Yohanes 13:34-35 en 2 Korintus 8:1-9
Saudara-saudari, jemaat yang dikasihi dan mengasihi Allah,
1.
Tanggal 14 februari pada waktu dulu adalah hari dimana saudara mengambil kesempatan untuk menyampaikan perasaan suka/cinta secara anonim kepada orang yang saudara cintai. Siapa yang mendapat surat atau bunga harus menerka siapa pengirimnya.
Sekarang ini adalah hari Kasih Sayang yang umum, dimana saudara mengatakan kepada orang yang dicintai, betapa besar saudara mencintainya, atau kepada sahabat karib bahwa dia sangat baik. Ini adalah kasih secara umum dan setiap orang melakukannya.
2.
Hari ini kita akan kembali merenungkan bagaimana kita memberikan bentuk dan isi dari perintah baru yang Yesus berikan kepada kita dalam Injil Yohannes: ‘Supaya kamu saling mengasihi’. Juga kita belajar tentang bahasa kasih dalam hal memberi berkaitan dengan Persembahan syukur untuk gereja setiap bulan. Kita melihat terlebih dahulu apa yang Yesus lakukan dan katakan.
Yesus memberikan contoh bagaimana harus mengasihi dengan mencuci kaki murid-murid-Nya dan Ia mengasihi sampai pada akhirnya.
Yesus tidak meminta hal ini kepada setiap orang tetapi ia meminta anak-anak-Nya untuk saling mengasihi karena kasih adalah hal terpenting dalam jemaat Kristus.
Mengapa Yesus menyebutkan sebuah perintah baru? Bukankah perintah ini juga ada dalam Perjanjian Lama?
Saudara-saudari,
Memang, ini bukanlah perintah yang sama sekali baru, tetapi itu hal baru dalam hal-hal tertentu. Dalam Perjanjian Lama tertulis: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Imamat 19:18)”. Kata-kata ini terdapat juga dalam Mat.22:39b, tetapi disini berhubungan dengan kasih seorang akan yang lain sebagai murid-murid Jezus’.
Karena kasih yang tulus dan cara bagaimana saudara saling memperlaku-kan, dalam bergaul satu sama lain, apa yang dilakukan satu sama lain. Kasih yang nampak jika saudara mencari yang baik untuk dari diri sesame, jika saudara saling mengampuni, jika saudara saling mencari, juga pada saat salah seorang dari saudara jatuh ke dalam dosa!’. Inilah yang Yesus maksudkan.
3.
Selanjutnya Yesus katakan: ‘Kamu harus saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu’.
Yesus tidak hanya memberikan perintah, tetapi juga memberitahukan sejauh mana kasih itu harus diupayakan sama seperti Ia telah mengasihi kita!’.
Ini tentu lebih dalam lagi pemahaman-nya. Karena sangat banyak hal yang Tuhan Yesus telah lakukan untuk mengasihi anak-anak-Nya. Yesus memiliki kehormatan, kemuliaan, Ia disembah oleh malaikat-malaikat di sorga. Ia adalah Anak Allah, yang berkenan kepada Bapa-Nya yang kekal. Berarti IA berbagi dalam kepenuhan kasih Allah. Ia kaya tetapi menjadi miskin.
IA meninggalkan sorga, datang dalam kontradiksi di palungan di Betlehem. IA menjadi miskin, datang ke dalam dunia, atmosfer kebencian ada disekitarnya, menderita, merendahkan diri-Nya sendiri, menjadi hamba. Sebagai Perantara di bawah beban kuasa dosa. Dilihat sebagai orang berdosa, dan akhirnya ditinggalkan oleh Allah dan manusia. Mengapa IA melakukan hal ini?
Supaya saudara dan saya menjadi kaya karena kemiskinan-Nya (2 Korintus 8:9). Kaya dalam kemurahan hati untuk mengasihi dan berbagi kasih itu. Ini adalah dasar theologis dalam hal memberi dalam kasih dan karena anugerah di dalam Kristus. Yesus
4.
