Saudara-saudari jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Pertama-tama ijinkan saya menyalami saudara sekalian: ‘selamat merayakan Hari Natal, kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, Anak Allah di tahun 2021’.

Walaupun seluruh dunia ada di dalam situasi tidak menentu saat ini karena pandemi Covid, kita bersyukur kepada Tuhan karena kita dapat beribadah di minggu terakhir tahun 2021 ini dan sekaligus merayakan Natal regio Rijswijk-Den Haag dalam ibadah online saat ini.

Allereerst sta mij u allen te begroeten: ‘Vrolijk kerstfeest, de geboorte van onze Heer Jezus Christus, de Zoon van God in 2021'.

Kita juga bersyukur bisa menikmati drama-drama menarik dari saudara-saudara kita dari regio Rijswijk-Den Haag. Mereka menjalaninya dengan baik! Mereka menggambarkan realitas kehidupan di tengah-tengah pandemi Covid-19 dengan tema-tema yang sangat aktual. Adegan yang membuat kita semua tertawa, sedih dan mungkin ada juga situasi yang kita alami sendiri.

Dari semua situasi yang telah digambarkan tadi dan yang kita alami sendiri, saya bisa bayangkan bahwa kita menjadi takut, bimbang, tidak bersemangat, hilang perngharapan dan bergumul dengan iman karena segala keterbatasan yang kita harus jalani. Kita bertanya: ‘Kapan semua ini akan berakhir’?  Pertanyaannya sekarang bagaimana kita melihat semua realitas hidup yang sulit ini dalam terang tema Natal hari ini: ‘Kelahiran Yesus membawa Harapan’.

Saudara-saudara,

Kisah kelahiran Yesus dalam injil Lukas yang kita baca hari ini pasti mempunyai makna yang berharga, yang telah dibacakan, direnungkan dan dikhotbahkan selama hampir dua puluh abad. Apa yang menarik dari cerita ini?

Ini adalah kisah tentang orang-orang yang harus melakukan perjalanan, tidak secara sukarela, tetapi mereka ditentukan untuk melakukannya. Ini berhubungan dengan sensus penduduk yang ditetapkan oleh seorang kaisar untuk mempertahankan kendali atas rakyatnya.

Demikianlah Yusuf dan Maria tunangannya yang sedang hamil besar ada dalam perjalanan ke tempat tinggal keluarga Yusuf. Dia harus mendaftar di sana karena kaisar telah memutuskan untuk sensus. Mereka tiba di Betlehem, tetapi mereka tidak sendirian di sana. Disana semua tempat penuh dan hiruk pikuk. Tidak ada lagi tempat dan mereka tinggal di sebuah kandang dan di sanalah Maria melahirkan.

Penginjil Lukas yang menceritakan kisah lama ini, ingin membuka mata dan telinga para pendengar dan pembacanya terhadap sejarah lain, bukan lagi sejarah dari rakyat jelata atau mereka yang berkuasa, seperti kaisar, tetapi sejarah Allah untuk dunia ini. Dan dia ingin membangkitkan harapan baru bahwa segala sesuatunya benar-benar dapat berubah. Allah mencatat sejarah-Nya lebih dari sejarah manusia, besar dan kecil.

Kaisar menunjukan kekuasaanya dan mengira bahwa dia akan memegang kendali yang lebih besar lagi atas kerajaan dan rakyatnya, tetapi dia salah: aturan itu mempunyai tujuan yang sama sekali berbeda, yaitu keselamatan dan pembebasan melalui kedatangan Dia Yang Diurapi Allah. Yang penting bagi Lukas yaitu tindakan kaisar ini membuat nubuat lama menjadi kenyataan: Mesias telah lahir di Betlehem, kota Daud.

Berita kelahiran seorang Anak yang telah lahir di Betlehem, pertama-tama bagi para gembala yang menjaga ternak mereka di padang pada malam hari. “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Seorang Juruselamat, seorang Penebus. Segala penindasan dan kesengsaraan telah nampak di depan mata dan akan berakhir. Ini adalah penggenapan janji akan kedatangan Dia Yang diurapi Allah, yang disampaikan oleh pada nabi.  Bencana dan ketidakadilan, kekerasan, penindasan dan keputusasaan, bahkan penyakit dan kematian, suatu hari akan berakhir. Allah akan datang ke bumi untuk memperbaiki dan melakukan keadilan, untuk memulihkan dan memperbarui. Bumi akan menjadi seperti yang Allah kehendaki.

Pembebas, Juruselamat, Penyembuh manusia dan segala sesuatu, Dia bukan lagi hanya sebuah janji, Dia telah memasuki keberadaan kita. Kerinduan yang lama, dan tertanam dalam hati banyak orang, kembali hidup. Tidak heran kalau paduan suara malaikat surgawi secara spontan mengangkat pujian: ‘Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi diantara manusia yang berkenan kepada-Nya.’

Saudara-saudari,

Inilah saudara-saudari penggenapan janji Allah yang berabad-abad sebelumnya, telah dinubuatkan tentang kelahiran seorang anak  dan dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Itu adalah hari-hari kelam di mana nabi Yesaya hidup, jauh sebelum Yesus lahir. Kerajaan kecil Yehuda telah dikuasai oleh kekuatan dunia yang besar, Babel, banyak penduduk dari desa dan kota telah dideportasi.

Dia menubuatkan tentang kelahiran seorang Anak: ‘Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia kan menamakan Dia Imanuel’ (Yes.7:14). Bacaan lainnya: ‘Sebab seorang Anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita, lambang pemerintahan ada di atas bahunya dan Namanya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai’(Yes.9:5).

