Pembacaan Alkitab: Efeziers 6:10-13, 18
Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus,
Hari ini kita akan membicarakan tentang kuasa doa dalam pertempuran/perlawanan rohani dengan arahan pada kemenangan Yesus Kristus karena itulah inti dalam pertempuran rohani. Khotbah hari ini adalah kelanjutan khotbah dua minggu yang lalu tentang perlengkapan senjata rohani.
Sebelum kita melanjutkan khotbah ini, marilah kita menyegarkan ingatan kita tentang perlengkapan senjata rohani dengan melihat foto yang telah Anda lihat dua minggu yang lalu jika Anda mengikuti ibadah saat itu. Enam perlengkapan senjata rohani dalam Efezus 6:14-17 adalah:
Berikatpinggangkan kebenaran.
berbajuzirahkan keadilan.
Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
Perisai iman.
Ketopong keselamatan
Pedang Roh, yaitu Firman Allah
Ini adalah perlengkapan rohani melawan godaan iblis dalam bentuk pikiran atau perkataan negatif dari masa lalu yang muncul atau peristiwa yang terjadi saat itu. Paulus berkata: ‘Kenakanlah perlengkapan rohani ini’ supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan dalam persiapan tetap berdiri teguh.
Saudara-saudari kekasih Kristus, pemuda-pemudi,
Disamping enam perlengkapan senjata rohani ini, ada satu lagi senjata yang kuat dalam pertempuran melawan tipu muslihat iblis dan itu adalah doa.
Ini adalah senjata yang sangat kuat dan sangat diperlukan dalam segala perlengkapan senjata rohani. Jadi, kenakanlah ikat pinggang kebenaran dengan doa. Kenakanlah bajuzirah keadilan dengan doa, dan seterusnya.
Karena itu Paulus mengatakan dalam ayat 17-18: ‘Dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus’. Saya mempergunakan terjemahan NBG Nederlands Bijbel Genootschap, 1951 dan saya memilih terjemahan ini karena ada kata-kata yang kuat dibandingkan dengan NBV, Nederlandse Bijbel Vertaling. Marilah kita melihatnya satu per satu.
1. Terus menerus berdoa dan memohon atau ‘Tetaplah berdoa’ dalam 1 Tesalonika 5:7, artinya kita harus selalu berdoa dan tidak hanya pada waktu atau tempat yang tetap, tetapi sepanjang hari melalui doa-doa pendek yang dinaikkan kepada Allah dalam segala keadaan. Terkadang dalam diam Anda berseru kepada Allah, terkadang Anda berdiri diam dan memohon kekuatan-Nya dalam pikiran Anda.
Jadi apakah kita bebas atau sibuk, kuat atau lemah, apakah lingkungan kita nyaman atau sulit, kita dapat berdoa kepada Allah dan berkomunikasi dengan-Nya dalam hati dan pikiran kita.
Juga jika kita sibuk bekerja melakukan sesuatu dengan tangan kita, kita dapat tetap berdoa kepada Allah. Terkadang juga dalam perjalanan; di dalam bis, kereta atau saat menyertir mobil atau sepeda, kita selalu dapat berdoa kepada Allah, datang mendekat kepada-Nya dengan hati kita.
Berdoa dan memohon terus menerus tiada henti-hentinya kita belajar dari Yesus, Tuhan kita. Ia sangat setia dalam hal ini: justru pada saat ia sibuk, Ia mencari waktu untuk menyendiri dan untuk berdoa, untuk membangun hubungan dengan Bapa-Nya di sorga. Ia sendiri, sesudah baptisan-Nya dicobai oleh iblis dan karena itu Ia mengajar murid-murid-Nya dalam hal pengajaran tentang doa dengan berkata: Berjaga-jagalah dan berdoalah aga rkamu tidak jatuh ke dalam pencobaan. Ini adalah kata-kata Yesus yang kita dengar di taman Getsemani.
Mengapa kita harus berdoa terus menerus tanpa hentinya?
Berdoa tanpa hentinya dapat menjauhkan Anda dan saya dari godaan-godaan setan, agar kita tidak ditangkap oleh setan dan hidup jauh dari Allah. Karena semakin kita dekat dengan Allah, setan semakin kuat berusaha memisahkan kita dari Allah. Jadi berdoa terus menerus tanpa hentinya adalah cara yang efektif untuk jauh dari godaan setan. Dan memberikan iman dan kekuatan kepada kita untuk memenangkannya.
Salah satu contoh tentang hal ini dapat kita baca dalam Keluaran 17:8-16. Yosua mengadakan perlawanan melawan orang Amalek di lembah dan Musa berdoa di bukit dan mengangkat tangannya ke atas. Apabila Musa mengangkat tangannya , maka kemanangan ada pada orang Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, maka kemenangan ada pada orang Amalek. Untunglah Musa tidak sendirian. Ia didampingi oleh Harun dan Hur. Mereka menopang kedua tangan Musa supaya tetep terangkat dan Israel menang atas pertempuran di Rafidim itu seperti gambar berikut ini.
2. Berdoa dengan segala doa dan permohonan.
Hal kedua yang diingatkan oleh firman Tuhan kepada kita adalah berdoa dan memohon. Ada banyak dimensi dari doa: ucapan syukur, pujian dan penyembahan sampai kepada doa permohonan dan doa syafaat. Ucapan syukur adalah sikap dasar sebagai senjata yang kuat melawan setan. Apabila kita memuji Allah dan mengungkapkan hal-hal yang membuat kita bersyukur kepada-Nya, maka kita tidak memberikan kesempatan kepada iblis.