Saudara-saudara kekasih Kristus,
Kita kembali kepada panggilan untuk saling mengasihi. Hal terpenting yang dapat dikatakan sebagai jemaat Kristus adalah, bahwa ada kasih.
Mengasihi itu tidak terjadi dengan sendirinya. Kita seringkali tidak berhasil dalam hal ini. Kita perhatikan bahwa kasih itu kadang-kadang terasa jauh. Kita alami dalam diri orang lain dan diri kita sendiri bahwa kita ambil jarak dalam bergaul, tidak menyukai satu sama lain, cemburu, marah dan terluka. Terkadang juga tidak ada kasih di gereja. Jadi, saling mengasihi tidak terjadi dengan sendirinya. Kita harus belajar dan terus menerus melatih diri dalam hal mengasihi. Apa yang pertama-tama harus kita lakukan untuk menjawab panggilan ini?
Saudara-saudari,
Sebelum kita dapat saling mengasihi, haruslah kita sendiri sadari dan alami bahwa kita dikasihi. Karena barang siapa tidak merasa bahwa ia dikasihi, sulit untuk bisa mengasihi orang lain dan diri sendiri.
Mengasihi dimulai dari mengalami anugerah: bahwa Allah dalam Yesus Kristus telah mengasihi kita dengan kasih setia-Nya yang tidak berkesudahan.
Yesus mengatakan disini ‘Kamu harus saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu’. Dengan demikian Yesus menunjuk satu sumber yang ada di luar diri kita; kita mengasihi dengan kasih yang kita terima dari Allah. Dari diri kita dan kekuatan kita sendiri, kita tidak mampu melakukannya. Mungkin akan berhasil tetapi saudara tidak bisa bertahan lama.
Karena itu dalam jemaat Kristus sangat penting bagi kita untuk selalu mendengar dan merasakan kembali bahwa kita adalah anak-anak yang dikasihi Bapa. Mengasihi dimulai dengan mengalami anugerah Allah. Hanya ketika perkataan Yesus yang terkenal dalam Yohanes 3:16 telah benar-benar tertanam dalam hati dan kehidupan kita barulah kita dapat bertumbuh dalam memberi kasih-agape.
5.
Saudara-saudari,
‘Kita harus saling mengasihi’. Panggilan ini harus mendapat bentuk dan isi dalam hidup berjemaat dan pendeta Jos Douma melihat 5 bahasa kasih dari Garry Chapman sebagai jalan masuk untuk membicarakannya secara praktis dalam jemaat Kristus. Lima bahasa kasih ini adalah:
1. Saling menghargai dengan kata-kata yang positief dan menguatkan. Secara sadar belajar memberikan kompliment, saling berkomunikasi secara positip. Dengan demikian maka kasih Kristus semakin mewarnai hidup berjemaat.
2. Saling memberikan waktu dan perhatian
Menunjukan perhatian terhadap apa yang dilakukan saudara-saudari kita. Memberikan perhatian untuk kisah masing-masing, mengambil waktu melalui kunjungan jemaat atau menelepon. Justru dalam waktu ini penting dan saya yakin saudara telah melakukannya dan akan tetap lakukan.
3. Saling menyentuh
Lebih dari sebelumnya, sejak tahun lalu kita merindukan kehangatan orang-orang yang ada di sekitar kita: jabat tangan saat bertemu, pelukan, ciuman, canda tawa, tepukan di bahu. Kita berharap dapat lagi melakukan ini setelah corona lewat.
4. Saling melayani
Yesus mengatakan dalam Markus 10:45a: ‘Anak manusia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani’. Dalam Kristus kita belajar tentang Tuhan sebagai Allah yang melayani dan saya dapat katakan bahwa GKIN juga terpanggil menjadi jemaat yang melayani, dimana anggota jemaat saling mengasihi dan melayani bukan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan (1 Yoh.3:18).
Kita mengingat prakarsa yang baik dari KDM dalam masa corona ini, dengan proyek ‘dari jemaat untuk jemaat’ dan juga proyek Adopsi Desa-desa.
