Pembacaan Alkitab: Matius 14:22-33

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,

Pernahkah Saudara mendengar jenis olahraga “berselancar atau surfing”?

Berselancar adalah olahraga yang penuh dengan tantangan dan risiko namun indah untuk ditonton karena para peselancar (surfer) dapat meliuk-liuk meniti ombak seperti seorang penari. Mari kita saksikan aksi berselancar di pantai Nazaré di Portugal: 01 Surfing v2 - YouTube

Sungguh mengagumkan, bukan? Orang-orang yang berolahraga berselancar selalu mencari ombak, semakin banyak ombak yang datang, semakin mereka merasa senang. Bagi mereka, ombak bukan hanya teman, tetapi kebutuhan mereka. Tanpa ombak, mereka tidak mungkin berselancar. Sebaliknya, bila peselancar melihat ombak yang bagus, mereka akan memanfaatkannya sebaik mungkin, meskipun itu berarti gerakan beresiko di atas ombak yang bergelora.

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus, perjalanan hidup manusia di dunia seringkali diumpamakan dengan mengarungi lautan. Laut dengan seluruh pesona dan juga bahayanya itu adalah gambaran dari medan perjalanan hidup manusia. Kadang tenang, damai menyejukan, kadang ada ombak-ombak yang kecil tetapi tidak jarang gelombang besar yang menakutkan. Jadi berselancar di atas ombak bergelora adalah seperti hidup kita ketika berada di tengah kehidupan yang beresiko besar.

Memang menjalani kehidupan di dunia ini tidak mudah, ada banyak tantangan dan kesulitan yang harus kita hadapi. Kesulitan yang muncul akibat tantangan alami, seperti bencana alam atau apa yang dunia sedang alami saat ini, yakni pandemi, tidak dapat kita hindari tetapi hanya bisa kita hadapi. Semua orang, siapa pun dia pasti akan mengalami. Dan apa yang sedang terjadi saat ini, bukan kesalahan kita. 

Oleh sebab itu tidak perlu kita mencari siapa yang salah. Tantangan alami akan selalu hadir selama kita hidup di dunia ini, apakah kita orang beriman atau bukan, yang penting dan dibutuhkan adalah persepsi atau cara memandang dan respon yang benar dalam menghadapi kesulitan atau tantangan hidup. Karena dengan memiliki persepsi dan respon yang benar, dapat membawa kita pada kedewasaan dan kemenangan hidup.

Melalui perikop Matius 14:22-33, tentang Yesus berjalan di atas air, kita dapat belajar betapa pentingnya memiliki persepsi dan respon yang benar bagi orang-orang percaya. Ada dua tafsiran yang sama-sama dianggap valid mengenai perikop ini. Yang pertama, mau menunjukkan kuasa Yesus bahwa Ia dapat melakukan mujizat berjalan di atas air. Alkitab menyaksikan bahwa Tuhan sanggup untuk menguasai dan mengendalikan laut.

Tafsiran kedua mengatakan bagaimana respon Tuhan Yesus ketika tahu bahwa perahu dari para murid-Nya terombang-ambing akibat terbawa angin sakal. Dalam kitab Injil Markus 6:48, dikatakan, “…betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal”. Dalam situasi ini, dikatakan Yesus turun dari bukit untuk menolong para murid yang sedang berjuang menghadapi gelombang. Yesus segera datang mendekati perahu mereka bukan dengan berselancar melainkan berjalan di atas air. Melihat kedatangan Yesus yang tiba-tiba dan dengan cara berjalan di atas air, sungguh mengejutkan para murid.

Semua murid melihat Yesus berjalan di atas air. Tetapi mereka hanya melihat tubuh Yesus. Mereka belum melihat Yesus yang sebenarnya. Mereka melihat Yesus hanya sebagai manusia. Padahal manusia tidak mungkin berjalan di atas air. Oleh sebab itu, ini pasti bukan manusia tetapi hantu. Dikatakan dalam ayat 26, para murid berteriak-teriak karena takut.

