Pembacaan Alkitab: Matius 28:1-10

Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus,

Hari ini banyak orang di seluruh dunia saling mengucapkan sukacita selamat Paskah karena Kristus telah bangkit! Ia sungguh telah bangkit. Untuk itu kita menaikkan syukur kepada Tuhan karena setelah dua tahun mengikuti ibadah Paskah online dari rumah masing-masing, kita dapat kembali merayakan ibadah Paskah bersama di gereja. Haleluya! Marilah kita, yang ada di rumah dan di gereja ini, sambil duduk, mengambil waktu untuk saling memberikan ucapan Selamat Paskah.

Saudara-saudari,

Peristiwa kebangkitan bukanlah sebuah cerita. Peristiwa kebangkitan Yesus Kristus dari kematian adalah sebuah kenyataan yang berhubungan dengan keselamatan umat manusia. Semua penginjil menulis tentang hal ini dan hari ini kita merenungkan Injil Matius 28:1-10.

Sekarang kita tahu bahwa tidak ada Paskah tanpa Jumat Agung tetapi murid-murid Yesus pada waktu itu tidak tahu tentang itu. Seperti apa perasaan mereka? Pasti kecewa dan bingung. Apa yang terjadi pada hari Jumat itu tidak bisa dipahami. Seharusnya itu tidak boleh terjadi. Ini adalah akhir yang tiba-tiba dan mengenaskan dari apa yang seharusnya menjadi sebuah kisah sukses bagi seluruh bangsa Israel.  Guru yang mereka cintai dan yang ditakdirkan untuk memerintah Israel sebagai Raja selamanya telah mati dan dikuburkan.

Semua murid diliputi rasa takut dan putus asa. Kesebelas murid itu  bersembunyi. Mereka tidak berani pergi ke kubur karena takut ditangkap oleh pemerintah Romawi saat itu. Hanya perempuan-perempuan yang memiliki keberanian untuk pergi ke kuburan Yesus.

Kita membaca tentang perempuan-perempuan yang pergi ke kubur Yesus menjelang fajar. Apa yang terjadi di kuburan benar-benar tak dapat dilukiskan dan hanya ditulis oleh Matius. Tiba-tiba terjadi gempa bumi dan pada saat yang sama, mereka melihat seorang malaikat Tuhan turun dari surga dan menggulingkan batu yang berat itu dari lubang kubur dan duduk diatasnya. Ini adalah peristiwa yang menakutkan sehingga para prajurit Romawi yang pemberani itu pingsan di tempat.

Duduk di atas batu menyatakan bahwa Allah memegang kendali penuh atas situasi yang terjadi, dan kemenangan ada di tangan-Nya. Maut telah ditaklukkan oleh Allah, maut telah ditelan dalam kemenangan.

Apa yang terjadi dengan perempuan-perempuan itu? Mereka sangat ketakutan tetapi malaikat itu menghibur mereka dan menenangkan mereka dengan mengatakan: "Jangan takut." Malaikat Tuhan mengucapkan kata-kata yang penuh harapan: “Aku tahu kamu  mencari Yesus, yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya.” Menarik bahwa malaikat itu berkata dalam ayat 7 kepada perempuan-perempuan itu: dan segeralah pergi dan katakanlah bahwa Yesus telah bangkit dan katakan juga: “Ia pergi mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia”.

Saudara-saudari,

Apakah saudara bisa membayangkan para perempuan ini dalam waktu singkat harus bergerak cepat? Saya ragu apakah kebenaran rangkaian peristiwa yang disampaikan dapat dipahami para perempuan yang masih dipenuhi ketakutan dan kebingungan itu. Matius memberi tahu kita bahwa ketika mereka berlari, mereka masih takut, tetapi juga bercampur dengan perasaan lain yaitu sukacita. Namun yang mengubah pola pikir dan hidup mereka dalam sekejap dan untuk selamanya adalah ketika mereka bertemu dengan Tuhan Yesus yang bangkit dalam perjalanan kembali ke kota.

Dalam pertemuan itu Yesus juga berkata: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea.” Disini Galilea disebut untuk kedua kalinya. Ia menyebut mereka disini saudara-saudara, bukan lagi hamba atau teman. Mereka ada dalam hubungan yang baru yang lebih intim dengan Allah: Allah adalah Bapa mereka dan Yesus adalah saudara mereka.

Mengapa Mereka harus bertemu Yesus di Galilea?

Menurut Matius 4:18-19, Galilea adalah tempat pertama di mana Tuhan Yesus memanggil murid-murid-Nya untuk menjadi penjala manusia. “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia,” kata Yesus. Mendapatkan misi ini, murid-murid-Nya menjadi sangat semangat. Tapi ketika Tuhan Yesus mati, pupuslah segala harapan dan semangat mereka. Segala cita-cita yang mereka bangun selama ini hancur berantakan. Mereka seperti prajurit-prajurit yang kalah perang.

Itulah sebabnya Yesus berkata, “Aku mendahului kamu ke Galilea. Karena kita akan memulai dari awal lagi, di tempat asal kalian semua. Tuhan Yesus ingin mengajar murid-murid-Nya, di mana mereka jatuh, di sana mereka juga harus bangkit. Inilah pemulihan yang harus dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus. Mereka harus diperlengkapi kembali di Galilea untuk bangkit kembali dan menerima amanat agung yang tertera dalam Matius 28:19-20.

Saya membuat loncatan kepada sesuatu yang lain. Seorang ahli teologi Yahudi Pinchas Lapide tidak menyebut dirinya Kristen. Namun, setelah melakukan banyak penelitian, dia tidak dapat menyangkal bahwa Yesus benar telah bangkit dari kematian. Menurutnya argumen tentang kebangkitan Yesus sangat kuat dan meyakinkan.

