Pembacaan Alkitab: Mazmur 97:1-12 dan Kisah Para Rasul 1:6-11
Jemaat Tuhan kita Yesus Kristus, saudara-saudari,
Saat itu bulan Desember 1968. Karl Barth, teolog terbesar abad kedua puluh, menerima telepon dari teman baiknya Eduard Thurneysen yang sedang murung sehubungan dengan situasi saat mereka hidup di tahun 1960-an. Thurneysen prihatin dengan begitu banyak hal yang ia pikirkan, tentang begitu banyak ketidakpastian, termasuk juga orang-orang gereja. Dan secara global ada banyak ketakutan. Perang dingin saat itu belum berakhir. Sebaliknya!
Barth mendengarkan temannya dengan sabar dan kemudian dia berkata, "Ya, dunia ini suram/gelap, tapi jangan muram/sedih. Karena ada yang memerintah dari atas. Tidak hanya di Washington atau Moskow atau Beijing.”
Bukan sebuah penjelasan yang panjang dan rumit tapi Thurneysen bisa memahaminya. Bart mengatakan: ‘Ada yang memerintah’. Kita membacanya juga dalam Mazmur 97, TUHAN Adalah Raja. Hari ini kita juga diingatkan akan Yesus Kristus yang terangkat ke surga untuk memerintah dunia dan hidup kita dari sana. Ini adalah pengakuan bahwa Dia yang memerintah dan bukan kita. Dia akan melaksanakan rencana-Nya, rencana keselamatan-Nya dengan dunia.
Orang tua kita mungkin masih ingat apa yang terjadi di tahun enam puluhan. Yang saya tahu adalah beberapa dari senioren kita tiba di Belanda dari Papua Nieuw Guinea.
Kita tidak tahu siapa penyair dari Mazmur 97 itu dan kapan Mazmur ini ditulis. Isi Mazmur ini juga tidak memberikan penjelasan. Tapi satu hal yang jelas, saat itu adalah waktu yang buruk saat penyair hidup. Karena dia berbicara tentang musuh, kilat yang menerangi dunia, gunung yang luluh seperti lilin, bumi yang gemetar? Itu semua menunjuk pada hal-hal mengerikan yang terjadi. Dunia sedang dalam kekacauan. Siapa tahu, mungkin ada perang yang terjadi dan orang-orang tertindas. Mungkin juga ada banyak hal yang terjadi dalam kehidupan pribadinya: kekecewaan, ketakutan atau stres.
Menarik bahwa Pemazmur memulai lagunya dengan nada gembira, dengan mengatakan sesuatu tentang iman dan diakhiri juga dengan nada gembira dalam iman: “Bersukacitalah, karena TUHAN, hai orang-orang benar dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus!”. Seolah-olah ia ingin katakan: dunia mungkin gelap dan penuh misteri, tapi Allah tetap sama, IA Raja yang memerintah dalam segala hal.
Kita juga harus memulai dan mengakhiri hidup kita dengan “iman”. Maka semua yang kita alami di dunia ini ditempatkan dalam perspektif yang benar. Juga apa yang Anda alami dalam kehidupan pribadi Anda.
Penyair percaya dan mengaku bahwa apa pun yang terjadi, Tuhan memerintah. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi, bagaimana dan kapan sesuatu terjadi, tetapi yang dia tahu bahwa Tuhan memerintah dan memegang kendali! TUHAN memerintah dalam awan dan kegelapan.
Jadi kerajaan Allah terselubung, tersembunyi di balik awan dan kegelapan. Anda tidak bisa begitu saja menunjukkannya. Anda tidak selalu bisa memahaminya. Itu tidak terlihat oleh mata manusia, tidak terduga oleh akal manusia, tetapi di sana dalam kegelapan ada keadilan dan kebenaran meneguhkan takhta-Nya. Saya mengalami dan ingin juga katakan, Anda harus percaya bahwa Tuhan memerintah. Walaupun terkadang bertentangan dengan pikiran Anda. Tapi itu adalah pilihan.
Saudara-saudari,
Ketika membahas tentang awan, penginjil Lukas menulis bahwa Yesus terangkat di dalam awan. Para murid ingin menyaksikan penobatan-Nya sebagai raja Israel tetapi itu tidak terjadi dan penobatan Yesus di bumi sebagai Raja ditunda. Pertama para murid harus masuk ke dalam en mereka harus membawa Injil bahwa Yesus adalah Tuhan dan memanggil orang-orang untuk menerima Dia sebagai Raja dalam hidup mereka. Sehingga mereka telah siap saat Yesus diakui di seluruh dunia sebagai Raja, ketika Dia datang sebagai Hakim. Dan ketika Yesus menyerahkan tugas ini kepada mereka, Dia diangkat dari mereka. Awan datang dan menyembunyikan Dia dari pandangan mereka.
Awan dalam Alkitab bukanlah awan biasa. Itu adalah Sjechina Allah. Ungkapan hadirat Allah yang mulia. Pada zaman Musa, selama perjalanan Israel di padang gurun, Sjechina terlihat pada tiang awan di siang hari dan di tiang api di malam hari.
Awan inilah yang di lihat oleh para murid. Yesus diangkat oleh awan ini, masuk dalam hadirat Allah. Dengan pengangkatan Yesus ke surga berarti mengakhiri pekerjaan keselamatan-Nya di bumi.
