Pembacaan Alkitab: Kejadian 45:1-8

 
Jemaat Tuhan,
Bagaimana Tuhan menyembuhkan dan memulihkan luka-luka Anda?
Saya mendapat pertanyaan ini dari seorang anggota jemaat senior GKIN. Sebenarnya pertanyaan ini adalah pertanyaan yang bagus dan masing-masing orang tentu mengalaminya dengan cara yang berbeda-beda. Yang seorang mengalaminya melalui hubungan erat dengan Allah dalam doa,  pembacaan Alkitab, mendengarkan lagu rohani. Yang lain melalui terapi, percakapan dan pertolongan orang lain secara profesional, olah raga, baca buku, belajar, mengikuti retreat atau meditasi. Yang lainnya lagi melalui pengalaman spiritual perjumpaan dengan Allah. Bagaimanapun caranya, pertanyaan ini mengundang kita untuk melihat lebih dalam lagi bagaimana Allah bekerja menyembuhkan dan memulihkan luka-luka kita.  
 
Jika berbicara tentang luka-luka, banyak dari kita mengenal cerita Yusuf dalam kejadian 37-50. Anak  Yakub  ke-sebelas ini mengalami banyak ketidakadilan dan kesulitan. Dia bertumbuh tanpa kasih sayang ibunya, karena ibunya telah meninggal saat melahirkan Benyamin, adik laki-lakinya. Dia dimanjakan oleh ayahnya, dicemooh dan dihina oleh saudara-saudaranya, dibuang ke dalam sumur dan kemudian dijual seharga 20 koin perak. Itulah kehidupan Yusuf. Di situlah dimulai. Tidak ada yang perlu menjadi perhatian. Tidak ada yang mulia tentang itu. Betapa terlukanya dia dan dikhianati dengan cara itu oleh saudaranya sendiri. Dia baru berusia 17 tahun.
Setelah dijual ia menjadi budak di Mesir, dimasukkan ke dalam penjara karena kebohongan istri Potifar. Dilupakan oleh kepala juru minuman Firaun. Betapa terlukanya dia dan itu pasti masa kecil yang sepi. Namun akhirnya dia dibebaskan dan karena kebijaksanaannya dia diangkat menjadi Perdana Menteri Mesir. Berkat kebijakan ekonominya, dia menjadi penyelamat dunia saat itu. Dia membuat Mesir menjadi terkenal di seluruh dunia. 
 
Bayangkan Anda seperti Yusuf. Dalam situasi itu: 17 tahun. Sendirian dan ditinggalkan, kesepian dan punya begitu banyak pertanyaan. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi setiap cerita yang mengikuti kehidupan Yusuf dimulai dengan kata-kata: TUHAN menyertai dia (39:2) dan hal ini diulangi lagi dalam 39:21 dan 23. Allah juga diakui sebagai pribadi yang mengungkapkan diri-Nya melalui mimpi dan penjelasannya (40:8; 41:25). Bahkan Firaun pun mengakuinya (41:39). Pada gilirannya, Yusuf menyadari bahwa kebahagiaannya itu karena Allah. Dia melakukan ini melalui nama yang dia berikan kepada anak-anaknya (41:51-52). Selain itu, dia membuat pernyataan bahwa Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan ‘kepada rumah bapaku'.
 
Saudara-saudari,
Ketika saudara-saudaranya melihatnya lagi setelah lebih dari dua puluh tahun, mereka tidak mengenali Yusuf yang tidak berdaya, kepada siapa mereka harus tunduk. Namun, Yusuf mengenali mereka, lalu dia menangis. Tahun-tahun kesepian, tahun-tahun di mana rasa sakit menggerogoti dirinya. Kepada saudara-saudaranya, dia bertahan untuk sementara waktu dan tidak mengatakan bahwa dia adalah saudara mereka. Kelihatannya tradisi keluarga itu berlanjut. Tetapi pada akhirnya dia menerobos semua yang telah diajarkan dan menjadi teladan baginya: Dia pada akhirnya mematahkan tipu daya ketika dia mengungkapkan siapa dirinya kepada saudara-saudaranya, dan dia mematahkan kebencian ketika dia memeluk mereka dengan penuh cinta dalam pelukannya.
 
Dia telah melalui banyak hal sulit tetapi dia melihat hidupnya dalam satu garis yang jelas, yang adalah rencana Allah: Allah mengirim aku ke Mesir sebelum kamu untuk menyelamatkan hidup kalian semua. Ketidakadilan telah dilakukan terhadap aku, tetapi Allah telah merubahnya menjadi kebaikan.
 
Yusuf memahami sepenuhnya kedaulatan Allah dan kebenaran yang diungkapkan Paulus dalam Roma 8:28: "Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." 
 
Saudara-saudara mari kita melihat bersama-sama bagaimana Yusuf disembuhkan oleh Tuhan.
1.Melihat ke belakang, Yusuf menghubungkan rencana Allah dengan jalan hidupnya.
Yusuf menghubungkan rencana Allah dengan jalan hidupnya, saat dia melihat bagaimana segala sesuatunya ada pada tempatnya. Ketika dia melihat bagaimana Allah sebenarnya terus bekerja, bukan dalam kehidupan pribadinya sendiri, tetapi dalam rencana besar-Nya. Kemudian dia berkata sesudah itu dengan penuh keyakinan: ini karena tangan Allah. Sangat mengejutkan bahwa Yusuf hanya sampai pada pengakuan di saat ini. Dia berkata dua kali kepada saudara-saudaranya: kamu telah menjual aku. Dan dia juga berkata dua kali: Allah telah mengutus aku sebelum kamu, dengan cara yang indah dan ilahi. Yusuf mengucapkan kata-kata yang penuh makna tapi dia mengatakannya setelahnya.
 