Alasan utamanya untuk percaya pada kebangkitan adalah kekuatan keyakinan murid-murid. “Pertama-tama mereka duduk bersama seperti sekelompok orang yang ketakutan setelah penyaliban Yesus. Mereka juga mempunyai banyak alasan untuk takut. Guru mereka telah mati dengan cara yang mengerikan, dan mereka mungkin akan mengalami hal yang sama. Tetapi setelah beberapa minggu mereka penuh keberanian dan api iman, bersaksi di Yerusalem tentang Yesus dan kebangkitanNya. Mereka menjadi missionaris yang berhasil. Mereka lebih baik mati daripada melepaskan iman mereka di dalam Kristus yang bangkit! Lapide menyimpulkan bahwa tidak ada penglihatan atau halusinasi yang mampu menyebabkan transformasi revolusioner seperti itu.”

Saudara-saudari,

Bagi Petrus, Paulus, dan pengkhotbah lain khotbahkan di gereja mula-mula, bukan hanya kematian Yesus di kayu salib, tetapi justru kebangkitan-Nya dari kematian yang merupakan inti dari berita Injil.

Dalam khotbahnya pada Hari Pentakosta, Petrus memimpin orang banyak menuju klimaks yang dramatis dari pidatonya, dia berkata:

"Tetapi Allah membangkitkan Dia (Kristus) dari kematian dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu (Kisah para rasul 2:24)".

Inilah juga yang dikatakan oleh Paulus dalam Roma 8:11a: ‘Dan Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus  dari antara orang mati, diam di antara kamu’.  Dengan kata lain, kekuatan yang sama, Roh yang sama yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati,  hidup juga di dalam kita! Inilah alasan mengapa Petrus dan murid-murid lainnya bangkit untuk mengabarkan Injil Kristus.

Itu adalah janji Paskah! Kekuatan yang sama yang menghidupkan Yesus, hidup juga di dalam kita, artinya bahwa kita mempunyai kekuatan untuk menjalani perubahan hidup! Bahwa kita mempunyai kekuatan untuk bangkit. Tidak ada yang dapat mengalahkan Roh Yesus yang tinggal di dalam diri saudara dan saya!

Jemaat Tuhan Yesus Kristus,

Marilah kita memberikan perhatian terhadap flyer Paskah 2022, yang dibuat oleh Keshya, seorang mahasiswi Indonesia dari regio Rijswijk-Den Haag.

Apa yang saudara lihat atau perhatikan dalam flyer ini?

Saya melihat tangan yang terangkat di udara dengan sedikit awan di latar belakang. Disini saya juga melihat kata-kata: Kita pun bangkit! Mengapa tidak tertera, aku pun bangkit, tetapi kita pun bangkit!

Waarom dit thema? We weten dat het gevolg van de pandemie nog steeds voelbaar is. Corona veroorzaakte eenzaamheid, veel verdriet en ontberingen, lichamelijk leed, relatie- en economische moeilijkheden. Ook is er na corona oorlog tussen Russia en Oekraïne en de situatie tussen Israël en Palestina is verslechterd geworden. 

In dit thema proef ik het verlangen om juist met Pasen, na deze Pandemie, op te staan, je leven opnieuw in te richten, opnieuw te beginnen. Waar moeten we beginnen?

Saudara-saudari,

Marilah kita tenang sejenak dalam hidup kita. Apa keadaan kita saat ini?

Apakah saudara sedang putus asa dan mudah menyerah? Apakah saudara hilang pengharapan karena  tekanan hidup yang semakin berat? Apakah masih sulit untuk memberi tempat dalam hati dan hidup bagi orang yang dikasihi, yang telah kembali kepada Bapa di sorga? Apakah saudara sedang ada masalah dalam pekerjaan? Apakah anggota keluarga sakit atau saudara sendiri sakit? Apakah saudara mengalami masalah keuangan karena semua saat ini serba mahal? Apakah saudara mengalami masalah dengan tempat tinggal? Apakah saudara ada masalah dengan studi dan sepertinya menghadapi jalan buntu? Apakah saudara merasa Tuhan tidak sanggup melakukan perkara besar dalam hidup saudara? Apakah saudara menjadi kecil hati atau putus asa?

Batu sebesar apapun yang menghalangi saudara untuk bisa bangkit, percayalah bahwa Allah sanggup melakukan itu. Tidak ada yang tidak mungkin Allah lakukan. Tinggalkan segala perasaan-perasaan yang membuat kita tidak berdaya dan datanglah kepada Allah. Ia menanti kita semua dan Roh-Nya ada pada kita sehingga Ia mampu membuat kita bangkit.

Pintu gereja telah terbuka. Mari kita begerak untuk pergi ke gereja, bangkit untuk memulai kembali, meneruskan tugas dan tanggung jawab pelayanan Allah. Kita melakukan ini bukan dengan kekuatan sendiri tetapi dengan kekuatan dari Tuhan Yesus yang ada di dalam kita.  

Marilah kita pergi ke Galilea kita; ke rumah tangga kita, lingkungan, persekutuan jemaat kita dan di sana kita akan melihat dan berjumpa dengan Yesus. Bahkan Dia mendahului kita. Kita tidak harus berjalan sendiri sendirian untuk bisa bangkit. Dia membuka jalan bagi kita dan Dia menunggu kita. Tuhan Yesus yang bangkit berkuasa membangkitkan kita anak-anak-Nya. Haleluya! Selamat merayakan hari-hari Paskah 2022!

Amin.