Pembacaan Alkitab: Yoel 2:25-32, Kisah Rasul 2:14-18
Hari Senin yang lalu kita mendengar berita tentang wabah belalang di kota Metropolitan Jaipur di India Utara. Suatu wabah yang mengerikan yang beberapa bulan lalu juga menerpa Afrika Timur. Belalang gurun membentuk kawanan yang jumlahnya mencapai beberapa ratus juta belalang per kilometer persegi. Dalam satu hari mereka bisa berpindah sejauh 150 km dan memakan habis semua tanaman yang dilewati. Menurut PBB, kawanan belalang sebanyak itu tiap hari bisa menghabiskan makanan untuk 35.000 orang. Di tengah pandemi corona ini, janganlah kita lupa akan pergumulan lainnya yang ada di dunia ini.
Wabah belalang yang mengerikan juga melanda bangsa Yehuda (kerajaan utara dari pecahan Israel) di dalam kitab Yoël. Akibatnya sangat menghancurkan bagi tanah, hewan, dan manusia. Kelaparan melanda di mana-mana. Nabi Yoël mengingatkan umat Tuhan bahwa wabah itu terjadi karena mereka meninggalkan Tuhan. Ini adalah hukuman Tuhan. (Meskipun demikian kita tidak dapat menyimpulkan bahwa tiap bencana adalah hukuman Tuhan). Namun Allah adalah Allah yang penuh kebaikan, penuh belas kasih dan anugerah. Allah penuh dengan kasih dan pengampunan. Yoël membawa berita pengharapan! ‘Jika kalian berbalik kepada Tuhan, maka Ia akan berbalik kepada kalian.’ Allah menjanjikan pemulihan atas umatNya.
Di ayat 21-23 tertulis: ‘Jangan takut, hai tanah, bersorak-soraklah dan bersukacitalah, sebab juga TUHAN telah melakukan perkara yang besar! Jangan takut, hai binatang-binatang di padang, sebab tanah gembalaan di padang gurun menghijau, pohon menghasilkan buahnya, pohon ara dan pohon anggur memberi kekayaannya.
Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan … seperti dahulu.’ Akhirnya tidak ada lagi wabah belalang. Akhirnya ada panen yang baik. Akhirnya ada makanan, ada hidup dan masa depan! Dan lebih dari perusahaan asuransi manapun, Allah berkata:
‘Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang …’
Sungguh sukacita yang begitu besar kalau ada pemulihan dari wabah atau bencana. Allah sanggup mengubah situasi apapun menjadi kebaikan. Namun, pemulihan yang dijanjikan Allah bukan hanya pemulihan fisik: pemulihan panen, anggur, gandum (kemakmuran material). Tidak. Allah juga menjanjikan pemulihan rohani: pemulihan relasi antara Allah dan manusia, pemulihan di hati manusia. Allah menjanjikan pemulihan total.
Yoël menubuatkan di sini tentang masa Mesianik. Ayat 27: ‘Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel…’ Nubuat ini digenapi di dalam kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus, karena namaNya Imanuel, Allah beserta kita. Melalui kedatangan Yesus, Sang Mesias, ada pendamaian antara Allah dan manusia. Melalui kematian dan kebangkitan Yesus hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali.
Yoël selanjutnya menyampaikan janji Allah. ‘Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia …’ (ayat 28).
Di Perjanjian Lama (PL) kita membaca tentang Roh Kudus. Namun Roh Kudus di dalam PL diberikan secara terbatas. Hanya kepada orang-orang tertentu, biasanya raja dan nabi. Roh Kudus juga tidak menetap seterusnya pada pribadi itu.
Kerinduan agar Allah memberikan RohNya kepada tiap orang dari umatNya dapat kita baca di Bilangan 11:29 ketika Musa berkata: ’…Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!’
Di Pembacaan Alkitab yang kedua dari Kisah Rasul, Allah menggenapi nubuat Yoël pada hari Pentakosta di Yerusalem. Roh Kudus muncul dalam bentuk lidah api dan hinggap pada semua pengikut Yesus. Bukan hanya 12 murid, tetapi semua pengikut Yesus yang berjumlah 120 orang dipenuhi Roh Kudus (Lihat Kisah 1:15). Tanpa ada pembedaan jenis kelamin, usia dan kelas sosial.
