Pembacaan Alkitab: Markus 10:28-31
Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,
Dalam sebuah percakapan dengan seorang bapak yang cukup sering datang ke gereja, saya bertanya, apakah ia sudah memikirkan untuk menjadi anggota gereja. Lalu bapak ini menjawab, “Apa keuntungannya kalau saya menjadi anggota gereja?” Suatu jawaban yang wajar bukan? Saat ini banyak organisasi, perkumpulan atau usaha bisnis yang menawarkan orang untuk menjadi anggota atau member.
Dengan menjadi member, tentu kita akan menerima banyak keuntungan yang ditawarkan seperti potongan harga, bonus, mendapat fasilitas khusus, dan lain sebagainya. Bahkan saya mendengar pernah ada sebuah gereja yang menjanjikan macam-macam discount di beberapa tempat kalau mereka mau menjadi anggota gereja tersebut.
Sangat menarik kalau Petrus di dalam perikop kita, bermaksud untuk menanyakan hal yang hampir sama, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!”. (Ayat 28). Dalam kisah yang sama menurut versi Injil Matius, ada tambahan kalimat “Jadi apakah yang akan kami peroleh?” (Mat 19:27). Dengan lain perkataan, Petrus mau mengatakan, “Kami sudah rela meninggalkan semua untuk mengikut Engkau, lalu apa upah atau yang akan kami peroleh sebagai gantinya?”
Kita bisa mengerti, mengapa Petrus menanyakan hal ini. Karena Petrus dan para murid yang lain, telah meninggalkan mata pencarian dan juga keluarga mereka, demi mengikut Tuhan Yesus. Tentu wajar kalau mereka mengharapkan sesuatu kembali dari Yesus. Seperti respon sang bapak dari cerita di atas tadi, kita pun mungkin bertanya-tanya dan ingin tahu, apa yang kita peroleh kalau mengikut Yesus?
Sdr-sdr, jawaban yang diberikan Tuhan Yesus dalam ayat 29-30, sangat dalam sekali maknanya. Yesus akan memberi “upah”, yang justru tidak dapat diberikan oleh siapa pun di dunia ini, termasuk oleh “majikan atau bos” kita saat ini. “Upah” yang Yesus janjikan kepada para pengikut-Nya, jauh lebih berharga dari sekedar uang atau materi. Dari perkataan-perkataan Yesus di kitab Injil, kita tahu bahwa Ia tidak pernah mengumbar janji agar orang-orang tertarik untuk mau mengikut Dia.
Bagi mereka yang ingin mengikut Yesus dengan motivasi hanya mengharapkan berkat-berkat secara materi tentu akan kecewa karena Yesus menekankan bahwa Ia sendiri tidak punya banyak harta. Dalam Lukas 9:58 dikatakan, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya”.
Lalu kepada seorang muda yang kaya dan hatinya sangat melekat pada harta, Yesus meminta dia untuk menjual hartanya dan mengikut Dia (Mark 10:21). Di bagian lain, kepada orang-orang yang hatinya sangat terikat dengan keluarga, Yesus justru menantang mereka untuk meninggalkan keluarga mereka. Bahkan Yesus pernah mengingatkan kemungkinan bahwa sebagai akibat mengikut Dia, mereka akan dibenci oleh banyak orang, termasuk oleh sanak keluarga sendiri (Matius 10:16-42).
Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,
Jadi pada intinya, ternyata hal mengikut Yesus itu tidak mudah melainkan sangat sulit. Tidak aneh, jika para murid ketika mendengar penjelasan Yesus mengenai konsekuensi yang begitu berat untuk mengikut Yesus, menjadi bingung dan bertanya-tanya. Dalam Markus 10:24, dikatakan “Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu…”
Namun demikian agaknya Petrus merasa yakin bahwa bahwa dia sudah siap dengan segala konsekuensinya. Apa yang Yesus tuntut dari orang muda yang kaya, untuk menjual hartanya dan mengikut Dia, sudah dilakukannya dan juga para murid yang lainnya. Oleh sebab itu, Petrus dan para murid-Nya yang lain ingin tahu dan sekaligus mengharapkan kepastian, upah atau apa yang akan diperoleh dari Yesus?
Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,
Agar kita bisa lebih memahami jawaban Yesus mengenai pertanyaan Petrus ini, saya mengajak untuk mengingat kembali pada apa yang dikatakan dan disaksikan dalam Alkitab. Kisah dalam Alkitab, dapat dibagi menjadi 4 kisah atau cerita besar:
Kisah ke-1, yakni tentang “Penciptaan” bahwa dunia ini ada yang menciptakan. Kita yakin, Tuhan Allah lah yang menciptakan dunia ini dengan segala isinya, termasuk kita manusia. Manusia, dijadikan “ciptaan tertinggi” karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26). Karena Allah itu kekal maka kita sebagai gambar dan rupa-Nya juga diciptakan untuk kekekalan.
