Kisah para Rasul 16:25-40

Jemaat terkasih.

Terkadang ada kejadian aneh di mana sekelompok orang bertemu di tempat umum dan tiba-tiba melakukan sesuatu yang tidak biasa dan kemudian dengan cepat pergi berpencar lagi. Biasanya berupa nyanyian atau tarian. Itu disebut Flashmob. Mari kita melihat Flashmob dari pusat perbelanjaan ‘Magna Plaza Amsterdam’. https://www.youtube.com/watch?v=qpTFq16glGU (s/d menit 1:40).
Betapa istimewanya ini. Kejadian yang tidak diduga-duga. Begitu juga tempatnya, waktunya, dan lagunya.

Namun dapatkah anda membayangkan bahwa orang-orang menyanyikan lagu gembira di penjara? Sementara penjara mungkin adalah tempat di mana kebanyakan orang mengeluh dan mengutuk. Hal ini terjadi di bacaan Alkitab kita. Paulus dan Silas bernyanyi sementara mereka dipenjara. Bernyanyi di saat krisis!

Bagaimana krisis itu terjadi? Paulus dan Silas sedang sibuk dengan pelayanan Kerajaan Allah. Terjadilah hal-hal luar biasa. Ada seorang hamba perempuan yang bisa meramal. Selama ini ia dieksploitasi oleh tuan-tuannya dan dijadikan seperti sapi perahan untuk menghasilkan uang. Paulus dan Silas membebaskannya dari roh tenung itu dengan mengatakan: ‘Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.’ Itupun terjadilah. Roh tenung itu meninggalkan hamba perempuan ini. Ia menerima kesembuhan dan pemulihan Allah. Ia dibebaskan: dari pertenungan dan dari eksploitasi. Demikian kita juga dalam nama Yesus dapat berseru memohon pelepasan bagi orang yang terikat oleh roh-roh jahat. Ini sering juga disebut ‘Pelayanan pastoral pelepasan’. Bersamaan dengan itu kita juga tidak berdiam diri kalau ada orang yang dieksploitasi, karena perdagangan manusia atau perbudakan modern masih ada pada tahun 2022 ini.

slavernij

Ketika perempuan itu dibebaskan, tuan-tuannya sangat marah. Mereka menghasut orang banyak. Paulus dan Silas dipukuli dan tidak lama kemudian dimasukkan ke dalam penjara, ke ruang paling gelap dan kaki mereka dibelenggu dengan pasung yang kuat. Sesudah itu datanglah malam hari.

leerlingen

Di sanalah mereka duduk sebagai murid-murid Yesus. Mereka telah memproklamirkan pembebasan, tetapi mereka sendiri kehilangan kebebasan mereka. Mereka diasingkan dari dunia luar dan dimasukkan ke penjara yang bau. Namun Paulus dan Silas tidak gentar. Di tengah malam mereka berdoa. Mereka mencari hadirat Tuhan.

Dalam doa mereka mendapat kekuatan baru. Itu terlihat karena mereka mulai bernyanyi. Ayat 25: ‘Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah ...’ Kalau anda mencari hadirat Tuhan, maka hidup anda ada harapan. Kalau anda mengalami krisis, kalau anda mengalami kegagalan, maka anda kembali ke tangan Tuhan. Terlepas dari segalanya, Tuhan memberikan puji-pujian di mulut anda. Bernyanyi mengangkat anda melampaui situasi dan kondisi yang ada. Bernyanyi membawa anda dekat dengan Allah. Bahkan ketika anda terjebak dalam sel yang gelap gulita.

Paulus dan Silas menunjukkan di sini bagaimana kita hidup dari pengharapan kalau kita mengenal Allah. Pengharapan itu kita pancarkan. Demikian selanjutnya di ayat 25: ‘…dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.’ Para tahanan itu pasti penuh dengan keputus-asaan, takut mati, penuh penyesalan kalau mereka benar-benar melakukan kejahatan. Tiba-tiba di tengah malam mereka mendengar ada orang-orang yang bernyanyi. Sungguh istimewa! Penuh harapan. Positif. Luar biasa. Bagi para tahanan yang putus asa tentu itu adalah momen yang sangat mengejutkan.

