Yakobus 1:12-18

Jemaat terkasih. Ada satu pepatah indah: ‘Di waktu kegelapan, jangan pernah meragukan apa yang engkau sudah lihat di waktu terang’. Memang itu bisa terjadi. Di waktu terang, waktu segala sesuatu berjalan baik, anda tahu dengan persis. Namun kalau situasi gelap, kalau pergumulan datang, kalau anda kecewa terhadap manusia atau bahkan kepada Allah, muncullah keraguan. ‘Kalau Allah ada, mengapa ada banyak penderitaan di dunia ini? Mengapa ada peperangan, sakit, penderitaan?’ Siapa yang tidak pernah mendengar perkataan ini? Ini adalah pertanyaan yang sering diungkapkan untuk meragukan keberadaan Allah. Allah disalahkan untuk hal-hal buruk di dunia, padahal untuk hal-hal baik Ia tidak mendapatkan pujian, rasa syukur, dan kemuliaan. Karena itu teks ini mengingatkan kita: ‘Di waktu kegelapan, jangan pernah meragukan apa yang engkau sudah lihat di waktu terang’.

Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini kita diingatkan bahwa kita tidak bisa meminta pertanggungjawaban Allah untuk penderitaan di dunia ini. Siapa kita sehingga mau melakukan ini? Tentu saja ada penderitaan di dunia yang tidak dapat kita jelaskan. Bencana alam, sakit penyakit, penderitaan. Namun ada juga hal-hal yang diakibatkan oleh manusia sendiri. Contoh saja peperangan. Dari perang diam, perang dingin, sampai perang dahsyat. Perang dahsyat tentu kita ketahui di Perang Dunia I dan II. Sayangnya peperangan dan kekerasan masih terjadi di beberapa bagian dunia ini. Namun peperangan tidak hanya terjadi di skala besar. Juga di skala kecil, bahkan di lingkungan keluarga atau persahabatan. Itu bisa dimulai dengan sangat halus: misalnya iri hati, atau karena seseorang ingin menjadi yang terutama.

‘Pencobaan, godaan tidaklah datang dari Allah! Janganlah sesat saudara-saudara yang kukasihi!’, kata Yakobus. Allah tidak akan pernah memikat kita ke arah kejahatan, karena pencobaan memicu hawa nafsu, dan kalau hawa nafsu itu menguasai kita maka kita mengambil jalan yang salah, jalan yang mengarah pada kematian. Allah tidak akan pernah mencobai kita ke dalam dosa yang pada akhirnya menghancurkan hidup kita.

Apa yang Allah berikan? Justru kebalikannya. Ayat 17: ‘Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas...

Yakobus berkata dengan jelas. Kalau saudara mengalami cobaan dan godaan, jangan menyerah! Bertahanlah teguh! Kalahkanlah! Pakailah perlengkapan senjata Allah seperti yang Paulus tulis di Efesus 6. Maka Allah akan memberi mahkota kehidupan. Jangan terbawa arus pencobaan. Jangan juga salahkan Tuhan. Tidak! Jangan ragukan Tuhan! Jangan dikuasai kegelapan. Jangan dikuasai pikiran negatif, namun penuhlah dengan syukur. Allah itu baik!

Setiap pemberian yang baik datangnya dari atas. Hari ini kita melihat dan mengagumi pemberian Allah yang baik: dua anak yang dibaptis: Nadia Yun Lai Wong en Levi Raka Sumule.

Nadia Yun Lai Wong adalah anak kedua, putri dari Kin Sang Wong dan Jacky Wong-Paramarta. Adik dari Aimy Wong. Nadia berarti harapan (bahasa Rusia). Yun Lai berarti anggun, cantik. Jadi: ‘Seseorang yang anggun dan cantik, penuh harapan dan sekaligus membawa harapan di manapun ia berada.’ Inilah yang mau diberikan Kin dan Jacky kepada Nadia.

Levi Raka Sumule adalah anak pertama, putra dari Rheinhard Sumule dan Amanda Wulandari. Levi adalah kepala suku yang menjadi imam di Israel (Lewi), pelayan Tuhan. Raka berarti keteguhan (bahasa Sansekerta). Jadi: ‘Seseorang yang punya keteguhan hati dan boleh melayani Tuhan di manapun’. Inilah yang mau diberikan Rhein dan Amanda kepada Levi.

