Yesaya 40:1-5; Yohanes 14:15-201
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
1. Kita berjalan semakin dekat menuju hari Jumat Agung dan Paskah. Biasanya dalam minggu-minggu ini, gereja-gereja di seluruh dunia, juga GKIN sibuk mempersiapkan segala sesuatu menyambut hari-hari besar gerejawi ini. Dan jika kita merenungkan bahwa pada hari-hari besar gerejawi ini kita tidak dapat berkumpul dalam rumah Allah bersama-sama untuk merayakannya, maka hal itu membuat hati kita juga sedih. Di samping itu kita juga tahu bahwa segala situasi yang terjadi di seputar virus corona membawa dampak bagi dunia, Eropa, Belanda. Ada banyak kesedihan, rasa sakit, ketegangan dan dukacita dalam banyak keluarga dan mungkin juga dalam kehidupan kita sendiri. Oleh karena itu kita mendengar kata-kata penghiburan dalam Alkitab: “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikianlah firman Allah-mu, “tenangkanlah hati Yerusalem”.
Kata pertama adalah ‘hiburkanlah’. Tetapi apa artinya kata ini?
Penghiburan berarti penguatan dalam kesedihan. Penghiburan dilakukan melalui kontak fisik: meletakkan tangan di bahu, berjabatan tangan, saling memeluk. Penghiburan adalah juga melakukan sesuatu bersama-sama, telinga yang mendengarkan, percakapan dari hati ke hati. Sayang sekali kita tidak dapat melakukan kontak fisik sekarang ini karena corona. Kita akan mengikuti apa arti ‘penghiburan’ dalam khotbah ini.
2. Pertama kali seseorang dihibur adalah pada awal kehidupan, apabila bapak atau ibu menggendong anaknya dan meneduhkannya. Tetapi setelah kita dewasa maka ada perubahan dalam cara kita mencari penghiburan. Bukan hanya orang tua yang mengambil peran penting dalam hidup kita tetapi juga orang lain; teman, kenalan dan keluarga. Kita juga mendapatkan penghiburan dari seni, alam, binatang dan iman. Tetapi bagaimana penghiburan itu terjadi? Apakah penghiburan itu sama dengan mengambil rasa sakit, sebuah cara untuk membuat hidup ini lebih ringan? Apa yang terjadi sesudah suatu peristiwa terjadi: putus cinta / relasi yang tidak berlanjut, penyakit atau kematian anggota keluarga? Apalagi di saat sekarang ini.
3.Penghiburan dalam teks ini merujuk pada penderitaan, kesedihan, penderitaan orang-orang dalam pengasingan di Babel. Mazmur 137 berisi situasi yang menyedihkan dan sulit untuk dilukiskan. Saya akan membacakan beberapa ayat. “Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Kami tidak bisa bernyanyi di sana lagi, karena bagaimana saudara bisa bernyanyi tentang Tuhan ketika saudara jauh dari kampung halaman dan merindukannya?” Yerusalem telah dihancurkan, sebagian dari penduduknya dibawa ke Babel, kota para dewa dan budaya yang lain, dan jika mencoba melupakan Yerusalem di sana. Itu tidak akan berhasil.
Saudara-saudari, semua hal ini diakui oleh Yesaya dan Pemazmur. Semua kesedihan itu boleh ada dan dapat diungkapkan. Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, firman Tuhan Allah-mu. Disini ada perspektif dan harapan masa depan yang baru. Karena kelihatannya raja Cyrus mengumumkan periode yang baru yang dikuasai kedamaian dan membuka ruang yang baru bagi bangsa untuk kembali dari pembuangan. Katakanlah kepada seluruh penduduk Yerusalem, agar mereka tidak menyerah. Beritahukanlah kepada mereka, bahwa perhambaannya telah berakhir, kesalahannya telah diampuni.
4. Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, saya merasa seruan ini sangat kuat dan inilah yang sangat kita butuhkan pada saat ini. Seberapa besar pun masalah atau kekhawatiran saudara saat ini, jangan menyerah, tapi tetap bertahan. Banyak orang stres dan mengalami ketegangan oleh virus korona. Orang yang sakit dan orang yang anggota keluarganya meninggal. Sungguh mengerikan mendengar begitu banyak orang telah meninggal. Dan sangat menyedihkan bahwa mereka tidak dapat mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai secara normal. Hati terasa hancur dan tidak ada kata-kata yang dapat diungkapkan.
Ada juga kematian di dalam GKIN. Pada Kamis malam yang lalu, seorang anggota wilayah Amstelveen, tante Rita de Groot, meninggal karena virus ini. Dan juga anggota keluarga dan salah seorang jemaat HSK Antwerpen, oma dari sdr. Mario, calon suami dari zr.Stenny juga meninggal.