Mari kita berani percaya! Jangan simpan iman untuk diri sendiri. Berani mengungkapkan iman! Berani bersaksi! Ada banyak orang yang sedang mencari. Lebih banyak dari yang kita pikir. Kalau kita mensharingkan iman, maka kita akan melihat: ada orang yang menutup pintu, namun selalu ada juga orang yang ingin tahu. Orang yang mencari harapan di tengah dunia yang gelap ini.

Allah mendengarkan doa dan pujian anak-anakNya. Allah memberikan jawaban yang mengejutkan kepada Paulus dan Silas. Terjadilah gempa bumi yang hebat. Pintu penjara terbuka! Luar biasa! Namun bagi kepala penjara ini adalah mimpi buruk, karena para tahanan akan lari! Kalau itu terjadi ia akan diadili dan bisa hilang kepalanya. (Bnd. Kisah 12:19). Mungkin ini adalah krisis terbesar dalam hidupnya. Ia sangat putus asa. Ia tidak melihat jalan keluar. Tidak ada perspektif. Hanya satu hal yang ia pikirkan: ‘Aku gagal, aku akan mati!’ Karena itu ia mengambil pedangnya dan mau bunuh diri.

Tiba-tiba, di tengah kegelapan yang ada terdengarlah suara nyaring: ‘Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!’
Paulus peduli kepada kepala penjara itu. Ia tidak mau terjadi hal buruk padanya. Meskipun mungkin saja sebelumnya Paulus diperlakukan tidak baik olehnya. Paulus tahu bahwa akibat situasi krisis itu, kepala penjara yang biasanya menjaga tahanan, justru sekarang ‘terpenjara’ dalam ketakutan dan keputus-asaan. Tiap orang mempunyai titik lemah. Demikian juga sang kepala penjara yang gagah itu.

Di sini, dalam hidupnya yang penuh putus asa, terbitlah terang! Ia berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia bertanya: ‘Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?’
Bukankah itu juga seruan minta tolong dari tiap krisis? Jawaban Paulus juga hanya satu kalimat. Dengan singkat dan jelas Injil diberitakan: ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’

evangelie

Di sana, di Filipi terjadilah mujizat. Kepala penjara dan seisi rumahnya menjadi percaya kepada Yesus! Kepala penjara mengalami krisis. Awalnya krisis ini tampaknya akan berakibat fatal baginya. Namun ternyata krisis ini adalah kesempatan baginya untuk mengenal Yesus Kristus, Sang Penebus. Allah yang hidup memegang krisis itu dan membalikkannya menjadi berkat. Kesembuhan dan pemulihan terjadi dalam hidup kepala penjara ini. Relasinya dengan Allah dipulihkan. Dosa-dosanya dibasuh bersih. Ia dibebaskan. Masa depan yang sesungguhnya terbuka baginya. Di tengah malam itu ia dan keluarganya dibaptis.

Ada lagi hal istimewa yang terjadi. Kalau Allah memimpin anda melalui krisis, maka Ia akan mendekatkan orang satu sama lain. Bukan hanya Paulus yang melayani sang kepala penjara (dengan membagikan Injil), tetapi kepala penjara juga melayani Paulus dan Silas. Ada saling melayani. Kepala penjara itu membawa Paulus dan Silas ke rumahnya. Di situ ia membasuh bilur mereka. Ia juga menghidangkan makanan di malam itu. Suasana yang penuh sukacita! Sementara kota itu goncang karena gempa bumi, sementara kebisingan terdengar di mana-mana, di rumah itu ada perayaan!

Jemaat terkasih. Hari ini kebaktian kita dalam rangka tema GKIN 2022 “Gereja di mana terjadi kesembuhan dan pemulihan”. Dalam khotbah berseri yang kedua ini, para pendeta GKIN secara khusus ingin menekankan peranan gereja untuk membawa kesembuhan dan pemulihan Allah: dalam relasi dengan Allah, sesama, dan alam ciptaan Tuhan. Jadi pemulihan yang holistik atau total. Seperti salib yang mempunyai garis vertikal dan horisontal.

