"200 tahun berdirinya Pauluskerk"

Yesaya 54:6-10 en 2 Korintus 1:18-24

Jemaat Yesus Kristus, saudara-saudari,
Hari ini kita merayakan peringatan 200 tahun gereja Paulus. Hari dimana kita melihat ke belakang dengan rasa syukur semua hal yang ada di belakang kita, baik untuk Gereja Protestan maupun untuk GKIN wilayah Tilburg. Untuk banyaknya pekerjaan yang diizinkan untuk dilakukan pada tahun-tahun sebelunya dari gereja ini, beribu kali Firman Allah diizinkan terdengar dari mimbar ini, berapa banyak anak yang diizinkan untuk dibaptis, seberapa sering Perjamuan Kudus dirayakan bersama. Berapa banyak orang yang mengaku iman percaya / sidi mereka di sini? Berapa banyak yang menerima berkat Tuhan atas pernikahan mereka di sini? Ucapan syukur untuk banyak hal, terlalu banyak untuk disebutkan.

Tetapi disini juga tempat di mana ibadah pelepasan diadakan berkali-kali dan di mana nama-nama mereka yang telah meninggal disebutkan pada hari Minggu terakhir tahun gereja di bulan nopember. Kegembiraan dan kesedihan diizinkan untuk dibawa ke dalam rumah Allah dan kekuatan diterima ketika hidup terkadang sulit atau berat.

Kita melihat ke belakang dengan rasa syukur, tetapi di atas segalanya itu adalah hari di mana kita bersyukur kepada Tuhan Allah bahwa Dialah yang ingin melimpahkan berkat-Nya kepada gereja ini sehingga masih ada dan tetap berdiri di mana jemaat Kristus Belanda-Indonesia boleh bersekutu. Hal itu tentu tidak terjadi dengan sendirinya di zaman sekarang ini, ketika satu demi satu gedung gereja harus ditutup. Sekitar 400 tempat ibadah keagamaan telah terjual dalam empat tahun terakhir. Syukur kepada Allah ada orang-orang di tahun 2009 yang melihat bahwa Pauluskerk harus tetap berfungsi sebagai rumah Allah. Karena itu baik jika kita berbicara hari ini tentang kasih setia Allah, kesetiaan Allah dalam Yesus Kristus.

Jika Anda melihat ke belakang dalam sejarah, jika Anda menarik garis, Anda akan melihat bahwa Allah terlibat dalam semuanya ini bagi kelompok kerja yang sibuk mencari tempat kebaktian baru untuk GKIN. Kasih setia Allah itu terlihat pada anggota gereja yang berani mengambil resiko untuk membeli Pauluskerk. Karena orang bisa memiliki sarana, tetapi jika hati tidak tersentuh oleh Roh Allah, hal itu tidak akan terjadi. Apa yang dilakukan adalah karena perbuatan iman dan karena kasih setia Allah.

Saudara-saudari,
Kata Ibrani "chesed" sering diterjemahkan dengan kata-kata seperti "kesetiaan", "cinta", "rahmat", "anugerah/kasih karunia”, "kebaikan", dan terkadang "loyal". Kata-kata ini menunjukkan banyak hal dalam bentuk yang tidak terbatas. Kata yang digunakan sebelumnya adalah cinta kasih atau kebajikan. Kebaikan adalah perbuatan kesetiaan Allah. Chesed itu tidak terbatas, kasih Allah dalam tindakan, menjangkau orang yang tidak setia dan murtad. Ia tidak bisa tidak setia karena itu adalah keberadaan-Nya.

Yesaya 54 menggambarkannya dengan sangat indah. Di sana Allah berkata kepada umat-Nya: seperti Aku telah bersumpah kepada Nuh, bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akanmenghardik engkau lagi. Karena biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak darimu, dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, demikianlah firman TUHAN, yang mengasihi engkau.

Betapapun pahitnya kita mengecewakan-Nya: Allah tetap setia kepada kita! Dia terus mengasihi kita. Tak terbayangkan! Dalam semua ini terpancar belas kasihan Allah, watak kasih-Nya, perlindungan-Nya bagi yang terhilang, kesetiaan-Nya kepada yang tidak setia.

Hal ini mengingatkan saya pada kedua lukisan di jendela gereja ini. Kisah anak yang hilang mengingatkan kita agar kita selalu dapat kembali kepada Tuhan, seperti anak kepada ayahnya. Dia belajar mengenal ayahnya lagi. Demikianlah kita terus dapat belajar tentang apa maksud Allah bagi kita. Lukisan lainnya adalah Orang Samaria yang baik hati, agar kita melakukan yang baik bagi kemuliaan nama Tuhan saja. Ada baiknya kita membiarkan gambar ini menyentuh hati kita ketika kita melihat kembali 200 tahun gereja Paulus atau apabila kita duduk di gereja ini setiap hari minggu.

