Pembacaan Alkitab: Mazmur 139:13-16

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,
Hari ini saya bawa buah strawberry. Ada yang suka buah strawberry? Buah strawberry memang cantik. Warnanya merah ceria. Tidak heran banyak karya seni mengambil bentuk strawberry. Namun buah yang menarik ini mudah hancur karena permukaannya yang lunak.

Karena keberadaan strawberry yang menarik namun mudah bonyok ini, strawberry digunakan untuk menamakan sebuah generasi yang ada pada masa kini, generasi strawberry (strawberry generation).

Strawberry

Istilah ini umumnya ditujukan pada generasi muda yang memiliki ketergantungan teknologi serta kemajuan sosial. Tak sedikit pula orang yang menggunakan istilah ini dalam artian yang negatif untuk menunjukan bila generasi tersebut cenderung terlalu lemah dan mudah menyerah.

Apa Itu Generasi Strawberry?
Generasi strawberry adalah sebuah istilah yang menggambarkan fenomena generasi muda saat ini. Dimana mereka biasanya memiliki ide dan kreatifitas yang tinggi, namun saat diberi sedikit tekanan mereka mudah “hancur” layaknya seperti buah strawberry.

Seperti yang disebutkan oleh Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul Strawberry Generation,

Strawberry titel

Beliau menyebutkan jika generasi ini merupakan generasi yang memiliki banyak ide cemerlang serta kreatifitas yang tinggi. Tapi sayangnya, mereka mudah sekali untuk menyerah, mudah sakit hati, lamban, egois, serta pesimis terhadap masa depan.

Jika ditelusuri ke belakang, istilah generasi strawberry pertama kali muncul di negara Taiwan untuk menggambarkan generasi muda yang lahir setelah tahun 1981 (post-80) dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tekanan sosial tak seperti orangtua mereka semasa muda.

Apa ciri atau karakteristik Generasi Strawberry?
Tentu, tidak semua anak muda bisa disebut dengan sebutan generasi strawberry. Nyatanya, ada beberapa karakteristik tertentu yang menjadikan seseorang termasuk ke dalam kelompok ini. Adapun karakteristik yang muncul untuk generasi ini terbagi menjadi dua jenis seperti di bawah ini:

Karakteristik Generasi Strawberry Secara Positif
1. Menyukai Tantangan
Generasi strawberry cenderung menghindari sesuatu yang monoton atau rutinitas yang sama. Mereka suka sesuatu yang baru dan menantang. Hal ini dinilai cukup baik karena bisa membantu karir mereka di masa yang akan datang.

2. Bekerja Tidak Melulu Karena Uang
Sudah jadi rahasia umum jika salah satu tujuan dari bekerja adalah mencari uang untuk membiayai dan menyambung hidup. Namun untuk generasi strawberry, mereka punya cara pandang yang berbeda terkait bekerja. Bagi mereka, bekerja tidak hanya soal uang tapi juga pengembangan minat dan bakat (passion). Hal ini juga menjadi salah satu sebab mengapa generasi yang satu ini punya segudang kreatifitas.

3. Berani Menyampaikan Pendapat
Mereka tidak segan untuk mengutarakan apa yang mereka rasakan ataupun ide-ide cemerlang yang mereka miliki. Ini tentunya bagus untuk mendukung kemajuan suatu bisnis atau perusahaan.

4. Mudah Beradaptasi dengan Teknologi
Generasi strawberry memiliki pemahaman yang baik dalam urusan teknologi. Kemampuan mereka yang mudah beradaptasi dengan kemajuan zaman dapat membantu berbagai aspek kehidupan menjadi lebih baik.

Karakteristik Generasi Strawberry Secara Negatif
1. Terjebak dalam Zona Nyaman
Pola asuh atau parenting memainkan faktor penting dalam terciptanya generasi strawberry. Didikan orangtua yang terlalu memanjakan anak dapat berimbas pada pola pikir yang tidak realistis. Sebagai contoh dalam pekerjaan, banyak generasi muda saat ini cenderung meminta gaji yang besar tanpa tahu kapasitas skill yang dimiliki telah sesuai atau belum dengan kebutuhan pasar.
Negatieve eigenschappen van de aardbeigeneratie

2. Tidak Memiliki Rasa Tanggung Jawab
Ada keengganan yang melekat pada generasi ini untuk bertanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan secara sadar. Tak jarang, banyak diantara mereka yang bahkan melimpahkan kesalahan tersebut pada orang lain.

