Di dalam tahun gerejawi kita mengenal masa sengsara atau minggu-minggu sengsara: juga disebut masa 40 hari atau waktu berpuasa. Masa sengsara adalah jangka waktu selama 40 hari sebelum Paskah. Masa ini dimulai dengan Rabu Abu tanggal 21 Februari yl dan berakhir pada hari Paskah: Perayaan kebangkitan Kristus.

Masa sengsara adalah waktu yang tepat untuk bertobat dan merenung. Waktu untuk bertobat. Bertobat berarti: kembali (lagi) kepada Tuhan dan berpaling dari semua hal yang menjauhkan kita dari Tuhan.

Di dalam masa sengsara, kita diingatkan bagaimana Tuhan menderita dan bagaimana Dia mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita dan memberikan kita hidup yang baru sebagai anak-anakNya.
Di Gereja Kristen mula-mula, mereka berpuasa selama 40 hari untuk mencontoh puasa Yesus selama 40 hari di padang pasir.

Warna liturgi pada masa sengsara adalah ungu: warna dari persiapan: lambang dari kedukaan dan hukuman.
Di masa sengsara kita ingin merenungkan bagian Alkitab setiap hari.

Teks refleksi
Tema Prapaskah tahun 2023 adalah 'Bangunlah!'.

Yesus berkata, "Bangunlah!"; melawan orang sakit dan mereka yang menderita ketidakadilan. Dia bahkan membangkitkan orang mati. Dan Dia memberikan hidup-Nya sendiri untuk kita sebagai tindakan kasih yang utama. Bukan kegelapan tapi cinta yang ditaklukkan. Tema ini terkait dengan tema tahunan GKIN tahun 2023:"Gereja dimana terjadi penyembuhan dan pemulihan " Teks refleksi ini memanggil kita untuk berdiri dan menanggapi orang lain.

Diberkatilah masa Prapaskah saudara2 sekalian.