Markus 6:30-34, 38-44
1. Dari hiruk-pikuk menuju ketenangan
Kita hidup di zaman yang sibuk dan penuh hiruk-pikuk. Hidup kita sehari-hari dibanjiri dengan berbagai informasi dan berita. Selain itu kita juga berpindah dari satu tugas ke tugas yang lain. Hidup kita jadi penuh dengan semua itu. Kalau anda bertanya kepada seseorang: ‘Apa kabar?’ Kemungkinan besar jawabannya: ‘Sibuk, sibuk, sibuk’. (Biasanya sampai 3 kali sibuknya).
Kita mungkin berpikir orang-orang di zaman Alkitab tidak pernah sibuk. Nelayan mencari ikan dengan tenang, petani menabur benih gandum dengan tenang, gembala menggembalakan domba-domba dengan tenang dari satu tempat ke tempat lain. Sangat mungkin bahwa dulu lebih tenang dibandingkan sekarang. Namun kadang orang zaman dulu juga bisa sibuk sekali! Markus mengungkapkan dengan jelas di ayat 31: ‘Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat.’
Di mana-mana penuh hiruk-pikuk. Padahal murid-murid baru kembali dari magang. Di bagian sebelumnya Markus menuliskan bahwa Yesus mengutus murid-muridNya berdua-dua. Ini
tentu pengalaman menegangkan bagi mereka. Untuk pertama kalinya mereka memberitakan Injil sendiri tanpa Yesus! Murid-murid pergi. Markus menulis di ayat 12-13: ‘Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.’ Apa yang dialami murid-murid tentu sangat menyentuh hati mereka. Mereka penuh cerita yang ingin mereka sampaikan kepada Yesus. Namun ketika mereka bertemu Yesus, di situ sudah ramai dengan orang yang datang dan pergi sehingga Yesus tidak dapat memberi perhatian kepada mereka. Karena itu Yesus berkata: ‘Ayo kita pergi ke tempat yang hening supaya kalian bisa beristirahat dan kita punya waktu bersama.’
Betapa kita ingin ketenangan kalau hidup kita begitu sibuk. Saya tidak tahu bagaimana dengan anda sekalian. Mungkin kesibukan anda biasa saja dan terkendali. Kalau demikian, anda orang yang terberkati. Ini berkaitan juga dengan fase hidup anda. Ada juga periode tertentu di mana anda sibuk dan periode lain di mana anda lebih tenang. Namun mungkin anda mengenali apa yang dialami murid-murid; bahwa anda sampai tidak punya waktu untuk makan. Sibuk, sibuk, sibuk!
Berbicara soal sibuk, sangatlah mencolok karakter bahasa Mandarin untuk ‘sibuk’ (busy/ máng). Saya sendiri tidak bisa bahasa Mandarin, namun saya baru-baru ini membacanya. Tahukah anda, karakter bahasa Mandarin untuk ‘sibuk’ terdiri dari 2 simbol yaitu ‘hati’ dan ‘kematian’. Hati menjadi mati. Jadi waspadalah kalau anda terus-menerus ‘sibuk, sibuk, sibuk’.
Hari ini Yesus berkata secara pribadi kepada anda: ‘AnakKu, mari datang kepadaKu dan beristirahatlah.’ Busur panah tidak bisa terus menerus tegang. Tidak ada yang diuntungkan kalau engkau roboh karena semua pekerjaanmu. Karena itu tiap minggu ada hari perhentian, hari Minggu. Waktu untuk beristirahat. Waktu untuk berjumpa dengan Tuhan di dalam ibadah. Melalui perjumpaan denganNya, Allah yang menciptakan kita ingin memberi damai dan ketenangan. Berikan diri anda apa yang Yesus ingin berikan: istirahat, waktu untuk mengambil nafas. Kalau Allah sendiri di kisah Penciptaan bekerja selama enam hari lalu beristirahat, maka kita juga perlu istirahat. Yesus berkata: ‘Mari datang kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu’.
