Kejadian 44:14-34 

Apakah momen berita penting tahun 2020 bagi anda? Bagi saya, salah satunya adalah momen ketika raja Belanda Willem-Alexander dan ratu Belanda Maxima menyatakan permohonan maaf setelah perjalanan liburan mereka ke Yunani pada liburan musim gugur (21 Oktober 2020), di tengah ‘semi lockdown’ di Belanda waktu itu.

Sungguh suatu momen yang mengesankan: raja yang dengan rendah hati dan terus terang mengakui kesalahannya. Menurut saya itu tanda kebesaran hati. Justru dengan demikian raja menjadi dekat, karena bukankah kita semua tahu dari pengalaman pribadi? Peristiwa-peristiwa ketika kita menyadari: ‘Aku membuat kesalahan.’ Salah perkiraan, blunder, sesuatu yang seharusnya aku katakan atau lakukan, atau justru sesuatu yang seharusnya tidak aku katakan atau lakukan. ‘Membuat kesalahan adalah bagian dari kehidupan’, sering dikatakan orang. Yang penting kita tidak membenarkan kesalahan, tetapi berani mengakuinya. Tidak terjebak dalam kesalahan yang sama. Belajar dari kesalahan masa lalu dan dengan demikian kita diubahkan.

Namun bagaimana mengetahui apakah sesesorang benar berubah?Itulah pertanyaan kunci dari Yusuf di pembacaan Alkitab kita. Dengan pimpinan Tuhan yang luar biasa, Yusuf menjadi penguasa di Mesir. Selama 7 tahun kelimpahan ia memastikan bahwa persediaan besar gandum terkumpul. Sekarang 7 tahun kekurangan datang dan terjadi gagal panen terus menerus. Suatu hari datang rombongan laki-laki dari Kanaan untuk membeli gandum di Mesir. Yusuf langsung mengenali mereka: itu saudara-saudaranya. 10 orang saudaranya. Namun saudara bungsunya Benyamin tidak ada di rombongan itu. Tidak diragukan lagi perasaan Yusuf berkecamuk. Saat itulah ia memutuskan untuk menguji mereka. Apakah mereka masih sama seperti dulu ketika mereka menjualnya sebagai budak? (20 tahun lalu)

Waktu itu Yusuf memohon belas kasihan. Ia mengemis minta tolong, namun mereka sangat keras. Mereka dikuasai kebencian. Namun bagaimana sekarang? Apakah mereka masih tidak punya belas kasihan? Adakah kesadaran dalam jiwa mereka bahwa mereka telah melakukan kesalahan? Apakah hati mereka sudah lunak? Yusuf ingin tahu. Ujiannya adalah Benyamin adiknya yang berusia dua puluh tahunan. Bagaimana mereka memperlakukan Benyamin? Seandainya Benyamin menjadi budak di Mesir, apakah mereka biarkan atau tidak? Yusuf membuat rencana yang brilian. Ia berlaku sebagai penguasa yang bengis. ‘Kalian adalah mata-mata’, kata Yusuf. ‘Sekarang bawa ke sini adik kalian itu! Sementara itu satu dari kalian (Simeon) saya jadikan tawanan. (Kejadian 42). Saudara-saudaranya kembali ke ayah mereka Yakub dan berkata: ‘Kami harus kembali dengan membawa Benyamin!’ Namun Yakub berkata: ‘Tidak! Istriku tercinta Rahel sudah tidak ada. Dari dia aku punya 2 putera. Aku sudah kehilangan Yusuf. Haruskah aku juga kehilangan Benyamin sekarang? Pokoknya tidak!’ 

Namun kelaparan semakin parah. Akhirnya Yakub menyerah dan mengizinkan Benyamin ikut. Saudara-saudara Yusuf sampai di Mesir dan mereka terkejut karena mereka diundang ke rumah Yusuf. Diadakanlah untuk mereka pesta makan. Tiap orang mendapat tempat duduk menurut umur masing-masing, mulai dari yang sulung sampai yang bungsu. Bagaimana ini bisa diketahui padahal mereka tidak pernah memberi tahu. ‘Mereka berpandang-pandangan dengan heran’. (Kejadian 43:33).