Yesus telah datang untuk menjembatani kesenjangan antara Allah dan kita, untuk mengambil dan menebus dosa yang memisahkan kita dari Allah. Seluruh hidup-Nya di bumi berhubungan dengan misi-Nya: menyelamatkan manusia, membebaskan, menyembuhkan manusia dan mengungkapkan hati Bapa kepada mereka. Yesus duduk di atas takhta, dan dari sana Dia melihat kita, inilah yang telah Aku lakukan untukmu.
Saudara-saudari,
Di dunia tidak ada gerakan hukum yang adil, tetapi kekuasaan. Allah ada untuk hukum, para dewa (pemimpin atau sesuatu yang didewakan) ada untuk berkuasa. Itu tidak dapat berjalan bersama. Itulah yang terjadi dari dulu di dunia ini. Kekuasaan terasa dibatasi oleh hukum. Kekuasaan menginginkan lebih banyak kekuasaan. Jika kekekuasaan berkata: sudah cukup, maka itu bukan lagi kekuasaan. Kekuasaan selalu menginginkan lebih. Itulah sebabnya kita kenal juga berbicara tentang nafsu akan kekuasaan, penyalahgunaan kekuasaan, lapar akan kekuasaan. Kekuasaan tidak mengenal batas.
Tetapi tidak demikian dengan TUHAN dan Raja kita. Kerajaan-Nya didasarkan atas keadilan dan hukum. IA adalah Allah yang penuh kasih. IA tidak berangkat dari kekuasaan tetapi dari kasih-Nya kepada manusia. Karena itu jika kita membaca Mazmur 97 dengan baik maka kita dapat temui bahwa kita dipanggil untuk berlutut dan sujud menyembah-Nya (ayat 7). Karena pertama-tama, itu membuat Anda menjadi kecil di hadapan kebesaran Allah. Anda menyadari bahwa Anda tidak dapat mengendalikan hidup Anda sendiri.
Allah jujur dan dapat dipercaya, Dia akan datang dengan penghakiman-Nya dan akan melakukan keadilan. Untuk memperbaiki semua kesalahan yang telah diderita di bumi ini, untuk menghapus semua kejahatan, Dia akan memberlakukan hukum-Nya.
Mungkin Anda berkata, jika Allah dapat dipercaya, mengapa ini dan ini terjadi dalam hidup saya? Mengapa seperti ini? Mengapa Dia tidak melakukan apa-apa? Mengapa Dia membiarkan Ukraina dihancurkan oleh Putin Rusia? Sekarang kita juga mendengar tentang virus baru cacar monyet. Mengapa ada pembantaian kemarin di sekolah dasar Texas di mana 19 anak dan 2 guru meninggal.
Kita bisa belajar dari senioren. Ada banyak hal yang mereka tidak pahami tetapi mereka tidak lagi melawan. Pertanyaan tetap ada tetapi mereka berserah dan percaya bahwa TUHAN memerintah. Mereka menemukan kedamaian dalam TUHAN.
Mungkin bagi sebagian orang belum terlihat bahwa TUHAN memerintah. Namun saya berharap dan berdoa agar kejujuran Tuhan dan kuasa-Nya suatu hari nanti akan bersinar untuk Anda dari surga. Semoga Anda juga melihat sendiri betapa besar kasih Tuhan bagi kita manusia di bumi ini.
Saudara-saudari,
Menurut Mazmur ini, Israel umat Allah melihat-Nya dan berserah pada-Nya. Mereka bisa mengharapkan yang baik. Menjauhi kejahatan. Pilihan ada di tangan Anda dan saya, apakah Anda ingin mengikuti Dia, atau apakah kita lebih suka menyembah berhala, baik yang diciptakan sendiri atau tidak.
Bersujudlah, serahkan dirimu pada Allah yang Mahakuasa. Yesus ingin menjadi Raja Anda dan IA mengetuk pintu hati Anda. Biarkanlah hidup Anda diperintah oleh-Nya. Dia ditinggikan di atas segalanya dan semua manusia dan meletakkan tangan perlindungan-Nya di atas jiwa setiap orang yang berserah diri kepada-Nya!
Kembali ke Karl Barth di awal renungan ini. Barth meninggal pada malam setelah bertelepon dengan Eduard Thurneysen. Kematiannya sama sekali tidak diduga. Di antara tulisan-tulisannya ditemukan sebuah surat yang tertulis: 'Melihat ke belakang, aku tidak bisa mengeluh tentang siapa pun dan apa pun yang substansial: kecuali kegagalanku sendiri hari ini, kemarin, kemarin dulu dan hari-hari sebelumnya. Mungkin hari-hari sulit di masa mendatang menungguku dan cepat atau lambat juga hari kematianku sendiri. Apa yang tersisa untukku selain aku mengingat kemarin dan semua hari yang akan datang dan tetap pada hari terakhir yang pasti untuk tetap mengingat dan tertanam dalam hati: 'Jangan lupa betapa banyak kebaikan-Nya yang Ia lakukan untukmu!'
Dan memang demikian saudara-saudari karena TUHAN yang memerintah. Juga dalam hidup kita. Dalam seluruh kenyataan dunia saat ini. TUHAN Yesus tetap Raja dan memerintah dunia ini bersama dengan Bapa-Nya melalui Roh Kudus. Haleluya.
Amin.