Yehezkiel 11:14-25
Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, saudara-saudari,
Seminggu setelah Pentakosta kita merayakan Minggu Trinitas. Warna antependium (kain yang tergantung di depan meja liturgie atau mimbar) dan stola berwarna putih: warna sukacita / warna pesta! Kita merayakan kepenuhan Tuhan Allah sebagai Bapa, Anak dan Roh: tiga cara kita berbicara tentang Allah. Kita telah melewati Natal, Paskah, hari Kenaikan dan Pentakosta. Dengan pencurahan Roh Kudus, Allah hadir dalam tiga cara dan mulailah sejarah gereja. Saudara dapat berkata: Allah tidak sendiri, Allah ada dalam persekutuan di dalam diri-Nya sendiri. Allah adalah kasih. Keyakinan akan Ketritunggalan Allah yang penuh kasih ini sangat mendasar dalam iman kristen.
Pada Minggu Trinitas ini, baik untuk berbicara tentang "hati yang lain dan roh yang baru yang Allah ingin berikan kepada kita." Bahkan saat kebijjakan korona mendapat kelonggaran, pertanyaannya adalah: "Apakah saudara telah siap menerimanya ketika Allah memberi hati yang lain dan roh yang baru kepada saudara? ”
Apa jawaban saudara? Kita akan membicarakan hal ini sebentar.
Hati yang lain
Hati adalah bagian spiritual dari diri kita dimana emosi dan keinginan berada, kita mungkin tidak bisa mengerti hati kita sendiri tetapi Allah mengerti. Dia yang menyelidiki hati dan mengetahui rahasia hati.
Hati yang lain bukanlah karena saudara mendapatkan hati yang berbeda melalui transplantasi jantung, tetapi hati yang lain yang diberikan oleh Tuhan. Hati yang lain berarti keutuhan hati dan kadang-kadang diterjemahkan sebagai hati yang belum terikat. Itu adalah satu-satunya hati yang saudara berikan kepada Tuhan dan tidak untuk dibagikan dengan dewa-dewa lain atau hal lain dalam hidup saudara. Ini adalah tanda kesetiaan dan integritas kepada Tuhan dan sekaligus tanda pengudusan.
Roh yang baru
Roh yang baru adalah bukti dari hati yang lain yang telah diterima, untuk tetap melayani Allah dengan sukacita dan roh yang baru dengan huruf kecil r di sini berarti semangat, gerakan, energi, dan keberanian.
Kita harus mengakui bahwa terkadang roh di dalam diri kita tidak stabil. Terkadang atau lebih sering ditentukan oleh cuaca atau keadaan. Saat matahari bersinar, maka kita sangat bersemangat, bahagia dan saat hujan atau dingin, maka itu akan berkurang. Terkadang kita sangat antusias dengan pelayanan dan terkadang kita tidak mempunyai energi atau kekuatan sama sekali untuk melakukannya.
Saudara-saudari,
Hati yang lain dan roh yang baru ini kita dengar dalam kitab Yehezkiel sebagai bagian dari pembaharuan hubungan antara Allah dan bangsa Israel. Bagaimana kita bisa membaca dan memahami teks ini dalam konteksnya?
Ini adalah satu penglihatan dari Allah yang Yehezkiel harus teruskan kepada orang-orang Israel di pembuangan di Babel, Irak saat ini. Karena di sana umat menyangka bahwa Allah telah jauh dari mereka (Yehezkiel 11:15). Allah berdiam di Yerusalem, di Sion.
Pada zaman Yehezkiel, ada anggapan bahwa dewa-dewa terikat pada tempat-tempat tertentu dan dewa-dewa itu ada untuk hal-hal tertentu, misalnya dewa laut, dewa hutan, dewi kesuburan (Astarte) atau dewa sebuah negeri (Yehezkiel 8). Umat Israel mengira Allah mereka juga demikian. Mereka bahkan memperlakukan Allah seolah-olah Dia adalah Allah lokal dan hukum-Nya dapat diisi sesuai keinginan mereka. Itulah mengapa ada yang salah dan penghakiman Allah berlaku.
Allah tidak ingin tinggal di sebuah gedung, apalagi dikenang sebagai "Allah di masa lalu". Allah ingin tinggal di dalam kita, seperti yang kita baca dalam ayat 16: ‘Aku akan menjadi tempat kudus yang sedikit artinya (sejenak) bagi mereka’. Allah sendiri adalah tempat kudus, bait suci bagi umat-Nya. Bait suci itu penting dan adalah simbol kehadiran Allah. Sekarang Allah berkata: Akulah bait suci itu sendiri bagi kamu semua. Allah tetap Allah, bisa juga tanpa bait suci itu. Allah tinggal di dalam umat-Nya melalui hati yang lain dan roh yang baru yang mengabdi kepada-Nya yang Dia berikan melalui Roh-Nya (Yehezkiel 11:19, 20).
Kita membaca dan memahami bagian ini dalam terang Perjanjian Baru: "Saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa, bukan di Yerusalem atau bukan juga di gunung ini, Gerisim. Akan tiba saatnya dan sudah tiba saatnya sekarang kamu akan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran,” (Yohanes 4:21, 23).
Inilah yang Yesus katakan kepada seorang perempuan Samaria yang tidak termasuk umat Allah. Di dalam Yesus Allah datang untuk tinggal bersama kita (Yohanes 1:14). Tinggal. Itulah sebenarnya perbedaan dengan "hanya sementara" / "sedikit waktu" dari Yehezkiel 11:16. Di dalam Yesus, Tuhan ADA. Melalui Roh, Allah TINGGAL di dalam kita. Sejauh itulah janji dalam penglihatan penghakiman yang sulit dari Yehezkiel 11 ini.