Lidah api dari Roh Kudus bekerja sehingga pengikut-pengikut Yesus berbicara dengan bahasa-bahasa yang baru. Orang-orang yang ada di sana tiba-tiba mengerti perkataan pengikut Yesus dalam bahasa mereka masing-masing. Walapun latar belakang, bangsa dan bahasa mereka berbeda, mereka mengerti kesaksian pengikut Yesus tentang karya Allah yang besar. Mujizat yang besar terjadi pada hari Pentakosta: mujizat bahasa, bahasa dari Roh Kudus yang menghubungkan manusia satu sama lain.
Tiap orang memberi reaksi yang berbeda. Tidak setiap orang menyadari dan mengakui pekerjaan Roh Kudus. Ada orang yang mengejek seperti di Kisah Rasul. ‘Mereka sedang mabuk …’ Kalau kita menghadapinya, janganlah kita terbawa emosi atau kekesalan, jangan kita juga dikuasai rasa malu atau takut. Tetaplah fokus kepada Yesus dan biarlah Roh Allah memimpinmu. Petrus yang penuh dengan Roh Allah kemudian berbicara. Dengan penuh keberanian dia berkata: ‘Hai orang-orang Yerusalem, kami tidak mabuk… Tidak. Hari ini kalian menyaksikan peristiwa yang istimewa: hari ini ada nubuat yang digenapi! Apa yang dikatakan oleh nabi Yoël kini menjadi kenyataan…’ Petrus melanjutkan khotbahnya. Buahnya sungguh luar biasa. Pada hari Pentakosta itu ada 3000 orang yang percaya kepada Kristus. Semua itu terjadi kalau pengikut Yesus penuh dengan Roh Kudus.
Di dalam PL seakan Allah menahan nafasNya. Namun ketika Yesus datang ke dunia ini, ketika Yesus menggenapi karyaNya dan memulihkan jalan kepada Allah, seakan Allah menghembuskan nafasNya. Allah menghembuskan RohNya! Jika kita berseru kepada nama Yesus, menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat, jika kita bertobat dari dosa-dosa kita, jika kita menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Yesus, maka Roh Kudus turun dan tinggal dalam diri kita. Roh Kudus ingin memenuhi dan mengalir dalam hidup kita. Bukan untuk diri kita sendiri, tetapi untuk pekerjaan Allah. Kita bisa bandingkan ini dengan selang air. Kalau cuaca panas dan kering, maka orang akan mengeluarkan selang air untuk menyirami kebun. Namun kadang selang air itu tidak berfungsi. Mengapa? Karena selang itu terlipat-lipat.
Selama lipatan itu tidak dibereskan maka air tidak dapat mengalir dengan baik. Apakah lipatan-lipatan yang ada dalam hidup anda? Apakah yang menghambat Roh Kudus yang ingin bekerja di dalam dan melalui anda? Biarlah kita di hari Pentakosta ini meminta Tuhan memulihkan hati kita agar lipatan-lipatan yang ada dibereskan, agar kita penuh dengan Roh Allah! Seperti lagu yang tadi kita nyanyikan: ‘Ya, Roh Kudus, penuhi kembali hatiku ini …’
Pada hari Pentakosta di Yerusalem, nubuat nabi Yoël digenapi. Petrus mengutipnya: ‘Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat…’
Sungguh menggemparkan apa yang dikatakan di sini! Bagi kita ini sudah biasa, karena laki-laki dan perempuan sama-sama penting di mata kita. Namun di zaman Yoël (800 tahun sebelum Kristus), dan di zaman kekaisaran Romawi waktu Petrus hidup, ini tidaklah normal. Bahwa Allah memperlakukan perempuan sama seperti laki-laki dan ingin memenuhi perempuan dengan DiriNya, pada waktu itu berita yang menggemparkan! Allah menghubungkan laki-laki dan perempuan dengan diriNya dan menghubungkan kita satu sama lain! Di mata Allah kita semua berharga: laki-laki atau perempuan, tua atau muda.
Itu juga yang kita baca selanjutnya: ‘… dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.’ Allah tidak melakukan diskriminasi usia. Ia menghubungkan yang tua dan yang muda. Bagi Allah kita semua penting: yang tua atau yang muda.