Yesus melepaskan diri dari orang banyak. Bersama dengan murid-muridNya Ia naik perahu ke bagian lain dari Danau Galilea, ke bagian Timur Laut yang lebih sunyi. Namun orang banyak melihat Yesus berangkat dan mendahuluiNya. Ketika perahu Yesus mendarat, orang banyak sudah menungguNya.
Saya dapat membayangkan kejengkelan Yesus. ‘Bukankah sudah jelas bahwa Aku ingin istirahat bersama murid-muridKu’. Bukankah ini reaksi yang masuk akal? Namun bukan itu reaksi Yesus. Di ayat 34: ‘Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.’
Yesus melihat orang banyak dan Ia melihat kebutuhan mereka terdalam. Mereka seperti domba tak bergembala. Yesus adalah Gembala yang baik! Apakah Ia akan menolak mereka? Tidak! Tahukah anda ciri khas domba tanpa gembala? Kalau domba-domba kehilangan pandangan terhadap sang gembala, maka mereka akan resah dan gelisah. Yesus memberikan ketenangan.
2. Dari keresahan hati menuju ketenangan
Ketenangan adalah lawan kata dari hiruk-pikuk. Tadi kita bicarakan ini. Selain itu, ketenangan adalah lawan kata dari keresahan hati. Ini kita lihat di bagian kedua ini. Orang-orang yang mendatangi Yesus datang untuk mendengarNya. Ada keresahan hati dalam jiwa mereka. Rindu akan damai sejahtera. Mungkin saja inilah yang anda kenali ketika anda ingin ketenangan. Ada rasa lapar dalam batin anda. Ada kekosongan yang ingin dipenuhi. Rindu akan damai di hati.
Keresahan hati dapat disebabkan banyak faktor. Bisa saja karena beban yang ditaruh orang pada diri anda. Tekanan sosial. Tekanan untuk membuktikan diri. Tekanan untuk menunjukkan prestasi. Apalagi sekarang di zaman media sosial. Orang makin memperhitungkan apa yang orang pikirkan tentang dirinya. Bahkan ada remaja/pemuda yang stress karena media sosial. Mereka memasang berita, selfie, atau bermacam foto dan terus-menerus mengecek berapa likes yang mereka dapatkan dan apakah mereka mendapatkan lebih banyak followers/ pengikut. Mereka juga membandingkan apakah mereka dapat lebih banyak likes daripada sahabat mereka.
Henri Nouwen pernah berkhotbah di acara TV Hour of Power: ‘Siapakah aku?’ Banyak orang yang disibukkan dengan pertanyaan ini ‘Siapakah aku?’ dan mencoba mencari jawab dengan mengatakan: Aku adalah apa yang aku lakukan (pekerjaanku). Aku adalah apa yang aku miliki (harta bendaku). Aku adalah apa yang orang lain katakan tentangku (reputasiku). Namun jawaban ini semu. Kalau saya tidak lagi memiliki sesuatu, kalau saya tidak lagi mempunyai pekerjaan tertentu, kalau orang tidak berkata positif tentang saya, apakah saya bukan diri saya lagi? Jawaban Alkitabiah dari pertanyaan ‘Siapakah aku?’ ialah: ‘Aku adalah anak yang dikasihi Allah.’.Kalau kita menyadari ini dalam diri kita, maka kita memiliki ketenangan.
Keresahan di jiwa kita juga dapat disebabkan karena situasi atau keadaan yang kita hadapi.Contohnya krisis corona yang menjangkiti dunia ini dan menimbulkan banyak ketidakpastian.