Kisah ke-2, yakni tentang ‘Kejatuhan”. Manusia, yang diberi kehendak bebas (free will) untuk memutuskan sendiri, ternyata memakai kehendak bebasnya itu, bukan untuk ketaatan kepada perkataan Allah, tetapi untuk melanggar kehendak Allah. Akibatnya, manusia jatuh dalam dosa. Dan upah dosa itu adalah maut (Roma 3:23). Artinya, kematian atau keterpisahan dengan Allah untuk selama-lamanya. Akibat dosa, tidak saja relasi antara Allah dengan manusia terputus, tetapi juga relasi manusia dengan dirinya, sesama dan alam semesta, terputus. Inilah keberadaan kita dan dunia ini, yang sudah jatuh dalam dosa.
Kisah ke-3, tentang “Penebusan” Ketika manusia jatuh dalam dosa dan tidak mampu untuk menyelamatkan diri dan membutuhkan seorang juruselamat maka Allah berinkarnasi menjadi manusia dalam diri Tuhan Yesus. Ia datang untuk menyelamatkan umat manusia dan dunia ini. Ia rela menderita dan mati di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia dan dunia ini. Oleh sebab itu, bagi kita keselamatan melalui Tuhan Yesus, merupakan pemberian atau anugrah Allah. Sesuatu yang sebetulnya, tidak layak untuk kita terima karena manusia sudah melanggar perintah-Nya, namun toch tetap diberikan. Mengapa? Karena kasih Allah yang begitu besar bagi kita, orang-orang berdosa.
Kisah ke-4, mengenai masa “Pemulihan”. Kedatangan Tuhan Yesus, tidak saja untuk menyelamatkan manusia dan dunia yang sudah jatuh dalam dosa, namun juga untuk memulihkannya. Karya pemulihan Allah bagi dunia ini sudah dimulai dengan kehadiran Tuhan Yesus. Tuhan Yesus selama hidup di dunia memperkenalkan dan memberitakan tentang hal “Kerajaan Surga”. Suatu keberadaan atau tatanan hidup baru di mana bukan manusia yang berkuasa atau memerintah, melainkan Allah sendiri. Dalam karya pemulihan bagi dunia ini, Tuhan Yesus mau mengikut-sertakan manusia. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus mengajak dan mengundang orang-orang untuk menjadi pengikut dan murid-Nya.
Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,
Melalui penjelasan di atas mengenai kisah atau cerita besar dalam Alkitab, kita bisa lebih mengerti jawaban yang diberikan Yesus dalam ayat 29-30. Jawaban Yesus itu, merupakan suatu janji dan jaminan. Coba perhatikan ayat 29 “Aku berkata kepadamu sesungguhnya…” (Truly, I say to you). Jawaban Yesus ini mencakup 3 hal:
1. Mengenai “pengembalian 100x lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang”. Apa artinya? Memang Petrus dan para murid yang lain, telah meninggalkan segalanya: rumah, keluarga dan juga mata pencahariannya. Namun ketika mereka memutuskan untuk mengikut Yesus maka mereka akan bergabung dan hidup bersama dalam keluarga yang lebih besar, yakni Keluarga Allah – yang 100x lipat lebih besar dari keluarga biasa. Gereja hadir atau dihadirkan Allah untuk juga berfungsi sebagai “Keluarga besar Allah”.
Ketika sesorang memutuskan untuk menerima Yesus, di baptis atau di sidi maka ia akan masuk dalam persekutuan orang-orang percaya atau gereja. Apa yang Yesus maksudkan ini, dimengerti dan dipraktekkan oleh Jemaat yang mula-mula. Kalau kita membaca Kisah Para Rasul 2:41-47 mengenai cara hidup gereja atau jemaat yang mula-mula. Mereka bersekutu dan mempelajari Firman Tuhan bersama. Bahkan dikatakan segala kepunyaan atau harta mereka adalah kepunyaan atau milik bersama (ayat 44-45) Inilah tantangan bagi gereja Tuhan masa kini. Apakah kita sungguh sudah mempraktekkan kehidupan bersama, sebagai suatu keluarga besar Allah yang saling berbagi, saling memperhatikan, mengasihi dan mengampuni?
Bergabung menjadi anggota keluarga besar Allah dan mempraktekkan kasih serta mempunyai persekutuan atau relasi yang baik dan indah, jauh lebih berharga dan bernilai dari hal materi - uang atau harta. Percuma kalau kita mempunyai banyak uang dan harta namun harus kehilangan relasi atau hubungan dengan sesama, apalagi dengan orang-orang yang dekat dan yang kita kasihi.