Dalam retrospeksi, dia dapat melihat ke belakang dalam iman. Dalam retrospeksi, Anda kadang-kadang dapat menemukan apa hasil dari pengalaman Anda. Bagaimana ketidakadilan atau penyakit telah membawa pada sesuatu yang baik. Bagaimana cacat Anda memberi Anda kemungkinan baru. Bagaimana rasa kehilangan membuat Anda lebih kuat. Terkadang dalam iman Anda dapat melihat tangan Allah di balik peristiwa itu. Mungkin itu tidak selalu, tetapi kadang-kadang terjadi. Setelah itu. Yusuf membutuhkan waktu lama untuk menemukan bagaimana di dalam dan di balik segala macam pertengkaran dan kerepotan manusia, Allah berjalan dengan cara-Nya yang tersembunyi.
 
2.Menerima kehidupan dan belajar hidup dari sesuatu yang tidak lengkap
Kehilangan pelayanan ibu, ayah, kasih sayang saudaranya Benyamin tidak dapat diperoleh kembali. Dia harus menerima hidupnya dan belajar untuk hidup dengan kurangnya kasih saying dan perhatian. Teks pembuka kita dari Ayub 10:12 mengatakan, "Hidup dan kasih setia Kau karuniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku”. Yusuf mengalami hal ini dengan sangat jelas. Seseorang pernah berkata, “Meskipun aku tidak merasakan rasa aman dari orang tua, namun aku diberi kehidupan. Allah menciptakan aku dan menghendaki aku hidup. Bagi Dia, aku boleh ada/hidup! Dan Dia telah memberi saya rahmat: pengampunan, cinta, dan kekuatan. Janji Juruselamat yang akan bekerja dengan aku untuk memproses kesedihan dan memberikannya tempat. Dia juga menjaga roh / semangatku, sehingga aku tidak hancur.”
 
3.Bersyukur untuk banyak hal baik
Allah memberi kita hidup dan Dia memberikan orang-orang di sekitar kita yang mengasihi kita. Dia memberi kita tempat tinggal dan pekerjaan, dan Dia memperlengkapi kita dengan banyak hal yang dapat kita lakukan, untuk hidup dalam hubungan dengan orang lain. Hal-hal ini mengajar kita untuk meletakkan ketidakadilan di tangan Allah dan Dia mengetahuinya dan akan menghakimi dengan adil dalam hal ini. 
 
4.Tidak mengambil peran sebagai korban
Yusuf punya banyak alasan untuk sedih, merasakan kepahitan, dan marah kepada saudara-saudaranya, kepada Potifar dan istrinya, dan yang lainnya. Namun Yusuf memilih untuk tidak bersedih atau marah karena ia memilih untuk percaya bahwa Tangan Allah yang menunjukkan jalannya dan membentuk hidupnya untuk mencapai tujuan hidupnya. Setelah mengalami ini, dia sekarang dapat memahami perasaan saudara-saudaranya, karena mereka sekarang memiliki banyak alasan untuk sedih dan marah pada diri mereka sendiri. Jadi dia berkata kepada mereka, "Jangan bersedih atau marah pada dirimu sendiri karena kamu telah menjualku ke sini, karena Tuhan telah mengirimku sebelum kamu untuk menyelamatkan hidup." Yusuf melihat tujuan Allah dalam hidupnya.
 
5.Tuhan pakai untuk bisa berguna bagi orang lain 
Seorang perempuan muda mengalami pergumulan yang sangat berat dalam hidupnya dan dia menyadari bahwa hidupnya itu sebenarnya bukan untuk dirinya sendiri dan keluarga kecilnya. Hidupnya adalah untuk melayani Allah dan orang lain dengan pengalaman iman yang ia alami. Dia keluar dari lingkup kehidupan kecilnya bersama suami dan anaknya dan memberikan dirinya untuk pelayanan dirumah Allah. Tuhan akan menyembuhkan dan memulihkan kita jika kita melihat segala sesuatu dalam kerangkan yang lebih besar, yang Tuhan sediakan bagi kita. 
 
Kita tahu tentang Yusuf, apa yang dia alami dan bagaimana dia melihat hidupnya. Aku tidak tahu tentang cerita Anda. Apakah Anda juga melihat hidup Anda seperti Yusuf? Atau apakah Anda sekarang tahu apa dan bagaimana Anda perlu disembuhkan dan dipulihkan? Apakah Anda kurang merasakan kehadiran Allah dalam hidup Anda? Tuhan tahu siapa Anda jauh di lubuk hati dan pikiran Anda. Dia mengenal Anda lebih dalam daripada Anda mengenal diri Anda sendiri. Itu adalah penghiburan untuk semua yang telah kita lalui dan siapa kita. Allah mati-matian mencari orang-orang yang setia mau melayani Dia.
 
Jika segala sesuatu tampaknya melawan Anda, ingatlah bahwa Allah punya rencana. Seperti Yusuf, kita mungkin tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi di dunia. Kita mungkin tidak dapat memahami apa yang Allah coba lakukan kepada kita dengan membiarkan semua peristiwa ini menjadi bagian hidup kita. Tapi satu hal yang bisa kita yakini, Allah punya rencana untuk hidup kita juga untuk orang yang kita cintai, dan pada akhirnya Allah akan menyembuhkan dan memulihkan dan menyelesaikan jika kita mampu melihat dalam kerangka yang besar dalam hidup kita dan berserah pada pimpinan Allah. Anda akan dibimbing, juga dalam hal yang sangat sederhana.
 
Amin.