Pembacaan Alkitab: Joel 2:12-17; Roma 5:1-5

Saudara-saudari kekasih Tuhan kita Yesus Kristus

Siang ini kita berbicara tentang jantung dari iman kristen, yang merupakan harta yang besar dan terpenting dari gereja, yaitu anugerah atau kasih karunia. Kelihatannya mungkin sebuah cerita lama karena kita telah mengetahuinya. Ya, saya yakin kita semua tahu apa artinya anugerah tetapi baik jika kita kembali berbicara tentang hal ini lagi. Karena cerita lama seringkali lepas begitu saja dari genggaman kita dan kita kembali ada di bawah perasaan bersalah kita. Setiap hari, setiap saat saudara menyerah pada dosa dan sepertinya anugerah itu tampak  semakin jauh. Setiap hari, setiap saat Allah harus meletakkannya dalam hati kita melalui Roh Kudus-Nya: ‘Aku ingin mengampunimu dan membenarkanmu sebagai orang berdosa’. Karena itu baik untuk kembali memikirkan tentang anugerah/kasih karunia  dalam perayanan Perjamuan Kudus hari ini.

Tema ini juga berhubungan dengan hari Refomasi hari ini, 31 oktober yang dimulai oleh Maarten Luther pada bulan oktober 1517. Sekarang sudah 504 tahun yang lalu. Luther  memakukan ke-95 dalil yang ia buat  melawan surat pengampunan dosa di pintu depan kapel di Wittenberg, Jerman. Luther ingin berdiskusi dengan gereja dan ia ingin kembali ke dasar, yaitu Alkitab. Dia menemukan dalam Alkitab bahwa iman dan pembenaran iman hanya diperoleh karena anugerah Allah semata-mata dan bukan karena perbuatan baik kita.

Saudara-saudari Tuhan kita Yesus Kristus,

Pertanyaannya bagi kita semua, dari mana kita mulai mengalami kasih karunia Allah? Karena harus ada titik balik dalam hidup saudara agar saudara bisa melihatnya. Karena anugerah/kasih karunia bukan hanya bahwa dosa-dosa saudara diampuni tetapi saudara sebagai orang berdosa dibenarkan.

Ini dimulai dengan pengakuan dosa yang sebenarnya, pemulihan hubungan yang nyata dengan Allah seperti yang dijelaskan dalam Yoel 2:12-17. Latar belakang teks ini adalah saat terjadi bencana di Israel: kekeringan, wabah belalang yang menghancurkan hasil tanaman, musuh yang menyerang dengan pasukan perang mereka. Kita membaca di sini Allah berkata kepada umat-Nya: "Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu dengan berpuasa, menangis/mengaduh dan berkabung." Ini juga merupakan panggilan dalam seluruh Alkitab bagi kita. Allah meminta pertobatan kita, Allah meminta penyesalan akan dosa-dosa kita.

Pengakuan dosa membuat orang merasa bahwa pengampunan karena anugerah itu bukan sesuatu yang murah dan itu tidak dapat dibeli. Ini adalah masalah hati ke hati. Kita mendengar dalam bacaan kita, bukan pakaian saudara yang harus dikoyakkan, tetapi hati saudara.

Pengakuan dosa yang sebenarnya adalah hal yang penting untuk Maarten Luther. Berdoa untuk pengampunan haruslah tulus. Itu datang pada hati kita. Ini bukan tentang penampilan luarnya, bahkan bukan tentang kesuraman yang besar, tetapi ini tentang hati yang tahu betapa mereka membutuhkan Allah. Melalui semua yang mereka alami dan lihat mereka  menyadari: di mana kita tanpa Dia?

Saudara-saudara,

Paul Tournier mengatakan dalam bukunya Therapi Radikal demikian:

Manusia secara alami cenderung menutup matanya terhadap kesalahan dan penderitaannya. Dia berusaha untuk membuang / menghilangkan pikiran, ingatan, peristiwa dan godaan yang terkait dengan dosa dari alam sadarnya. Sebaliknya, Alkitab menunjukkan bahwa pertobatan adalah fenomena yang mendasar; dan penyesalam akan dosa artinya, orang kembali sadar akan sebuah dosa  yang telah dengan sangat baik dihilangkan dari ingatan/pikiran.”