2. Mengenai “penganiayaan”. Bahwa mengikut Yesus ada “harga” yang harus dibayar. Konseksuensinya adalah menghadapi kesulitan dan perlu pengorbanan serta komitmen. Sungguh tidak mudah untuk tetap setia dalam mengikut Yesus. Dalam pelajaran kelas katekisasi, saya menanyakan kepada para peserta, apakah mereka sudah siap untuk mengikut Yesus? Selama kita hidup di dunia ini, sebagai pengikut atau murid Kristus, kita masih akan mengalami kesulitan, penderitaan bahkan yang lebih berat lagi seperti yang Yesus katakan dalam ayat 30, berbagai penganiayaan. Allah tidak berjanji bahwa kalau kita mengikut Dia maka semua jalan hidup kita lancar dan sesuai dengan keinginan atau kehendak kita. Tidak. Tetapi Ia berjanji untuk tetap ada bersama kita, baik dalam suka maupun duka. Dalam situasi apa pun!
3. Mengenai “hidup kekal”. Kalau kita tetap setia dalam mengikut Yesus, maka Ia menjanjikan kita akan hidup yang kekal. Dengan janji Yesus ini, tidak saja memberi “upah” bagi kita di dunia ini saja tetapi juga di dunia atau zaman yang akan datang. Kita yakin dan percaya, hidup kita sebagai pengikut atau murid Kristus ini ibarat suatu perjalanan yang sedang menuju kepada tujuan akhir yakni hidup selamanya bersama dengan Tuhan yang mengasihi kita.
Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,
Jadi, upah atau “keuntungan” yang dijanjikan bagi mereka yang mau mengikut Yesus bukanlah dalam arti sempit hanya materi tetapi merupakan suatu transformasi atau perubahan diri atau hidup. Dari “manusia lama” diubah menjadi “manusia baru”. Dari hidup bersama keluarga inti yang kecil menjadi bergabung dalam keluarga besar Allah. Dari kehidupan di dunia yang fana ini, menuju kepada kehidupan yang kekal, di surga.
Kita bersyukur dan bersukacita, jikalau selama masa pandemi ini, ada orang-orang, khususnya dari generasi muda yang memutuskan untuk menerima tawaran Allah untuk mengikut Dia. Bulan lalu melalui kebaktian online, kita menyaksikan pelayanan sidi bagi 8 orang-orang muda di regio Amstelveen. Dan hari ini, kita menyaksikan Kirsty Aura Wahyuwibowo, di hadapan Tuhan dan gereja-Nya, menyatakan diri untuk mengaku percaya pada Kristus dan bergabung dalam keluarga besar Allah.
Secara pribadi, saya sungguh bersukacita dapat mengikuti perkembangan hidup Kirsty. Saya tahu Kirsty sejak 13 tahun yang lalu, ketika kami datang untuk masa perkenalan di GKIN. Kita sudah mendengar kesaksian bagaimana Tuhan mengizinkan Kirsty, lahir di dunia ini. Sungguh suatu anugrah, tidak saja bagai Okto dan Lisa, tetapi juga bagi kita sekalian. Tuhan pasti punya rencana untuk kehadiran dan kehidupan Kirsty.
Kita bersyukur melalui asuhan dan didikan dari Okto dan Lisa, Kirsty boleh mengenal Kristus dan terus bertumbuh dewasa dalam iman. Kristy saat ini sudah aktif melayani sebagai pembimbing anak-anak (KND) dan tieners. Juga aktif dalam pelayanan media dan menjadi salah satu tim dari Online Landelijk Eredienst (OLE) regio RW-DH. Kepada Kirsty, selamat bergabung dalam keluarga besar Allah, khususnya di GKIN. Mari kita bersama-sama melaksanakan, tugas dan panggilan yang Tuhan percayakan kepada kita baik secara pribadi mau pun sebagai gereja-Nya.
Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,
Pada kebaktian ini juga, dua saudara kita Eric Noteboom dan Davied Hasibuan, secara resmi mengakhiri masa pelayanan mereka sebagai penatua. Kita bersyukur dan berterima kasih kalau Eric dan Davied boleh mengambil bagian dalam pelayanan di ladang Tuhan, khususnya di GKIN. Kiranya Tuhan memberkati kehidupan dan pelayanan mereka selanjutnya.
Kepada jemaat sekalian, marilah kita dalam menghadapi masa pandemi yang masih terus berlangsung dan tidak tahu kapan akan berakhir, lebih mendekatkan diri, menyerahkan dan sekaligus mengandalkan hidup kita hanya pada Tuhan. Kiranya masa pandemi ini, membuat kita sebagai pengikut dan murid Yesus, lebih bersungguh-sungguh, bersemangat dan kreaktif dalam melayani Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati kita.
AMIN.