3. Mudah Menyerah
Karakteristik yang ketiga ini menjadi ciri khas dari generasi strawberry yang mudah untuk dikenali. Mereka sangat rapuh dan mudah menyerah terhadap berbagai tekanan sosial yang muncul di sekitar mereka. Menjadikan mereka pibadi yang mudah sekali untuk mengeluh dan merasa tersinggung.

4. Memiliki Harapan yang Tidak Realistis
Harapan dan keinginan tidak selalu terwujud sesuai rencana. Generasi yang satu ini dikenal memiliki harapan yang tidak realistis dan seringkali memaksakan kehendak. Dalam dunia kerja mereka sering dilabeli sebagai pekerja yang lamban, suka membangkang, sombong, dan egois.

Pemicu Munculnya Generasi Strawberry
Dikutip dari sebuah buku yang ditulis oleh Prof. Rhenald Kasali, ada beberapa faktor pemicu munculnya generasi strawberry. Faktor tersebut terdiri dari beberapa hal di bawah ini:

1.Didikan Orangtua (Pola Asuh/Parenting)
Didikan orangtua atau pola asuh punya peranan yang penting untuk tumbuh kembang anak, khususnya dalam membangun karakter anak.
Jika orangtua terlalu memanjakan, overprotective, dan terus menerus ikut campur terhadap apa yang tengah dihadapi oleh sang anak, hal tersebut akan membuat anak menjadi ketergantungan pada orangtuanya, sehingga mereka merasa kesulitan untuk memutuskan segala sesuatunya, baik dan buruk untuk diri mereka sendiri.

Daripada terlalu ikut campur dan ‘menyetir’ anak, orangtua bisa berperan sebagai orang dewasa yang mampu memberikan pendapat serta pemahaman terhadap suatu permasalahan atau keputusan. Misalnya memberitahu konsekuensi dari suatu tindakan dilihat dari berbagai sisi. Ajarkan anak bagaimana cara menghargai jerih payah dengan tidak langsung memberikan apa yang anak minta, buat mereka mengerti jika segala sesuatunya membutuhkan proses dan perjuangan. Tidak hanya fokus pada hasil tetapi juga proses.

2. Labelling atau Panggilan yang Diberikan Orangtua
Pemicu munculnya generasi strawberry yang kedua adalah labelling atau sebutan yang diberikan orangtua. Sepatah kata walaupun diucap secara tidak sengaja dapat memberikan dampak yang luar biasa, apalagi jika kata tersebut diucapkan secara berulang. Sebagaimana yang orangtua masa kini sering lakukan dengan melabeli anaknya menggunakan sebutan tertentu. Baik itu yang berkonotasi baik maupun kata-kata yang sebaiknya tidak terucap.

Misalnya, menyebut anak dengan si pemalas, lamban, tidak becus, susah diatur, dan lain sebagainya akan berefek pada pola pikir anak di masa mendatang. Mereka akan merasa kurang pede dengan dirinya sendiri dan enggan untuk berjuang mendapatkan apa yang diinginkan karena mereka mengamini apa yang orangtua mereka pernah katakan.

Begitupun juga dengan labelling yang memiliki makna positif seperti panggilan princess, anak paling pintar, anak terhebat, dan lainnya akan membuat anak cenderung besar kepala dan merasa bahwa dirinya selalu benar, sehingga mereka cenderung sulit menerima kenyataan jika di luaran sana ada anak-anak lainnya yang lebih hebat dari mereka. Tak jarang, labelling positif yang satu ini juga bisa membuat anak terlalu percaya diri dan menjadi egois.

3. Self Diagonose Tanpa Dampingan Ahli
Kemajuan teknologi saat ini banyak mendukung masyarakat kita menjadi lebih maju dan mudah mendapatkan informasi terbaru. Namun sayangnya, dengan adanya kemudahan yang ada ini, tidak dibarengi dengan literasi yang cukup, sehingga banyak generasi strawberry yang menelan segala sesuatunya secara mentah-mentah tanpa mau meluangkan sedikit waktu untuk menggali kebenaran yang ada.

Sebagai contoh jika ada sesuatu yang terjadi pada diri mereka. Mereka cenderung bertanya langsung pada Google atau netizen di sosial media. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, namun akan lain hasilnya jika mereka serta merta percaya begitu saja tanpa memvalidasi kebenarannya. Itulah pembahasan terkait generasi strawberry. Pada dasarnya, setiap generasi memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai generasi terdahulu ataupun generasi masa kini bisa sama-sama saling bahu membahu dalam menghasilkan generasi yang menciptakan peradaban yang lebih baik.