Saudara-saudara yang Tuhan Yesus kasihi,

Para murid yang demikian dekat dan selalu ada bersama-sama dengan Yesus, menganggap Yesus itu hantu. Mengetahui bahwa para murid sedang dalam ketakutan, Yesus segera berkata, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut! Inilah kata kunci dari ucapan-ucapan dalam seluruh perikop ini. Yesus mau mengatakan, kalian tahu, siapakah Aku ini. Aku adalah Aku, Tuhanmu maka tenanglah, jangan takut!

Mengapa peselancar bisa berselancar di atas gelombang? Karena mereka punya persepsi bahwa gelombang atau ombak itu bukanlah sesuatu yang menakutkan. Mereka mencintai laut dan gelombang. Karena tidak takut, mereka bisa menikmati laut dan gelombangnya. Demikian pula seharusnya dengan kita sebagai orang-orang percaya.

Kita harus memiliki persepsi bahwa kehidupan di dunia ini bukanlah sesuatu yang menakutkan karena ada Tuhan yang MahaKuasa. Dialah yang mengendalikan kehidupan kita. Jadi kita tidak pernah sendirian. Memang perjalanan hidup di dunia ini tidak mudah. Kadang kita merasa lelah dan tidak sanggup lagi. Tetapi tenang, kita punya Tuhan. Ia selalu ada menyertai kita sampai kepada akhir zaman.

Saudara-saudara, setelah Yesus menyatakan diri kepada para murid, siapakah Dia yang sebenarnya, lalu secara spontan Petrus berespon. “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air”. Petrus ingin membuktikan apakah benar itu Yesus itu Tuhan. Maka Yesus, berkata “Datanglah!” Petrus turun dari perahu dan apa yang terjadi? Ia berjalan di atas air mendapatkan Yesus.

Kita lihat bagaimana pentingnya peran iman, dalam hal ini kita belajar dari Petrus ketika meresponi ajakan Yesus, “Datanglah”. Petrus tidak sekedar percaya perkataan Yesus tetapi berani mengambil langkah iman. Untuk dapat mengalami kasih dan kuasa Tuhan nyata dalam hidup kita, tidak cukup kalau kita hanya menyatakan bahwa kita percaya atau mempercayakan diri kepada Yesus. Tetapi seperti Petrus, kita harus berani bertindak atau melangkah dalam iman.

Belajar dari peselancar yang tidak ragu dan takut untuk memanfaatkan saat atau kesempatan yang tepat untuk bertindak berselancar di atas gelombang dan menikmati gerakan gelombang. Kita, sebagai orang-orang percaya juga tidak perlu ragu dan takut untuk melangkah dan berjalan bukan nekad tetapi dengan iman. Karena berjalan dengan iman lebih baik daripada kita berhenti karena keraguan dan ketakutan

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,

Mengikuti cerita selanjutnya dari perikop kita, mungkin ada yang bertanya, mengapa Petrus yang sudah beriman dan sudah mengalami kuasa Tuhan, koq masih bisa jatuh? Saudara-saudara perjalanan dan pertumbuhan iman kita, tidak pernah bergerak seperti garis linear, terus lurus tetapi melalui perjalanan yang jatuh-bangun.

Bukankah kehidupan iman Petrus, salah satu murid terdekat Yesus, juga mengalami jatuh-bangun. Berapa kali, ia mengalami kegagalan sebagai murid Yesus.Tetapi Petrus tidak pernah mengalami kegagalan total karena setiap kali mengalami kegagalan, ia selalu bersandar dan datang pada Tuhan.

Demikian juga, ketika ia mulai tenggelam, ia berteriak “Tuhan, tolonglah aku!”. Dan Yesus mengulurkan tangan-Nya dan memegang dia. Saudara-saudara, Petrus setiap kali ia jatuh, tidak putus asa tetapi siap untuk bangkit kembali. Justru kegagalan-kegagalan yang ia alami membawanya lebih dekat lagi pada Tuhan.