Saudara-saudari, betapa setianya Allah menjadi lebih jelas dalam Putra-Nya, Yesus Kristus. Dia mengutus Putra-Nya sendiri ke dunia ini untuk memberikan kita keberanian dan kepercayaan dan berjanji bahwa Ia akan tetap setia seburuk apapun situasi yang ada. Bahkan ketika Yesus mati dan semua harapan hilang, menjadi jelas betapa besar kesetiaan Tuhan membangkitkan Dia dari kubur. Dia adalah dasa, pegangan hidup kita. Dia dapat diandalkan dan dapat dipercaya.

Kesetiaan adalah kata yang indah. Dua orang yang berjanji setia satu sama lain sampai maut memisahkan. Kata 'setia' ini membuat saya memikirkan kata-kata seperti kepercayaan atau dapat diandalkan. Setia adalah semen di antara batu-batu yang membangun kehidupan. Kesetiaan adalah semen di antara batu-batu yang Anda gunakan untuk membangun kehidupan: di rumah, di gereja, di masyarakat. Kesetiaan memberikan ketegasan dan kepastian. Bayangkan jika Anda tidak bisa saling percaya. Apa yang akan terjadi?

Hal ini membawa kita kepada teks Paulus tentang jaminan kesetiaan Allah! Paulus tidak mengatakan bahwa dia setia. Dia menyerahkan penilaian itu kepada Allah. Tetapi dengan demikian ia menambatkan kesetiaannya pada kesetiaan Allah dan Yesus Kristus. Dia belum datang ke Korintus, tetapi dia ingin jemaat percaya dan mempercayai kata-kata yang dia sampaikan melalui surat. Paulus berkata, Kristus adalah ya untuk semua janji Allah dan kita mengatakan "amin" untuk memuliakan Allah. Ini adalah bagian kita yang harus kita lakukan. Kata "amin" juga berarti bersatu dengan Kristus. Kristus telah mempersatukan diri-Nya dengan kita melalui Roh Kudus. Bagian kita sederhana, yaitu memuliakan Tuhan. Jadi jangan mencoba memuliakan diri sendiri. Selain itu, kita harus bekerja sama di dalam rumah Tuhan untuk memuliakan Tuhan dalam hidup kita.

Apa yang kita lakukan dengan kesetiaan yang dari Tuhan? Gereja Paulus ada di pusat kota Tilburg. Ini adalah suatu tantangan bagi kita untuk lebih menyatakan identitas di Tilburg. Sejak hari ini lebih jelas lagi karena nama GKIN akan dipasang. Secara misioner muncul pertanyaan, apa yang dapat dilakukan untuk lingkungan dekat gereja ini? Atau apakah terlalu cepat untuk berpikir tentang tugas misioner gereja? Apakah kita tidak harus mundur selangkah? Menurut saya demikian.

Jika kita berkata bahwa Allah setia maka kita memikirkan cinta kasih-Nya yang utuh, cinta kasih yang tidak terbatas. Itu berarti kita juga seharusnya melakukan hal yang sama dengan orang di sekitar kita. Dalam konteks ini baik Yayasan Gereja Paulus maupun GKIN regio Tilburg, kita terhubung satu sama lain melalui kasih Allah dalam Yesus Kristus. Allah memberikan Yesus Kristus kepada kita sebagai dasar. Dia yang mengurapi kita dan yang memeteraikan kita sebagai milik-Nya. Dia memberi RohNya kepada kita. Jika Allah setia kepada kita, maka kita juga dapat setia satu sama lain. Melalui kesetiaan-Nya dapat diperlihatkan tentang Allah dalam dunia ini.

Hari ini adalah hari minggu Yatim Piatu. Minggu antara Kenaikan dan Pentakosta. Yesus mengatakan: 'Aku tidak akan meninggalkan engkau sebagai yatim piatu. Aku akan memberikan kepadamu Penghibur, yang akan menyertai engkau'. Kita terus berharap dan percaya, bersama dengan Yayasan Gereja Paulus, bersama dengan majelis jemaat GKIN wilayah Tilburg, untuk merasa terlibat dalam suka duka jemaat. Setiap orang merasa betah dalam keterhubungan dengan Tuhan Yesus Kristus. Kita sebagai satu jemaat, tua dan muda, merasakan kehangatan dan kasih yang telah kita terima dari Allah.

Kita dapat terus membangun di atas dasar yang kokoh yang telah diletakkan Kristus sendiri di kayu salib dan kebangkitan. Melalui Dia gereja memiliki masa depan dan hanya melalui Dia saja! Semoga Gereja ini menjadi tempat keselamatan bagi semua orang yang datang ke sini. Semoga kesetiaan Tuhan dialami secara intens di sini sehingga kitab isa setia satu sama lain. Tuhan memberkati kita.

Amin.