Kita melihat bahwa ada banyak orang yang memberikan diri ikut dalam pelayanan jemaat, komisi, kelompok kerja, dan lain-lain. Ini adalah bahasa kasih Allah dan dengan demikian membangun dan mengecap kebaikan Allah melalui pelayanan bersama.
5. Saling memberi hadiah
Saudara-saudari,
Allah memberikan kita banyak hal: Anugerah-Nya, Roh-Nya, penjagaan-Nya stiap hari, hidup. Dan salah satu cirikhasnya adalah bahwa IA adalah Allah yang memberi dan Allah yang memberkati, sejak dari penciptaan. Ia kaya tetapi memilih unutk menjadi miskin agar kita menjadi kaya dalam kemurahan hati.
Contoh praktis yang kita berikan sebagai tanda cinta kepada Alah adlah memberi bunga untuk ibadah di gereja, atau untuk orang sakit atau yang berbahagia, anak-anak Sekolah Minggu memberikan hadiah pada saat hari Ayah, hari ibu, hari Kasih Sayang, Alkitab sebagai kado pernikahan, sumbangan makanan setiap hari minggu sebelum dan semoga juga sesudah corona ini.
Disamping itu juga kita belajar melihat bahwa memberi uang persembahan dan MKO adalah bentuk Bahasa kasih karena kita telah mengenal dan mengalami anugerah Allah dalam Kristus.
Sama seperti jemaat di Makedonia yang dalam pergumulan berat dan kemiskinan tetapi bersukacita dan memberi lebih dari yang diharapkan rasul Paulus. Mereka bahkan meminta sendiri kepada Paulus untuk ikut dalam pemberian ini.
Pemberian mereka bukan hanya ‘membuktikan’ kesungguhan para pemberi, melainkan dapat ‘membuktikan’’ pula kekayaan anugerah yang telah mereka terima (8:1). Pola pemberian yang disampaikan Paulus berjalan menurut pola kasih yang berasal dari anugerah Allah.
Dalam memberi ini Allah adalah Subject dari segala kegiatan gereja, yang telah dimulai-Nya dengan anugerah.
Ini adalah 5 bahasa kasih untuk saling mengasihi sama seperti Kristus telah mengasihi kita.
6.
Saudara-saudari,
Sebagai gereja, kita sungguh bersyukur melihat bagaimana cara Allah bekerja dalam kehidupan jemaatnya di saat-saat corona ini. Hal ini jelas dalam pemberian yang saudara berikan melalui MKO, KDM di tahun 2020.
Hal ini membuat kami dalam rapat Moderamen dan Ministerium, dan saya yakin DM sendiri juga, menyadari betapa besar kasih dan anugerah Allah untuk gereja-Nya. Menyadari bahwa kita adalah persekutuan jemaat yang saling melayani. Kita saling menguatkan, membantu dan melayani seorang akan yang lain. Itulah detak jantung keberadaan kita sebagai gereja dalam pelayanan, persekutuan dan kesaksian.
Dan kami percaya bahwa saudara semua mengenal dan mengalami anugerah Allah dan karena kekuatan dari Allah saudara memberi dari apa yang saudara miliki untuk membantu pelayanan gereja. Saya yakin, saudara memberi bukan karena kewajiban tetapi karena anugerah dan kemurahan hati. Dengan pemberian saudara maka gereja akan tetap ada.
7.
Saudara-saudari kekasih Tuhan kita Yesus Kristus,
Perintah Yesus untuk saling mengasihi, meminta sebuah kesadaran yang perlu fokus, latihan dan juga pengajaran Alkitab; bukan hanya kebenaran yang dipelajari tetapi kasih juga perlu untuk terus menerus dipelajari, kasih dari Allah, kasih dari Kristus.
Marilah kita membuat hari ini istimewa, dengan memperlihatkan kasih kita kepada Tuhan dan sesama, untuk pekerjaan-Nya, untuk masa depan-Nya karena kita kaya melalui kemurahan kasih dan anugerah-Nya.
Amin