Mazmur 1:1-6 en Matius 7:13-20

Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus,

Setiap hari baru, adalah undangan dari Allah bagi Anda dan saya untuk menjalani hidup bahagia. Untuk mengalami ini kita harus menentukan  pilihan, baik yang penting maupun yang kurang penting. Pertanyaannya adalah apakah Anda menentukan/membuat pilihan secara sadar? Karena lebih mudah bagi kita untuk hidup secara sesuai kebiasaan, seperti yang selalu kita lakukan. Kita tidak perlu susah-susah berpikir.

Tetapi jika Anda ingin benar-benar menjadi manusia seutuhnya, jika Anda ingin menjadi manusia yang benar-benar bahagia, Anda harus menimbang, mempertimbangkan kembali, segala kemungkinan yang ada dalam hidup Anda dipertimbangkan- dan kemudian memilih secara  lebih sadar! Mari kita lihat bacaan dalam Alkitab  kita hari ini tentang mengapa penting untuk menentukan/membuat pilihan secara sadar.

Mazmur pertama dimulai dengan kata-kata: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” Dalam dua kalimat ini Anda mendapatkan nasihat untuk memilih pengajaran dari Taurat, karena pilihan itu akan membuat Anda bahagia.

Bahagia di sini berarti "penuh kebahagiaan" dan berkaitan dengan "mampu untuk terus maju", "mencapai tujuan", "sampai pada tujuan". Tuhan Yesus menggunakan kata ini, "orang yang bahagia" dalam Ucapan Bahagia dalam Khotbah di Bukit dalam Matius 5-7.

Terjemahan Alkitab Belanda 1951 sebenranya lebih dekat dengan teks Ibrani dan diterjemahkan "Berbahagialah seorang laki-laki." Kita juga akan menyanyikan atau mendengarkan lagu ini setelah Pengakuan Iman Rasuli. Terjemahan Alkitab Belanda yang baru memilih untuk memakai kata ‘laki-laki’ menjadi ’orang’. Karena di sini bukan hanya seorang laki-laki yang didesak, tapi semua orang

 

Berbahagialah perempuan yang tidak bergabung dengan lingkaran penguasa,

yang tidak menyia-nyiakan namanya dalam perebutan kekuasaan

tapi yang percaya pada kekuatan lembut,

sayap yang mengangkatnya.

 

Dia dididukung oleh ibunya  seperti anak burung elang.

Dia meluncur di sepanjang tebing salju dan batu tanpa terluka.

Sarangnya adalah matahari.

 

Tidak demikian halnya dengan para pemburu

yang meniup pada kaki gunung. 

Mereka harus mengawasi tanpa daya

seberapa jauh para pemburu itu mengungguli mereka.

 

Bahagialah wanita yang mempercayai dirinya sendiri

dan cinta yang merendah/lentuk.

 

Apa pendapat Anda tentang teks ini?

Bagaimanapun, dari teks ini tidak hanya "laki-laki" yang tercermin dalam seluruh teks ini. Tapi ada lebih banyak bahan untuk dipikirkan yaitu untuk perempuan juga. Dan itulah tepatnya yang Mazmur 1 katakan kepada kita: pikirkan tentang apa yang Anda lakukan, jalan hidup mana yang Anda pilih.

Apa yang Anda dan saya tidak boleh lakukan adalah "tidak mengikuti", "tidak berdiri", dan "tidak duduk". Kedengarannya sederhana, tetapi Anda tahu lebih baik daripada siapa pun bahwa terkadang Anda mengikuti keputusan yang salah. Anda membiarkan diri Anda terbawa suasana. Tidak selalu mudah untuk mengatakan "tidak" terhadap sesuatu cara yang salah. Tidaklah mudah untuk mengatakan tidak pada suatu situasi ketika Anda tahu situasinya salah arah. Dan itu bisa memberikan posisi yang membuat Anda merasa sendiri. Tetapi Mazmur ini mengatakan: Anda berbahagia! Setidaknya di mata Tuhan jika Anda disini tidak memilih untuk melakukannya.