Ketika seseorang diam di hadapan Allah dan jujur terhadap dirinya sendiri, dia mendapatkan kembali kemampuan untuk berhadapan dengan  kesalahan yang dibuatnya.  Alam kesadaran  terbuka dan segala dosa muncul dari kegelapan sampai  bertemu dengan terang Yesus Kristus sehingga orang itu mengetahui isi hatinya sendiri.”

Secara praktis waktu teduh terus menerus menggeser batas antara kesadaran dan ketidaksadaran. Karena ketidaksadaran adalah apa yang kita sembunyikan dari diri kita sendiri.” Apakah Anda mengenali sesuatu dalam kutipan ini?

 

Sebagai contoh adalah kehidupan dari John Newton.

Wat is genade - John Newton

John Newton adalah seseorang yang menemukan apa artinya anugerah, kasih karunia Allah. Ia adalah seorang pedagang budak yang membawa orang-orang Afrika ke perkebunan-perkebunan di Amerika. Sampai pada suatu hari, sesudah ia mengalami badai besar di tengah laut, ia menyadari bahwa apa yang ia lakukan itu salah. Dia mengubah hidupnya, dan melihat kerusakan apa yang telah dia lakukan terhadap ribuan orang yang dia angkut dengan kapal sebagai budak. Dia merasa sangat bersalah dan mulai membaca Alkitab dan ia menemukan apa artinya anugerah / kasih karunia. Bahwa bahkan dalam banyaknya pilihan yang salah dalam kehidupannya, Allah mampu dan Allah sanggup membiarkan dia memulai hidup baru.  Ia menjadi pendeta dan menulis lagu "Amazing Grace" yang sebentar akan kita nyanyikan sesudah Pengakuan Iman Percaya dan sebagai persiapan untuk Perjamuan Kudus. 

Pertobatan yang nyata dan tulus, itu datang dari hati kita. Ini adalah seruan dari hati yang hancur pada hati Allah yang penuh kasih. Kembalilah kepada Tuhan Allahmu, karena Dia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan setia, dan bersedia mengampuni. Yoel  belajar hal ini daripada Musa. Begitulah cara  Allah mengungkapkan diri-Nya ketika Musa pernah bertanya kepada-Nya, 'Tuhan, aku ingin melihat kemuliaan-Mu, melihat-Mu apa adanya. Itu tidak mungkin saat itu, tetapi sebaliknya Allah memanggil namanya: Aku adalah Allah yang Penyayang dan penuh kasih setia.

Dan hati Allah itu, bahwa Dia adalah kasih – kita dapat mengenal Kristus, Anak Allah, yang datang ke dunia untuk menanggung dosa-dosa kita, untuk membuka kembali jalan damai dengan Allah. Tuhan sangat mengasihi kita sehingga Dia memberikan Anak-Nya untuk kita. Dan kasih karunia itu, seperti ditulis oleh rasul Paulus, adalah dasar kita.

Tidak tertulis bahwa saudara harus membenarkan diri saudara di hadapan Allah. Dikatakan bahwa Allah membenarkan saudara karena anugerah/kasih karunia. Allah mengampuni saudara dan membenarkan saudara sebagai orang berdosa. U Turn / berbalik: Allah tidak menuntut pembenaran itu dari saudara, tetapi Dia memberikannya kepada saudara.

U-Turn' Verkeer Verkeersbord Geïsoleerd Op Zwart. Royalty-Vrije Foto,  Plaatjes, Beelden En Stock Fotografie. Image 93987037.

Itulah Injil: Allah memberikan anaknya karena kasih kepada dunia. Dia menjadi manusia dan mati bagi kita di kayu salib. Dia telah menanggung ketidakadilan kita. Dia telah mencapai segalanya. Dan sekarang Tuhan memberi saya semua yang telah dilakukan Yesus Dan kemudian dia menulis: "Ketika aku mengerti hal itu, pintu gerbang surga terbuka untukku selamanya."