Permohonan adalah doa ketika Anda hanya dapat berseru: ‘O Tuhan, tolonglah aku’ dan selebihnya Anda tidak tahu harus berkata apa lagi. Ini murni keluhan kesulitan yang Anda sampaikan kepada Tuhan. Anda mengatakan segala hal yang membuat Anda tidak tenang kepada-Nya dan yang tidak dapat Anda selesaikan.
Atau ketika Anda dicobai untuk berbuat dosa, atau dalam hati Anda mempunyai perasaan marah kepada saudara Anda, suami atau isteri Anda – Anda akan menang jika Anda berhenti sejenak untuk berdoa terlebih dahulu: ‘Tuhan, aku tahu apa yang Engkau inginkan, tetapi tolonglah aku!’. Disini Anda tidak memberikan kesempatan kepada iblis, seperti sebuah film kristen dengan judul “War Room” yang memperlihatkan kita bagaimana seorang perempuan tua dalam pergumulan doanya membagi dan mengajar seorang perempuan muda untuk memenangkan masalah pernikahannya. Mungkin saudara pernah menonton film ini dan jika belum, dianjurkan untuk menontonya. Marilah kita melihat trailer dari film ini.
‘War Room’, Nederlandse ondertitel
https://www.youtube.com/watch?v=PpNpbpw8Nvc
Saudara-saudari,
Saya kira saudara setuju dengan saya jika saya katakan: ‘Aku tidak bisa melakukannya tanpa Tuhan’. Doa adalah satu-satunya cara yang dapat menyelamatkan Anda dari segala kesedihan dan kekuatiran dan dapat memberikan Anda sukacita dan kegembiraan. Melalui doa Anda mengalami ketenangan dan kedamaian. Mungkin persoalan Anda belum terselesaikan tetapi Anda dapat menerima segala kenyataan dan itu juga menunjukan betapa besar kuasa doa itu dalam hidup kita.
3. Berdoa dalam Roh
Paulus mengajar kita berdoa dan menaikan permohonan dalam Roh. Ini adalah doa yang diarahkan, diinspirasi dan didukung oleh Roh. Bahwa saat berdoa kita bergantung pada pimpinan Roh Kudus yang tinggal di dalam kita. Jika kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa, Roh sendiri datang membantu kita dalam kelemahan kita dan Roh itu berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (Roma 8:26).
Demikianlah Anda menerima kekuatan dan wawasan untuk melawan setan. Setan selalu mencoba membatasi kehidupan doa kita atau mencegah jawaban doa kita dengan cara berbisik dalam hati dan pikiran kita bahwa Tuhan tidak akan menjawab doa-doa kita. Karena itu kita harus selalu waspada dan berjaga-jaga. Mata kita harus tetap terbuka menghadapi pertempuran / perlawanan yang ada.
4. Berdoa dengan tekun
Saya tidak tahu apakah Anda memperhatikan dalan kehidupan Anda bahwa setan sangat senang dengan orang kristen yang lemah. Karena itu kita harus tekun berdoa untuk apa yang ada dalam hati kita, rumah tangga kita dan pekerjaan kita.
Minggu lalu kita mendengar khotbah pendeta J.Linandi tentang ‘Melihat dengan mata baru’, agar kita melihat juga pergumulan orang lain saat ini. Dan hari ini kita membawa kesulitan orang lain itu dalam doa kita. Dan kita melakukan itu bukan hanya sekali saja tetapi terus menerus dan dengan tekun.
Dan mungkin saja Anda berkata: ‘Aku telah melakukannya dan sampai saat ini tidak terjadi apa-apa. Apakah aku harus terus berdoa dan sampai kapan aku harus berdoa terus?’ Saudara-saudari, dalam doa kita kita juga bisa belajar dari Yesus dengan berkata: “Jadilah kehendakMu”. Serahkanlah segala sesuatu yang Anda minta dan mohonkan kepada Allah terjadi sesuai kehendak-Nya.
5. Berdoa untuk segala orang kudus
Akhirnya firman Tuhan memanggil kita untuk berdoa seorang akan yang lain / saling mendoakan, berdoa untuk mereka yang bergumul sama seperti kita. Hal ini membantu kita untuk membawa kesulitan orang lain kepada Allah, dengan percaya bahwa Ia tahu apa yang harus dilakukan. Jika kita berdoa untuk orang lain, maka hal ini akan membebaskan kita dari egoisme, yang sangat suka dilihat oleh iblis dan mengangkat kita di atas diri kita sendiri. Terkadang Anda juga tidak dapat berdoa dan Anda boleh mengetahui bahwa orang lain berdoa untuk Anda kepada Allah.
Dalam masa-masa corona ini kita semua belajar, tidak hanya pendeta, penatua tetapi juga anggota jemaat berdoa dengan sesama melalui telefoon, video whatsapp atau skype. Dan walaupun kita tidak bertemu secara fisik, hal ini memperkuat hubungan kita sebagai jemaat Tuhan. Ini kekuatan kuasa doa dan kita tidak memberikan kesempatan kepada iblis untuk memisahkan kita.
Saudara-saudari jemaat kekasih Kristus,
Kekuatan kuasa doa tidak ada pada kita tetapi ada pada tangan Allah. Kita hanya dapat merendahkan diri, tunduk kepada Allah dan membiarkan Allah mengendalikan kehidupan kita.
Marilah kita mengenakan perlengkapan senjata rohani dalam masa krisis ini dan terus menerus berdoa dan memohon kepada Allah. Karena doa mengajar kita untuk bertahan dan berdiri di atas segalanya, akrena doa mengajar kita kita bahwa yesus Kristus adalah Tuhan dan rencana-Nya tidak akan gagal. Di dalam Dia kita lebih dari orang-orang yang menang.
Amin.