Juga merenungkan Taurat, sebagai penunjuk jalan, membaca keras-keras, mengunyah/mendalami dan meditasi. Inilah hidup dari sebuah Sumber yang tersembunyi. Anda mencari jalan Anda dalam terang Firman Allah. Anda tidak akan pernah merasa cukup dengan itu, itu berlanjut terus siang dan malam, sama seperti detak jantung dalam hidup Anda.

Saudara-saudari,

Pemahaman Mazmur 1 dapat dibandingkan dengan kata-kata Yesus dalam Injil Matius tentang “jalan yang lebar dan jalan yang sempit’’, seperti gambar di bawah ini yang tergantung di hampir setiap rumah orang Kristen.

 

Di sini juga kita dihadapkan pada pilihan; jalan lebar yang dipilih banyak orang dan tidak membawa kebahagiaan dan tidak hidup dekat dengan Allah. Atau jalan sempit dimana pintunya merupakan gerbang menuju Kerajaan Allah. Yesus sendiri berkata, Akulah Jalan. Akulah Pintu untuk domba-domba-Ku. Untuk menemukan jalan yang baik itu, jalan menuju Kerajaan Allah dan untuk dapat ada pada jalan seperti itu, kita membutuhkan Yesus setiap hari. Karena Allah tidak mencari akhlak yang baik, tetapi Allah mencari hati yang murni

Bagi Yesus, disini bukan hanya tentang mendengarkan, tetapi mendengarkan dan melakukan perintah-Nya dan menghasilkan buah. Dia berkata, "Dari buahnya kamu akan mengenali pohon itu" (Matius 7: 16-18). Buah yang mana yang dimaksudkan Yesus? Ini selaras dengan pertobatan (Matius 3:8). Jadi apa yang Yesus maksudkan dengan pintu yang sesak dan jalan yang sempit itu adalah hidup seperti yang digariskan-Nya dalam Khotbah di Bukit. Itulah kehidupan yang sebenarnya. Itu juga merupakan jalan hidup Anda sebagai seorang Kristen. Jalan hidup Anda adalah cara Anda mengatur hidup Anda. Cara Anda berbicara, berpikir, bertindak. Cara hidup Anda adalah bukti Anda. Itu adalah apa yang hidup/ada di dalam diri Anda dan akan terus menerus nyata dan kembali tampak. Itulah yang membuat Anda bahagia.

Saudara-saudari,

Anda, sebagai pribadi, dihadapkan pada sebuah pilihan. Seseorang harus memilih, memilih antara apa yang benar dan mana yang salah. Dalam Mazmur dan Injil. orang memiliki kebebasan untuk memilih, dan kebebasan untuk berbuat salah, kebebasan untuk membuat kesalahan dan bertobat dari kesalahan mereka, tetapi juga kebebasan untuk bertahan dalam kesalahan mereka.

Pilihan yang diberikan kepada kita adalah pilihan batin. Oleh karena itu, ada konsekuensi atas apa yang Anda lakukan, tetapi itu dimulai dengan pilihan batin itu: hidup adil atau hidup tidak adil. Hidup dengan tulus atau hidup tidak tulus. Oleh karena itu, apa yang Anda pilih dapat membuat perbedaan.

Orang benar (tzaddiq dalam bahasa Ibrani) adalah orang yang percaya, orang yang benar di hadapan Tuhan dan sesama. Mereka bukanlah orang-orang kudus, maksudnya bukan orang-orang yang sempurna, sebaliknya: mereka mengetahui keterbatasan mereka sendiri, dosa mereka sendiri. Mereka hidup hanya oleh anugerah / kasih karunia, dari apa yang telah Kristus lakukan untuk mereka. Rasul Paulus berkata bahwa tidak ada orang yang benar, tetapi kita dibenarkan oleh iman kepada Yesus Kristus (Roma 3:11, 22).

Kemudian pilihan itu mengarah pada kualitas hidup yang dapat dibandingkan dengan sebuah pohon yang ditanam di tepi air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan tahu bagaimana memelihara daunnya, singkatnya, apa yang dilakukan orang benar itu akan membuatnya berhasil, bahagia.

Pohon itu berakar kuat di tanah dan tumbuh perlahan tapi pasti. Pohon seperti itu adalah contoh hidup yang stabil dan tabah. Dan Allah, Sumber  yang tersembunyi itu memberikan stabilitas. Dalam situasi apapun, pohon ini tetap mempertahankan vitalitasnya.

