di jemaat kita dapat saling melukai);
- Anda merasakan kesedihan yang mendalam karena kehilangan seseorang;
- Anda merasakan bekas yang tertinggal karena hubungan yang terputus;
- Anda merasakan ketidakadilan yang dilakukan pada Anda di masa lalu dan Anda segera merasakan amarah muncul lagi, dan jika ada yang mengungkit hal itu, maka kemarahan dan kekecewaan keluar dari mulut Anda atau ada dalam pikiran Anda.
Luka mana yang Anda kenali dalam hidup Anda? Kita hidup di dunia yang rusak dan kita semua adalah orang-orang yang terluka. Justru dalam hal inilah Allah ingin menyembuhkan luka kita. Itu tidak terjadi dengan sendirinya. Ini adalah jalan panjang tetapi Anda dapat memiliki keyakinan bahwa Allah akan terus merawat luka-luka Anda. Allah lakukan ini melalui karya penebusan Yesus Kristus dan itulah kabar baik.
Kabar baiknya bukanlah bahwa kita terluka dan hancur, patah hati, tetapi ada kesembuhan dan pemulihan! Ia meluangkan waktu untuk dengan lembut menghubungkan tempat-tempat yang terluka dalam hidup kita sehingga kita dapat dipulihkan.
Pertanyaannya, saudara-saudara, apakah Anda percaya bahwa Tuhan dapat menyembuhkan luka, kehancuran, kepahitan yang ada dalam diri Anda?
Hari ini kita merayakan Perjamuan Kudus dan kita merenungkan kembali cinta kasih Allah dalam Anak-Nya Yesus Kristus yang datang untuk menyelamatkan saudara dan saya. Ia tidak hanya datang untuk mengampuni dosa saudara dan saya, Ia juga datang untuk menyembuhkan dan memulihkan luka-luka batin kita. Bagaimana caranya? Ia melakukannya dengan tubuh dan darah-Nya sendiri yang diberikan kepada kita. Oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh (Yasaya 53:5). Saya harap Anda dapat merasakan danmengalaminya sebentar dalam Perjamuan Kudus.
Saudara-saudari,
Datanglah kepada Tuhan dengan membawa hati kita yang tengah terkoyak-koyak dengan luka perih. Curahkan semua perasaan Anda di hadapanNya di dalam doa, dan mintalah pertolonganNya, maka Allah sendiri yang akan membalut luka-luka itu satu persatu dan dengan penuh kasih sayang merawat kita hingga sembuh dan pulih. Menyanyilah akan kebesaran Tuhan Allah kita seperti dalam Mazmur 147 ini. Carilah seseorang yang dapat Anda percayai untuk membantu Anda dalam proses ini.
Saudara-saudari,
Ada ribuan alasan dan cara mengapa kita patah hati. Ada ribuan macam luka-luka yang dalam. Tetapi yang lebih penting dari mengenal luka-luka dan patah hati yang kita alami, adalah kita mengenal siapa Tabib, Dokter kita yang kekal. Yesus Kristus bukan hanya Juruselamat kita. Dia juga Tabib, Penyembuh jiwa kita. Izinkanlah Dia menyembuhkan Anda yang patah hati dan membalut luka-luka Anda. Allah memberkati semua orang yang patah hati dan terluka yang ada di gereja pagi ini dan juga semua orang yang mengikuti kebaktian online ini!
Amin.