Karena itu, Paulus berkata, pembenaran oleh kasih karunia Allah, memampukan kita untuk hidup damai dengan Allah. Ada hubungan baik antara Allah dan saudara, antara Allah dan saya melalui Anak-Nya Yesus Kristus. Saya tidak lagi hidup di bawah penghakiman Allah, tetapi dalam persahabatan dengan-Nya. Allah tidak lagi melihat saya sebagai musuh atau budak, tetapi sebagai anak-Nya. Semua itu adalah anugerah/kasih karunia.

Namun realitas spiritual ini tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. ‘Dinyatakan benar’ bukanlah sebuah teori agama. Ini menentukan dan mewarnai seluruh hidup saudara dan saya. Hal pertama yang Paulus sebutkan adalah bahwa ini memberi harapan untuk menerima kemuliaan Allah "untuk berdiri dalam kemegahan Allah," seperti yang dia katakan. Harapan memberi kekuatan untuk bertahan, apapun keadaannya. Damai dengan Tuhan adalah konsekuensi pertama dari membawa harapan yang ada dalam diri saudara. Bukan harapan yang tidak pasti, tetapi harapan yang teguh di hadirat Allah yang mulia.

Saudara-saudari kekasih Kristus,

Hari ini kita merayakan Perjamuan Kudus di gereja dan bersama jemaat di rumah. Kita menerima Yesus kristus sebagi pemberian terbaik, anugerah dari Allah. Sebagaimana Allah Bapa memberikan Anak-Nya Yesus Kristus untuk dan bagi kita, demikian juga Yesus Kristus memberikan diri-Nya untuk dan bagi kita sampai mati di kayu salib dan bangkit.

Ini menghubungkan kita dengan Allah dan satu sama lain. Kita menerima roti dan anggur secara pribadi, bersama dengan “saudara dan saudari” sebagai anggota satu tubuh Kristus dan ini menghilangkan garis pemisah antara kita manusia. Kita adalah satu di dalam Kristus. Kita juga dipanggil untuk menjadi tamu di meja perjamuan ini dan di sana kita menerima dan berbagi, sama seperti Yesus adalah seorang tamu dengan Lewi dan Zakheus (Markus 2:15 dan Lukas 19:5-6).

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita dapat membentuk komunitas gereja yang inklusif dan aman. Sayangnya, gereja itu sendiri terkadang menjadi tempat dimana orang tidak bisa merasakan anugerah dan tidak merasa aman.  

Karena itu kita harus berulang kali ditentukan oleh anugerah, kasih karunia dalam perjamuan ini. Apapun yang telah terjadi dan kesalahan apapun yang saudara lakukan, saudara dapat kembali memulai hidup baru karena anugerah.

Gereja, persekutuan jemaat, keluarga, kita membutuhkan pembaharuan terus menerus, yang memanggil kita kembali kepada dasar Alkitab: anugerah melalui percaya kepada Yesus saja. Ini adalah pembelajaran seumur hidup, menyesali dosa, bertobat, berserah, melayani dan berbagi. Karena di sana doa kembali hidup, yang berseru kepada Allah dari hati yang dalam. Anugerah Allah dibutuhkan pada zaman Luther dan kita juga membutuhkan hal itu saat ini di gereja, di rumah, dan di tempat kerja.

Amin.

 

Pertanyaan pendalaman:

  1. Ambil selembar kertas (A4) dan tulis kata "anugerah/kasih karunia" di tengahnya. Tulis atau gambar di sekelilingnya semua asosiasi dan pemikiran yang saudara miliki dengan kata anugerah/kasih karunia itu.
  2. Seseorang pernah berdoa, "Jadikan aku orang yang tahu akan anugerah". Apa artinya? Seperti apa bentuknya? Pikirkan tentang cara saudara bergaul dengan diri sendiri dan orang lain.
  3. Bagaimana saudara sebagai majelis gereja, aktivis dan jemaat bisa hidup dan melayani dari anugerah/kasih karunia?