Hari ini Yesus mengundang kita semua. Datanglah kepadaKu dan temukan ketenangan bagi jiwamu!Aku mengasihimu! Aku memeliharamu. Engkau aman bersamaKu. Aku memerintah dunia ini. Aku mempunyai rencana terbaik bagimu! Engkau adalah anak yang Kukasihi! Aku menerimamu dalam kasih. Untuk semua dosamu Aku tergantung di kayu salib. Untuk semua kesalahanmu Aku memberi hidupKu. Untuk semua kegagalanmu Aku telah mati. Dan … Aku bangkit. Suatu hidup yang baru! Engkaupun demikian. Hidupilah hidupmu yang baru bersamaKu! Percaya padaKu! Aku tidak membiarkanmu sendiri. Bukankah Aku telah berjanji: ‘Aku menyertai kamu senantiasasampai kepada akhir zaman!’ Senantiasa. Itu berarti juga di waktu kamu resah.’ Yesus memberi ketenangan di tengah keresahan hati!
3. Menemukan ketenangan bersama Gembala yang baik
Yesus adalah Gembala yang baik. Orang-orang pada waktu itu tidak usah lagi berjalan dengan jiwa yang resah. Mereka boleh duduk. Lihatlah ayat 39-40. ‘Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.‘
Yesus berkata: ‘Duduk tenang!’ Tentu saja Yesus tahu apa yang akan Ia lakukan. Bahwa Ia akan memecahkan dan membagikan roti. Namun Ia lakukan itu tidak seperti kalau kita memberi makan bebek. Kalau kita beri makan bebek, maka yang terjadi adalah kebisingan dan bebek-bebek saling berkelahi berebut makanan. Tidak. Yesus berkata: ‘Duduk tenang!’ Yesus mengambil waktu, maka kita juga perlu mengambil waktu.BersamaNya kita menemukan ketenangan! Ada keteraturan. Ada kedamaian.
Kita membaca juga: mereka semua duduk di atas rumput hijau. Ini berarti musim semi. Yohanes 6:4 mengatakan ‘Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat’. Markus memberi penekanan pada rumput hijau. Mengapa demikian? Tadi Markus sudah menulis bahwa orang-orang itu seperti domba tak bergembala. Di sini ada Sang Gembala dan Ia memberi domba-dombaNya rumput yang hijau. Mazmur 23 digenapi di sini: ‘TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang …’
Di padang yang berumput hijau itu orang-orang tidak duduk sendirian. Mereka duduk berkelompok terdiri dari seratus atau lima puluh orang. Seperti domba yang dikumpulkan menjadi satu kawanan, demikian juga pengikut Yesus bersekutu bersama. Yesus menyatukan kita sebagai jemaatNya. Seperti khotbah Pdt. Marla minggu lalu dengan tema: ‘Diciptakan untuk komunitas’.
Di mana Yesus memecahkan roti dan membagikan ikan, maka semua tercukupi. Dengan lima roti dan dua ikan sudah cukup untuk lima ribu orang. Bahkan sisanya ada 12 bakul penuh.
Hari ini Yesus mengundang saudara untuk menemukan ketenangan bersamaNya. Menemukan ketenangan karena kita sibuk penuh hiruk-pikuk atau karena hati kita resah dan gelisah.
Liburan musim panas telah dimulai di beberapa wilayah Belanda. Karena situasi yang ada mungkin banyak yang tidak pergi jauh. Walaupun demikian, cari ketenangan di periode liburan! Yesus mengakui pentingnya ketenangan dan istirahat. Adanya balans antara kerja dan istirahat adalah bagian penting dari hidup kita sebagai murid-murid Yesus. Turunkan ‘gigi persneling’ hidup anda. Pelan-pelan! Nikmatilah alam ciptaan Tuhan. Ambil waktu untuk berjalan santai di sekitar rumah anda. Amati baik-baik pohon yang rindang. Cium aroma wangi bunga. Dengarkan dengan intens kicauan burung. Kagumi bintang di malam hari. Baca buku yang bagus! Ambil waktu untuk hobi anda. Nikmati kebersamaan dengan orang yang anda kasihi. Ambil waktu bersama bermain permainan lama (seperti ludo, congklak). Dan yang paling penting ambil waktu untuk bersama -sama Yesus. Melalui doa dan FirmanNya. Nikmati kasih dan kehadiranNya dalam hidup anda. Yesus adalah Gembala yang baik. Ia memberikan damaiNya. Temukan ketenangan dalam Yesus!
Amin.