Dalam teks-teks ini muncul makna Natal ke permukaan: Allah memenuhi janji-Nya dengan cara menjadi manusia; Dia tidak meninggalkan umat-Nya, Dia sampai pada titik meninggalkan keilahian-Nya. Dengan cara ini, Allah menunjukkan kesetiaan-Nya dan memulai Kerajaan baru, yang memberikan harapan baru bagi umat manusia. Dan harapan ini terdiri dari hal apa saja? Hidup abadi.

Dalam Anak ini mereka melihat pemenuhan janji dan harapan bahwa keselamatan Allah akhirnya datang untuk mereka masing-masing. Barang siapa yang percaya pada kepastiannya sendiri, terutama dalam hal materi, tidak mengharapkan keselamatan dari Allah. Mari kita perhatikan hal berikut ini: kepastian kita tidak akan menyelamatkan kita; satu-satunya kepastian yang menyelamatkan kita adalah harapan kepada dan di dalam Allah.

Saudara-saudari,

Ketika kita berbicara tentang harapan, maka seringkali kita menunjuk kepada sesuatu yang tidak ada dalam jangkauan kuasa manusia dan yang tidak kelihatan. Memang demikian, apa yang kita harapkan melebihi kekuatan dan pandangan kita. Tetapi Natal Kristus, yang berisi penebusan, menyampaikan kepada kita tentang harapan yang lain, yang bisa dipercaya, kelihatan dan harapan yang dapat dimengerti, karena dasarnya ada di dalam Allah dan hanya di dalam Dia.

Saudara-saudari,

Paulus menegaskan bahwa sumber dari segala harapan adalah Allah dalam kasih-Nya dalam 2 Tesalonika 2:16-17. Allah mengasihi kita. Itulah sebabnya Dia memberi kita “penghiburan terus menerus dan harapan baik, oleh karena anugerah.” Jangan pernah lupa, saudara-saudara, bahwa kekuatan tertinggi yang berdiri di belakang alam semesta adalah kasih Allah. Allah adalah Bapa, dan jika kita mengenal Allah sebagai Bapa, maka kita memiliki harapan ini. Dengan harapan datang penghiburan yang melampaui waktu. Harapan kita, prospek kita, hal-hal yang kita nikmati, semuanya tidak terbatas pada kerangka waktu yang singkat ini.

Jadi untuk seorang kristen, harapan berarti kepastian bahwa ia ada dalam perjalanan bersama Kristus menuju Bapa yang menunggu kita. Harapan yang diberikan oleh Anak di Betlehem, memberikan kita tujuan, tujuan akhir di saat sekarang ini, penebusan umat manusia, keselamatan bagi siapa yang percaya kepada Allah yang Maha murah.

Saudara-saudari kekasih Tuhan,

Sebagaimana Allah pernah berfirman: Terang, maka terang itu jadi, demikian pula Dia berbicara lagi sekarang dalam kelahiran Anak ini, dan dengan demikian berkata kepada kita semua: Dunia yang penuh kuasa, ketidakadilan, dan kekerasan yang ada ini, tidak akan bisa selamat; Aku datang untuk menyelamatkannya dari kesusahan dan rasa bersalah dan kematian.

Semua hal yang membuat manusia terbeban dan mengeluh, yang sakit dan tidak berdaya, ang bersalah seorang terhadap yang lain, yang penuh kekurangan, semua hal ini tidak akan tetap ada; semua hal yang juga membuat saudara tidak berdaya dan putus asa. Semua itu bukan kata terakhir dan tidak selamanya seperti itu.

Pengharapan Kristiani mengungkapkan dirinya dalam pujian dan ucapan syukur kepada Allah, yang telah memperkenalkan Kerajaan kasih, keadilan dan kedamaian-Nya. Sumber pengharapan Kristen adalah Alkitab dan mencegah kita untuk jatuh ke dalam kesuraman dan sinisme. Saat ini, sebagai orang percaya, kita tidak boleh mengecilkan hati tetapi saling mendorong. Jangan demotivasi tapi memotivasi dengan cerita-cerita penuh harapan.

Saudara-saudari,

Kelahiran Yesus membawa harapan. Apakah itu cukup kuat untuk menginspirasi kita hari ini dan hari mendatang dan memberi kita keberanian, semangat dan kekuatan untuk bertahan di tengah-tengah pandemi ini? Bisakah kita membangun iman kita di atasnya?

Gereja tidak hanya hidup dari Natal, tetapi juga akan merayakan Paskah dan Pentakosta. Juruselamat dunia menaklukkan sengat maut dan bangkit sebagai janji bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Roh-Nya akan menginspirasikan orang-orang untuk mengikuti Dia, memberitakan Firman-Nya dan menjalankannya. Dan dengan jatuh bangun, terkadang dengan keyakinan penuh, kemudian mencari lagi dan menjadi ragu-ragu, kita memperoleh pengalaman: di dalam Yesus Kristus Allah sendiri masuk ke dalam keberadaan hidup kita;

Jika terowongan korona tampaknya lebih panjang dari yang diharapkan, kita boleh tahu bahwa terowongan ini tidak terbatas. Jika saudara kesepian, jika saudara karena lockdown merasakan impact dalam pekerjaan, relasi, studi, keuangan, psychis atau jika saudara sakit, ketahuilah bahwa ada cahaya di ujung terowongan, meskipun kita mungkin harus menunggu sedikit lebih lama. Ketahuilah bahwa dalam situasi sulit apapun itu, kita tidak sendiri, kita tidak berjalan sendiri; Hij berjalan bersama kita, di dalam dan melalui semua hal, Allah adalah Immanuel, Allah menyertai kita. Selalu ada harapan kekal karena Seorang Anak telah lahir untuk kita dan Ia memberikan harapan! Selamat hari Natal dan tahun baru 2022 dengan banyak harapan bagi tiap-tiap orang!.

Amin.