Disini Allah ingin memperbarui hubungan dengan umat Israel. Allah mengumpulkan umat-Nya yang tercerai-berai dan kehidupan baru dimulai dengan memberikan hati yang lain dan roh yang baru kepada mereka. Mengapa Allah melakukan itu? Karena disana letak permasalahannya, di dalam hati, pikiran, dan sikap mereka. Orang Israel tidak taat dan tidak memenuhi tugas dan tanggung jawab mereka dalam hubungan dengan Allah mereka. Dalam Yeremia 11:8 dikatakan "Mereka dipimpin oleh keras kepala mereka dan hati yang jahat/degil”. Jika kita jujur, kita juga sama seperti umat Israel dalam Alkitab. Hati kita tidak selalu bersih/murni. Ia selalu menentang kehendak Allah.
Meskipun mereka dan juga kita tidak taat, Allah telah berjanji untuk memberi mereka dan juga kita hati yang lain dan roh yang baru, dan mengambil hati yang keras dari mereka dan tubuh mereka dan tubuh kita, dan memberi kita hati yang berdetak/hidup sebagai gantinya. Dalam hati yang berdetak/bergerak ada hidup.
Saudara-saudari,
Janji ini bukan hanya untuk umat Israel tetapi untuk semua orang yang percaya kepada Allah. Allah menjanjikan pembaruan, perubahan dalam hidup kita dan itu dimulai dengan hati dan roh kita. Dua hal penting yang menjadi bagian dari pengembangan norma-norma dan nilai-nilai, cita-cita, tujuan dan prioritas dan terutama dalam menentukan fokus kasih dan kesetiaan saudara.
Dalam Mazmur 139: 23 dikatakan, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku."
Amsal 4:23 "Dari semua yang kamu jaga, di atas segalanya jagalah hatimu, dari situlah terpancar kehidupan."
Di sini Firman Allah mendesak kita untuk menggunakan hati kita dengan bijaksana karena hati memainkan peran sentral dalam hidup kita. Hati bisa menjadi perbendaharaan jiwa saudara dan sumber sukacita kehidupan. Jika hati tidak bersih/murni, ia menjadi sumber kebingungan dan perpecahan batin. Yang satu berhati emas, yang lain berhati batu.
Itulah mengapa dalam minggu setelah Pentakosta ini saudara juga bertanya pada diri sendiri: "Seberapa sadarkah aku akan Roh Kudus yang adalah Allah sendiri yang tinggal di dalam aku? Apakah aku mungkin merasa sulit untuk membiarkan Roh memimpinku karena Roh itu bergerak, tidak dapat dipegang, seperti angin yang bertiup di tempat yang diinginkannya. Atau mungkin aku tidak suka dikejutkan, atau tidak suka ditantang untuk keluar dari zona nyamanku? Aku tidak suka melakukan sesuatu dengan cara berbeda dari yang selalu telah kulakukan?"
Ketika saudara menyadari apa arti seorang Kristen, maka dari dalam saudara benar-benar menjadi baru, seolah-olah saudara diciptakan kembali oleh Allah. Kehidupan yang sama sekali baru ini telah dimulai. Semua yang baru ini datang dari Allah, yang membawa kita kembali kepada-Nya melalui Yesus Kristus (2 Korintus 5: 17-18).
Menarik bahwa Yesus berkata kepada para murid-murid-Nya dalam Yohanes 20:22, "Terimalah Roh Kudus." Menerima di sini berarti: mengizinkan, menerima apa yang ditawarkan, bukan menolak atau tidak mau menerima. Ini seperti menerima seseorang, memberi seseorang akses. Menerima adalah tanggapan dari pihak kita sebagai anak-anak Allah. Allah ingin memberi kita hati yang lain dan roh yang baru, tetapi apakah kita siap menerimanya? Menerima membutuhkan sikap aktif dan terbuka dari kita, terutama pada hari Minggu Trinitas ini.
Saudara-saudari,
Trinitas atau Tritunggal bukan hanya berbicara tentang Tuhan Allah tetapi juga tentang kita. Saudara dan saya diciptakan menurut gambar Allah. Saudara dan saya telah ditebus oleh Yesus Kristus. Saudara dan saya dapat hidup dari kekuatan dan terinspirasi oleh Roh Kudus. Tiga cara untuk berbicara tentang satu Allah dan itu ada hubungannya dengan hidup saudara dan hidup saya. Dalam doktrin Trinitas ini, jantung seluruh gereja berdetak, tiga pribadi dalam Nama yang Suci dan Kudus yang kita akui setiap hari Minggu dalam liturgi.
Tritunggal Allah ini ingin memperbarui kita, tidak hanya dengan apa yang bisa dilihat dari luar tetapi juga di dalam diri kita. Dengan hati yang lain dan roh yang baru itu kita menyembah Allah Tritunggal kita dalam roh dan kebenaran dan dengan semangat yang pasti untuk melayani Tuhan dan sesama kita. Kita menjalani hidup yang berfokus pada orang lain dan tidak hanya pada diri kita sendiri sebagai bukti dari hati yang lain dan roh yang baru. Hati yang penuh kasih, kedamaian, dan kesabaran. Hati untuk mentaati Allah dan mengikuti kehendak-Nya. Biarlah Allah memenuhi janjinya sehingga saudara akan melihat bahwa hidup saudara bisa menjadi lain, justru pada hari ini. Terpujilah Allah, Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Amin!