Sebagai orang muda mungkin kamu suka merasa dianggap enteng, dianggap tidak punya pengalaman. Namun di dalam Alkitab, Allah juga bekerja melalui anak-anak. Contohnya nabi Samuel yang sejak kecil mendapat panggilan Tuhan. Kita juga kenal Timotius, penginjil muda di ladang Tuhan.
Sebagai orang tua mungkin anda suka merasa tidak dianggap lagi. Anda tidak lagi cekatan dan tidak bisa ikut media sosial atau semua perkembangan terbaru. Ketahuilah bagi Tuhan anda berharga! Ia memberikan RohNya secara penuh kepada tua dan muda! Demikian juga Ia menghubungkan kita kepada diriNya dan kepada satu sama lain.
Orang yang muda dan yang tua sama pentingnya. Berkaitan dengan orang tua, untuk menunjukkan penghargaan kepada orang tua, hari Jumat lalu dirayakan Hari Lanjut Usia (Lansia) Nasional di Indonesia. Secara Internasional ini dirayakan tiap 1 Oktober. Berkaitan dengan orang muda, saya teringat akan perkataan presiden pertama Indonesia Sukarno: ‘Berikan saya 10 anak muda, maka saya akan guncangkan dunia …’ Sungguh suatu ucapan yang sangat kuat. Memang benar. Apalagi untuk Indonesia pada waktu itu di periode setelah kemerdekaan, periode untuk membangun dan mengembangkan diri. Kaum muda memang vital untuk kelangsungan dan perkembangan suatu negara.
Bahwa orang muda disebutkan di kedua pembacaan Alkitab kita, menunjukkan bahwa pekerjaan Roh Kudus terus berlanjut ke generasi berikut. Ada perkembangan dan ada kontinuitas. Hal ini sangatlah penting bagi gereja-gereja; tentu juga bagi gereja migran seperti GKIN. Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa tahun ini GKIN boleh memasuki usia ke 35 tahun. Kunci penting bagi kelanjutan dan perkembangan gereja migran secara umum dan GKIN secara khusus adalah: tua dan muda penuh dengan Roh Allah dan bersama-sama berkomitmen untuk pekerjaan Allah.
Hari Kamis yang lalu para pendeta tetap GKIN menggumuli hal ini di rapat online Ministerium. Contoh yang baik kami lihat di regio Tilburg, di mana orang tua dan orang muda berjalan bersama dan bekerja sama. Tua dan muda tidak saling melihat sebagai saingan. Tidak. Sebaliknya, tua dan muda mau saling mengerti dan saling memberi ruang. Bahkan bukan hanya memberi ruang, tetapi saling melibatkan dan saling mempercayai. Ini tentu tidak mudah dan tidak terjadi begitu saja. Sering yang terjadi justru sebaliknya. Orang berkata: tua dan muda punya dunia masing-masing. Ada jurang generasi. Memang tidak ada resep instan. Satu pertanyaan perenungan ingin saya bagikan pada hari ini, agar kita dapat menggumulinya dan menerapkannya bersama: Apakah peranan saya agar tua dan muda menemukan tempat mereka masing-masing di dalam jemaat dan bersama-sama bekerja untuk Tuhan?
Nubuat Yoël dan penggenapannya pada hari Pentakosta mengingatkan kita bahwa Roh Kudus mendobrak batas yang dibuat oleh manusia. Tua dan muda dikuasai dan dipimpin oleh Roh yang Satu. Dan Roh yang Satu itu menyatukan kita!
Pada hari Pentakosta ini, kita bersama-sama diutus Allah ke dalam dunia ini. Melalui pemenuhan dan pimpinan Roh Kudus kita boleh bernubuat: berbicara atas nama Tuhan, menyampaikan berita sukacita dari Tuhan. Bersama-sama kita bersaksi tentang Yesus Kristus, Juruselamat dunia ini. Bersama-sama kita membawa pengharapan di tengah situasi krisis saat ini. Bersama-sama kita terlibat dalam pekerjaan gerejaNya. Bersama-sama! Pentakosta: tua dan muda penuh dengan Roh Allah. Selamat hari Pentakosta!
Amin.