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,   

Ada kesaksian yang sungguh luar biasa dan mengagumkan dari seorang wanita muda yang mempunyai persepsi dan respon yang benar ketika menghadapi tantangan berat dalam hidupnya. Wanita ini bernama Jane Marczewski.

Ia dilahirkan dan dibesarkan melalui keluarga kristen yang berasal dari Ohio – Amerika Serikat. Sejak kecil, ia sudah mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya. Dalam usia muda, ia pernah didiagnose menderita penyakit kanker payudara stadium 3, dan harus menjalani banyak perawatan kemoterapi.

Di awal tahun 2020, dalam usianya yang ke 30 tahun, ternyata penyakit kanker payudaranya muncul kembali. Dan dokter kali ini mengatakan bahwa Jane hanya mempunyai kesempatan hidup di dunia enam bulan lagi. Apa yang dilakukan oleh Jane yang masih muda ini? Ia tetap positif dalam menghadapi dan menjalani tantangan berat ini. Bahkan di tahun 2021 ini ketika dokter mengatakan bahwa kemungkinan untuk bisa bertahan hidup hanya tinggal 2% karena kankernya sudah menjalar ke paru-paru, tulang belakang dan hati, Jane tetap tidak mau menyerah dan putus harapan. 

Persepsinya terhadap vonis dokter ini adalah walaupun harapan hidupnya tinggal 2% tetapi itu bukan berarti 0%.  Baginya 2% adalah amazing, sesuatu yang menakjubkan atau mengagumkan. Jane berespon dengan mengikuti acara “America’s Got Talent 2021” edisi ke 16 dengan menyanyikan lagu karangannya sendiri berjudul “It’s okay” yang menceritakan tentang perjalanan dari tahun terakhir hidupnya.

Kesaksian hidup dan penampilan Jane Marczewski dalam acara itu, sungguh menyentuh hati tidak saja para juri tetapi juga para penonton yang hadir. Mari kita saksikan cuplikan dari penampilan Jane Marczewski di acara America’s Got Talent 2021 tersebut: 02 Nightbirde v2 - YouTube

Ada kata-kata Jane lainnya yang sungguh mengugah hati dalam acara tersebut adalah ketika salah satu juri, memberi penghargaan terhadap apa yang ia telah alami dan jalani selama ini, Jane berkata, “You can’t wait until life isn’t hard anymore before you decide to be happy” / Anda tidak bisa menunggu sampai hidup tidak sulit lagi sebelum Anda memutuskan untuk menjadi bahagia. Tanggal 9 juni yang lalu, Jane Marczewski meninggal dunia. Persepsinya tentang kehidupan dan bagaimana ia meresponi, telah menjadi kesaksian yang luar biasa.

 

Saudara-saudara, bagaimana dengan kita? Hidup yang sedang kita jalani saat ini, tidak mudah. Sejak awal 2020, kita semua telah menjalani hidup yang berat menghadapi masa pandemi yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Perubahan-perubahan dalam hidup kita terjadi begitu cepat dan tidak terduga. Kita mengalami kehilangan demi kehilangan.

Dampak dari masa pandemi ini telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, baik kehidupan pribadi maupun kehidupan bersama: masalah kesehatan, ekonomi, sekolah, pekerjaan, usaha maupun kehidupan rohani kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Tetapi apa pun yang terjadi, misi atau panggilan hidup kita sebagai murid Kristus, jangan terhambat hanya karena penderitaan atau kesulitan yang sedang kita alami saat ini.

Mari kita memandang dan menghayati bahwa kehidupan yang Tuhan masih izinkan ini, adalah kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita dipakai Tuhan menjadi alat dalam rencana-Nya. Walaupun banyak tantangan dan kesulitan yang kita alami, janganlah membuat kita ragu dan takut, tetapi kita semakin teguh melangkah dengan iman. Seperti peselancar yang memanfaatkan gelombang yang ada sebagai kesempatan untuk beselancar, demikian juga kita dengan beriman kepada Tuhan, kita berselancar di atas gelombang kehidupan dan menikmatinya. Tuhan memberkati kita semua.

AMIN.