Gambar Lain adalah tentang orang fasik?

Orang fasik (rasja dalam bahasa Ibrani) adalah orang-orang yang mengetahui bahwa Allah itu ada tetapi mengabaikan kehendak dan Firman-Nya sama sekali. Percaya kepada Allah tidak memiliki konsekuensi untuk cara hidup mereka. Mereka tidak percaya bahwa Allah  menuntut mereka untuk hidup dengan cara tertentu. Mereka tidak percaya bahwa mereka harus mempertanggung jawabkan tindakan mereka. Orang fasik dalam Alkitab adalah orang yang memeras orang lain, yang menindas dan mengeksploitasi yang lemah (janda dan yatim piatu). Inilah menurut Alkitab orang-orang yang menertawakan Allah.

Mereka seperti sekam: lapisan luar biji gandum/kulit padi yang tertiup angin jika diayak / ditapis di lantai pengirikan.

Sekam ini mewakili kehidupan yang sepenuhnya bergantung pada keadaan. Tidak ada pegangan, tidak ada dasar. Ia bergerak ke segala arah dan mengikuti segala arah angin. Sekam itu melambangkan orang yang bisa berubah, yang terlalu mudah mengikuti arus.

Saudara dan saudari kekasih Kristus,

Pilihan yang diajukan Mazmur 1 dan Injil Matius kepada kita bukanlah pilihan untuk satu kali saja dan tidak membagi dunia manusia menjadi dua kelompok: orang benar dan orang fasik, atau menjadi orang baik dan jahat. Karena kita membawa kemungkinan hidup yang tulus dan tidak tulus, baik dan buruk dalam diri dan sepanjang hidup kita.

Kita membuat pilihan setiap hari. Dan pilihan itu mempunyai konsekwensi  bagi diri kita sendiri dan kehidupan orang yang berhubungan dengan kita. Dan barangsiapa memperdalam hal ini, dia akan menyadari bahwa hal ini tidak selalu sesederhana itu. Banyak mazmur-mazmur berbicara tentang orang-orang yang bergumul dan terkadang betapa sulitnya pergumulan mereka, melalui penindasan, keputusasaan, musuh dan oleh penyebab apa pun.

Itulah mengapa Mazmur 1 dan kata-kata Yesus tidak membuat kita menghakimi sesama kita/orang lain. Tetapi justru memanggil kita untuk bertobat. Undangan untuk kembali kepada Tuhan. Kemudian Anda diperhadapkan pada pertanyaan: Jalan mana yang aku harus lalui? pergi? Apa yang aku pilih? Bagaimana saya keluar dari semua ini? Apa arti kehidupan? Apa arti hidup saya?

Untuk jawaban atas pertanyaan ini, kita menacari dan memandang kepada Yesus Tuhan kita dan mengikuti kehendak-Nya dan melakukan pilihan secara sadar. Itulah undangan untuk hidup bahagia. Walaupun Anda harus melalui jalan yang membuat Anda merasa sendiri. Namun jalan itu juga menuntun Anda sampai ke tujuan sesuai dengan yang Allah kehendaki. Saya mengucapkan banyak berkat dan hikmat dalam mememilih jalan mana yang Anda pilih.

Amin.

Pertanyaan pendalaman:

  1. Kita membiarkan diri kita dipengaruhi sehubungan dengan apa yang kita lakukan, apa yang kita pilih, bagaimana kita menjalani hidup. Ini sering terjadi tanpa disadari. Coba pikirkan apa yang mempengaruhi Anda secara khusus. Beberapa kemungkinan: persetujuan dari orang lain, media, Firman Allah,  panutan, budaya dimana Anda hidup, preferensi Anda sendiri, teman / keluarga dan sebagainya.
  2. Apakah Anda merasa sulit untuk membuat pilihan yang benar? Berikan beberapa contoh.
  3. Mazmur ini menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk menemukan sukacita dalam hukum / Taurat Allah. Bisakah Anda membayangkan sesuatu tentang itu? Apa pandangan Anda sebenarnya tentang firman Allah?
  4. Bagaimana Anda mememastikan bahwa Anda menghasilkan buah-buah dalam hidup Anda?