Saudara-saudari,
Bagaimana kita sebagai gereja menghadapi situasi yang baru ini? Apa yang dapat gereja lakukan untuk keluarga yang berkabung? Sebagai gereja, saudara ingin hadir. Ingin membantu tetapi tidak bisa. Saya baca di internet bahwa di Italia, orang tidak punya waktu untuk berkabung. Karena ada begitu banyak angka kematian dalam satu hari. Hari jumat yang lalu ada 919 orang yang meninggal dalam satu hari. Di Belanda 546 pasien corona yangmeninggal. Kita berduka dengan dunia saat ini.
Yesus berkata dalam Khotbah di Bukit: Berbahagialah orang yang berdukacita karena mereka akan dihibur (Mat. 5: 4).
Dukacita yang Yesus bicarakan dalam Khotbah di Bukit jauh lebih dalam dari kesedihan pribadi kita. Bagi Yesus, yang berkabung adalah orang-orang yang menyadari bahwa mereka miskin dan terbebani oleh kehancuran dunia, dan yang berduka karenanya. Dia berbicara tentang hubungan Allah dan manusia, dan tentang situasi manusia di bumi.
Siapa pun yang melihat kondisi dunia dengan mata Roh, merasakan sesuatu tentang bagaimana Allah menderita bagi dunia. Dan dengan itu kita langsung tahu apa yasus bicarakan tentang penghiburan. Karena Allah menderita bersama kita, Allah menderita dalam penderitaan dunia. Dia sendiri telah memilih untuk menjadi manusia dan menanggung penderitaan yang tidak dapat dipahami. Melalui penderitaanlah Allah membawa keselamatan.
5. Allah memberikan masa depan yang baru, tetapi Allah memakai manusia untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan-Nya. Dan mempersiapkan beberapa hal: jalan di padang gurun untuk Tuhan, setiap lembah harus ditutup, gunung dan bukit diratakan, tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata. Dengan kata lain: apa yang menjadi blokade dalam diri seseorang, bantulah ambilah itu. Perbaikilah itu. Allah kita adalah Allah yang menghibur. Semua yang dikatakan Yesaya memperlihatkan bahwa kata ‘hiburkanlah’ tumbuh dalam keintiman dan kepekaan. Sadar akan rasa aman dan cinta kasih karena Gembala kita menjaga dan menuntun kita. Dan itu bisa kita rasakan karena karya Roh Kudus yang tinggal di dalam kita dan yang Yesus janjikan kepada murid-murid-Nya: "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.
Istilah Yunani yang diterjemahkan sebagai "Penghibur" atau "Penolong" (sebagaimana ditemukan dalam Yohanes 14:16,26;15:26;16:7) adalah parakletos. Kata ini secara harfiah berarti "dipanggil": seseorang dipanggil untuk memberikan bantuan. Penasihat atau Parakletos, adalah Roh Kudus yang mendiami setiap orang percaya.
6. Saudara-saudara,
Pastor Jan van Kilsdonk menulis tentang penghiburan sebagai berikut:
Penghiburan
Adalah membuat seseorang sadar akan kekuatannya sendiri,
yang lebih kuat dari apa pun yang terjadi sekarang
dan masa depan yang tampaknya lumpuh.
Penghiburan adalah menyentuh lapisan yang lebih dalam
di bawahnya ada rasa sakit yang diderita seseorang.
Dari pengalaman pribadi saya, saya tahu bahwa hanya Allah dalam Anak-Nya Yesus Kristus melalui pekerjaan roh Kudus yang dapat menyentuh kita sehingga kita mengetahui dan memahami rasa sakit dan kesedihan kita sendiri. Dan Dia menggunakan orang dan situasi untuk menyentuh kita. Saya belajar bahwa penghiburan adalah memberi ruang kepada kesedihan dan rasa sakit. Kesedihan itu boleh ada dan dirasakan. Karena Allah ada juga di sana dan roh Kudus, Penghibur, Penolong akan menolong saudara di dalam hal ini. Jadi bukan menghilangkan kesedihan karena kita tidak dapat melakukan itu untuk orang lain.
Tuhan kita Yesus Kristus adalah Penghibur Terbesar. Dia menghibur hati yang datang kepada-Nya! Dan penghiburan ini juga merupakan satu-satunya penghiburan dalam hidup dan mati, belajar dari Katekismus Heidelberg. Bahwa aku bukan milikku sendiri, tetapi milik Kristus. Aku milik-Nya, selamanya terhubung dengan-Nya. Jika saudara merasa terhubung dengan Yesus, maka sesuatu yang baru dapat saja muncul. Dan saudara bangkit. Saudara kembali inginmakan, saudara kembali mempercayakan diri saudara satu sama lain, saudara kembali berserah kepada kehidupan.
Tuhan Yesus, biarkan aku belajar untuk merasakan kesedihanku sebagai ajakan-Mu untuk mencari penghiburan dan kebahagiaan hanya pada-Mu.
Amin.