Kita bersukacita dengan Nadia dan Levi. Dalam percakapan baptisan, Kin dan Jacky, Rhein dan Amanda, berkata bahwa dikaruniakan anak adalah suatu keajaiban. Karena itu kita membaca Mazmur 139 sebagai ayat pembuka, Mazmur yang penuh ketakjuban betapa indahnya Tuhan menciptakan kita. 

Di gereja kita sangat senang dengan anak-anak. Semakin banyak anak semakin banyak sukacita! Kita berharap anak-anak menemukan tempatnya di gereja. Kita berharap mereka bertumbuh dalam kasih Allah bersama dengan orangtua mereka. Juga bersama dengan teman-teman seusia mereka. Lihat saja di foto berikut bagaimana Nadia dan Levi saling menyapa dan mengobrol dengan bahasa mereka sendiri.

Mazmur 127:3 berkata: ‘Anak-anak adalah pemberian Allah...’ (BIS). Ini senafas dengan perkataan Yakobus ‘Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.

Sungguh istimewa kalau Yakobus menjelaskan di sini siapakah Allah itu. Allah adalah sumber terang dan Allah adalah Bapa yang setia. Mari kita renungkan ini bersama dan meneruskannya kepada Nadia dan Levi, kepada anak-anak kita, kepada generasi yang akan datang.

1. Allah adalah sumber terang

Allah menciptakan matahari, bulan dan bintang-bintang. Bahkan lebih lagi: Allah adalah Bapa dari segala terang. Artinya: terang berasal dari Allah, seperti anak berasal dari sel-sel ayah dan ibunya. Terang berasal dari Allah, karena Allah adalah terang. Sebagaimana I Yohanes 1:5 berkata: ‘Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.’ Terang memberi sukacita! Terang memberi arah. Terang memberi hidup! Terang memberi pertumbuhan. Demikian Allah memberi terang dan hidup kepada dunia ini, juga kepada kita manusia. 

Allah adalah Bapa. Begitu personal dan akrab. Betapa indahnya kalau hari ini Nadia dan Levi dibaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus! Sang Pencipta adalah Bapa kita! Melalui kedatangan AnakNya, Yesus Kristus, yang mati untuk dosa-dosa kita, kita boleh diangkat menjadi anak-anak yang dikasihi Allah. Allah adalah Bapa. Allah bukanlah Allah yang jauh, yang di atas sana duduk di tahtaNya dan tidak peduli terhadap kita. Tidak. Allah adalah Bapa yang baik, yang adalah terang, yang sangat mengasihi kita! Allah sangat mengasihi saudara!

Dari Allah, datanglah terang, titik terang dalam hidup ini. Kalau kita bergumul dan berteriak: ‘Ya Tuhan, di manakah Engkau?’, ingatlah akan titik terang dalam hidup ini. Allah adalah ‘Bapa segala terang’, Bapa dari titik-titik terang! Jangan berpikir bahwa anda tidak bisa bertahan dalam kegelapan! Jangan panik kalau kesulitan datang! Jangan takut akan kegelapan! Ada Bapa surgawi yang memberi terang!

Ikutlah Tuhan Yesus tiap-tiap hari, maka kita akan mendapatkan terang di jalan kehidupan kita, karena Dialah yang berkata: ‘Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.’ (Yohanes 8:12).

2. Allah adalah Bapa yang setia

Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.’ Allah adalah Bapa segala terang. Namun Ia tidak seperti matahari, bulan, dan bintang-bintang, yang bergantung pada ‘waktu terbit’ dan ‘waktu terbenam’, dan terpengaruh ‘gerhana sementara’. Tidak! Terang Allah selalu bersinar terang. Allah itu setia dan tidak berubah. Sebagaimana hari ini kita menyanyikannya di lagu pembukaan: ‘SetiaMu Tuhanku tiada bertara. Dikala suka disaat gelap.’

Ketika anak-anak kita dibaptis, mereka mendapat baptisan sebagai tanda ikatan perjanjian. Allah adalah Allah yang melakukan ikatan perjanjian dan Ia adalah Bapa yang tidak akan meninggalkan anak-anakNya. Allah setia dalam suka dan duka. Betapa istimewanya ini!