Oleh sebab itu, penting sekali untuk kita memahami dari mana kita berasal. Siapakah sumber hidup kita? Dengan mengetahui asal atau sumber kita, kita pun mengerti apa tujuan hidup kita. Memang ada beberapa teori tentang penciptaan manusia, tetapi bagi kita, Allah lah yang menciptakan manusia. Dialah seniman agung yang telah membentuk kita. Penulis Mazmur 139 menyatakan pengakuan imannya dalam perikop kita bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling ajaib.

Ia menceritakan bagaimana pembentukan manusia sejak dalam kandungan ibu (ay. 13) “Buah pinggang” adalah organ dan simbol gerakan-gerakan yang paling dalam dan tersembunyi dari manusia. Tuhan menenun manusia dalam kandungan ibu. Saya bersyukur dapat melihat embrio anak saya Philip, ketika ia berada dalam kandungan Santi. Sungguh ajaib dan mengagumkan karya Tuhan bahwa manusia itu terjadi sebagai “tenunan” Tuhan!

Karena manusia itu ciptaan Tuhan, maka tak satupun yang tersembunyi di hadapan-Nya, termasuk tulang-tulang manusia (ay.15). Dalam seluruh proses penciptaan manusia, Tuhan melihat dan mengenal kita (ay.16). Dia bukan hanya melihat ketika kita bakal anak (embrio) melainkan pula hari-hari yang akan datang sebelum ada satupun daripadanya. Hari-hari manusia telah dibentuk atau direncanakan Tuhan. Sebelum semuanya terjadi, Dia melihat dan membimbingnya.

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,
Melalui perikop kita, si pemazmur menyatakan imannya tentang Tuhan Allah yang Mahatahu itu, tidak saja Ia mencipta manusia tetapi juga sangat mengenal ciptaan-Nya. Bagi pemazmur hal “dikenal” itu bukanlah suatu teori abstrak melainkan suatu pengalaman hidup. Artinya, pengalaman dikenal itu terjadi melalui pengalaman dilindungi, disentuh, dijumpai dan dituntun kepada jalan kehidupan.

Saya mengajak kita menyaksikan cuplikan video clip mengenai keagungan karya Tuhan, dengan kelahiran bayi kecil berasal dari Canada, bernama Tru Beare, yang lahir 14 minggu sebelum waktunya. Beratnya lebih besar sedikit dari seekor hamster. Hanya 350 gram, sangat kecil dan prematur untuk hidup. Tetapi dengan perawatan dan sentuhan yang penuh dengan cinta kasih. Tru, akhirnya bisa bertahan hidup dan bertumbuh besar. (Video clip)

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,
Manusia mengenal diri sendiri karena dikenal oleh Allah. Pengenalan yang sempurna tentang diri kita ada pada Tuhan dan bukan pada diri kita. Rahasia pengetahuan Tuhan yang ajaib mulai dari kejadian kita di dalam rahim ibu. Ada suatu yang ajaib yang terjadi di antara bakal anak dan ibu. Pemazmur 139 mendidik kita semua supaya belajar hidup selalu dengan mengingat Allah yang mengenal kita di segala tempat dan waktu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Ke mana kita pergi dan apa pun yang kita lakukan, Ia tahu!

Kita semua bersyukur untuk kehadiran Joshua Yu Han Tang di tengah keluarga Joey Tang dan Esther Lie. Joey dan Esther, juga mengalami pergumulan, sebelum kelahiran Joshua. Tetapi seperti yang saya pernah katakan dalam percakapan baptisan bahwa Joshua ini adalah milik Tuhan yang dititipkan kepada Joey dan Esther.

Joey dan Esther dipilih dan dipercaya Tuhan agar melalui asuhan, perawatan dan didikan kalian sebagai orang tua, Joshua untuk mengalami dan mengenal Tuhan, Sang Pemiliknya. Tentu untuk menjalani tugas mulia ini, tidak mudah dan banyak tantangan, oleh sebab itu kalian perlu pertolongan, hikmat dan kasih dari Tuhan. Joshua dan ciptaan Tuhan lainnya, tidak saja mengagumkan tetapi juga sangat berharga di mata Tuhan!

Kepada Joey dan Esther, juga kepada keluarga besar Tang dan Lie, selamat atas baptisan Joshua. Dan kepada jemaat, mari kita menyambut Joshua Yu Han Tang ditengah-tengah kita, sebagai anggota dari keluarga besar Allah. Kita semua juga bertanggung-jawab untuk pertumbuhan dari anak-anak Tuhan yang dpercayakan kepada kita, baik secara fisik maupun rohani agar mereka boleh menjadi Strawberry generation yang takut akan Tuhan dan tabah menghadapi tantangan hidup. Tuhan memberkati kita semua.

AMIN