Tema kita hari yaitu: ‘Peran gereja untuk membawa kesembuhan dan pemulihan Allah- dalam hubungan dengan Allah.’ Seperti Paulus dan Silas, sebagai gereja dan orang percaya kita tidak lepas dari krisis. Namun mari kita seperti Paulus dan Silas. Jangan fokus pada situasi dan kondisi. Jangan fokus pada diri sendiri, pada kekuatan dan kemampuan sendiri. Fokuslah pada Kristus, Sang Kepala gereja. Tetaplah terhubung denganNya. Tetap bernyanyi di tengah krisis! Percayalah. Allah memegang segala sesuatu dalam tanganNya. JalanNya tak terselami. Hidupilah pengharapan, karena pengharapan seperti jangkar yang tidak anda lihat namun memberi pegangan. Jadi peran gereja yang pertama: pegang teguh iman dan jaga agar harapan tetap hidup!

Peran gereja yang kedua: kasihilah sesama seperti Tuhan mengasihi mereka! Peduli dengan pergumulan mereka. Dampingi mereka. Sebagaimana Paulus yang mencegah kepala penjara menyakiti diri sendiri. Jadi artinya kita tidak hanya peduli pada kebutuhan spiritual manusia, tetapi kebutuhan pribadi secara total: tubuh, jiwa, dan roh.

Peran gereja yang ketiga: menunjuk kepada Yesus! Yesus adalah harapan bagi dunia! Sebagaimana Ia katakan di Yohanes 10:10: ‘Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.’ Jangan menunjuk pada diri sendiri atau pada orang tertentu atau pada situasi. Tunjuklah pada Yesus! Berani menceritakan Yesus kepada orang lain. Berani bersaksi tentang Tuhan kita!

Tanggal 27 Agustus 2022 lalu, ibu Ursula von der Leyen, ketua Komisi Uni Eropa mengunjungi komunitas ekumenis Taizé di Perancis dan berbicara dengan orang-orang muda di sana. Di sana ia berbicara tentang menggunakan talenta untuk dunia yang damai, berkelanjutan (sustainable), dan solider. Ia mendasarkannya pada perumpamaan Yesus tentang talenta.

Ursula 1

Ursula 2

Ia berbagi tentang krisis atau tantangan kontemporer yang penting khususnya di Eropa: 1. Perang di Ukraina dan mengapa Uni Eropa mendukung Ukraina, 2. Keberlanjutan dan Target iklim yang ingin dicapai, 3. Solidaritas antara generasi. Di dua tahun (pandemi) ini orang-orang muda banyak mengajari kita, misalnya dengan menolong orang tua selama lockdown. Justru di masa tidak menentu ini, upaya anak muda patut diacungi jempol.

Tiga tantangan besar. Memang demikian. Kita juga melihat harga bahan bakar dan gas meningkat tajam akibat invasi Rusia ke Ukraina. Inflasi meningkat dan segala sesuatu menjadi lebih mahal dam semakin banyak orang yang kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Kita ada di masa krisis!

Selama percakapan, ibu von der Leyen juga ditanya tentang peranan iman dalam keputusan politiknya. Dengan berani dan tanpa ragu ia menjawab: “Tuhan selalu ada di sampingku. Iman membentukku seperti aku sekarang ini… Sebagaimana di perumpamaan talenta, di suatu waktu nanti kita harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang kita lakukan… Ada waktu di mana masalah dalam hidup begitu besar dan menakutkan. Namun kata-kata ini selalu saya ingat: ‘Engkau tidak akan jatuh lebih dalam daripada ke dalam tangan Tuhan.’ Ini memberikan kita kesempatan untuk bangkit kembali dan terus maju. Allah memeliharamu dan melindungimu apapun yang terjadi.” Sungguh ini kesaksian yang luar biasa.

hand

Jemaat yang terkasih. Tuhan Yesus telah datang ke dalam dunia yang rusak ini, dunia yang tidak lepas dari krisis. Yesus mati di kayu salib dan bangkit untuk menyelamatkan dunia ini. Untuk membebaskan manusia dari dosa. Untuk memulihkan hubungan manusia dengan Allah. Marilah kita sebagai gerejaNya dengan berani mengambil peran untuk membawa kesembuhan dan pemulihan Allah.

Amin.