Anak-anak (kecil) bangga dengan orangtua mereka, ayah mereka. Ini mengingatkan saya akan reklame yang pernah ada. Ada anak-anak yang bermain. Mereka menceritakan pekerjaan ayah mereka. Mereka berusaha saling mengalahkan. Anak pertama berkata dengan bangga: ‘Ayah saya pengacara!’. Anak kedua berkata: ‘Ayah saya ahli bedah!’. Anak ketiga tidak mau kalah dan berkata: ‘Ayah saya direktur bank’. Lalu mereka semua melihat ke anak keempat. Anak itu berkata dengan bangganya: ‘Ayah saya kerja di McDonald’s’ (ini bukan reklame ya!). Semua anak yang mendengar tercengang takjub. Bagi anak-anak, itulah pekerjaan yang paling hebat. Karena ayah akan tahu paling dulu mainan apa yang diberikan untuk menu anak-anak. Pertanyaan untuk kita adalah: ‘Apakah kita bersyukur kepada Bapa Surgawi? Apakah kita bangga denganNya?’ Allah adalah Bapa yang setia. Apakah kita juga setia padaNya? Apakah di dunia ini kita menjadi perwakilan Allah yang baik? Apakah sifat-sifat kita seperti Bapa Surgawi? Yang penuh kasih dan kesetiaan, anugerah dan pengampunan. Apakah kita menempatkanNya sebagai pusat hidup kita? Apakah kita melayaniNya dalam hidup kita?     

Hari ini kita bersyukur untuk setiap pemberian yang baik dari Tuhan. Dapatkah anda menyebutkan beberapa darinya? Tuhan memberikan pemberian yang baik juga kepada GKIN, khususnya untuk regio Amstelveen. Hari ini kita menyebutkan namanya: sdr. Fokke de Jong, yang 3 tahun melayani sebagai penatua dengan kesetiaan dan komitmen. Fokke juga menyiarkan kebaktian Online dari awal (15 Maret 2020). Fokke, terima kasih untuk pelayanan saudara. Kiranya Tuhan memberkati saudara dan keluarga! Tetaplah melayani Tuhan. Juga di jemaat kita.

Jemaat terkasih. Setiap pemberian yang baik datangnya dari atas. Allah memberi pemberian yang baik, agar kita mengakuiNya sebagai Bapa. Agar melalui iman kepada AnakNya Yesus Kristus kita dilahirkan kembali. Mari bersukacita akan Allah kita. Mari kita mengikut Tuhan Yesus dan melayaniNya dengan segenap hati dan jiwa. Kiranya rumah kita penuh dengan ucapan syukur, karena Allah adalah sumber terang dan Allah adalah Bapa kita yang setia. Mari kita berbicara, bersaksi, dan meneruskan kasih Allah kepada anak-anak kita dan generasi yang akan datang.

Saya ingin mengakhiri khotbah ini dengan sebuah puisi dari Geke Wiersma, yang juga dapat didengarkan sebagai lagu di internet.

Doa untuk anak-anakku

 

Aku menaruh nama anak-anakku di tanganMu.

Ukirlah nama mereka dengan tulisan yang tak terhapuskan.

Agar tidak ada sesuatupun atau seorangpun yang dapat menghapus mereka dengan api sekalipun.

Juga tidak kalau setan nanti akan menampi mereka seperti gandum (Lukas 22:31).

 

Peganglah anak-anakku ya Tuhan, kalau aku harus melepaskan mereka.

Dan biarlah kekuatanMu melampaui kelemahan mereka.

Engkau tahu bagaimana dunia akan sangat membenci mereka, jika mereka tidak mengikuti rencana dunia ini.

 

Aku tidak meminta ya Tuhan agar Engkau menjauhkan mereka dari tiap penderitaan, namun jadilah penghibur ketika mereka kesepian dan ketakutan.

Jagalah mereka dalam ikatan perjanjian-Mu demi namaMu.

Dan janganlah membiarkan mereka menjauh dariMu sepanjang hidup mereka!

 

Aku menaruh nama anak-anakku di tanganMu.

 

Amin.