Keesokan harinya mereka berangkat. Baru saja mereka jalan, tidak lama mereka disusul oleh kepala rumah tangga Yusuf. ‘Apa yang kalian lakukan?’ tanyanya. ‘Kalian mencuri piala minum perak tuanku. Mengapa kalian membalas kebaikan dengan kejahatan? Kalau aku menemukan piala itu, maka orang itu akan menjadi budak. Yang lainnya akan bebas’ (Kejadian 44:10).

Itulah tes yang pertama. Piala minum perak itu ditemukan di karungnya Benyamin (Kejadian 44:12). Jika saudaranya tidak berubah, mereka pasti akan menjatuhkan Benyamin. ‘Oke... jadi kamu yang mencuri piala itu! Kalau begitu kamu jadi budak di Mesir. Kami akan pulang saja!’. Itulah ujian pertama.

Namun saudara-saudaranya tidak lagi seperti yang dulu. Mereka tidak menjatuhkan Benyamin.

Mereka semua kembali ke sang penguasa dan penguasa itu berkata di ayat 15: ‘Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini? Tidakkah kamu tahu bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat menelaah?’ 

Memang Yusuf dikenal di Mesir sebagai orang yang dapat meramal. Ia dapat menjelaskan mimpi yang tidak bisa dilakukan orang lain. Ingat saja  mimpi dari juru minuman dan juru roti, mimpi dari Firaun. Yusuf tidak melakukan peramalan di sini, namun ia berpura-pura sebagai peramal. Ini ia lakukan untuk membuat saudara-saudaranya jujur. Yusuf seolah-olah alat pendeteksi kebohongan yang jitu. Ia ingin meyakinkan bahwa saudara-saudaranya tidak bisa bersandiwara. Yusuf ingin tahu apa yang ada di hati mereka. Yusuf ingin menguji apakah mereka sungguh berubah.

Yehuda melangkah maju. Ia mulai dengan pengakuan bersalah. Kemudian ia lanjutkan dengan permohonan yang mengharukan untuk adik bungsunya Benyamin. Ia memohon penguasa Mesir itu membebaskan Benyamin. ‘Ayah kami sudah tua. Ia pasti akan sedih sampai meninggal kalau kami pulang tanpa adik kami. Tolonglah lepaskan dia!’ Permohonan itu diakhiri dengan tawaran Yehuda yang luar biasa. Ayat 33: ‘Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya.

Di sinilah Yusuf mendapat bukti bahwa saudara-saudaranya sudah berubah. Kejahatan di masa lalu membuat mereka bertobat. Mereka sungguh belajar dari kesalahan mereka. Mereka sungguh berubah dari dalam. Di sini berdirilah sepuluh orang dihadapan Yusuf. Perubahan yang paling jelas terlihat dari tawaran Yehuda yang membela adiknya. Yehuda yang menawarkan diri sebagai pengganti Benyamin. Terlihatlah jelas di sini. Yehuda sangat mengasihi adiknya dan Yehuda sangat mengasihi ayahnya.

Pandemi corona menguji dunia ini di banyak bidang. Solidaritas kita sungguh diuji. Apakah saya solider dengan orang lain? Apakah saya memperhatikan social distancing (1,5 meter)? Apakah saya menghindari keramaian? Tidak shopping beberapa bulan, tidak beli pakaian atau sepatu batu. Biarkan rambut panjang. Membatalkan liburan dan perjalanan tidak penting? Menunda pesta dan janji yang tidak penting? Semua itu karena solidaritas terhadap kelompok yang rentan, solidaritas terhadap tenaga kesehatan, semua itu demi kesehatan masyarakat. Justru sekarang ini kalau vaksinasi akan dimulai dan akan memakan waktu berbulan-bulan, apalagi dengan angka penularan harian yang masih tinggi, kita harus memiliki kesabaran ekstra dan mengikuti peraturan dengan lebih ketat lagi karena solidaritas dengan orang lain.

Saudara-saudara Yusuf mengalami perubahan pada saat krisis, di waktu krisis. Jika kita pada momen krusial tidak mengalami perubahan, kapan lagi perubahan itu akan terjadi? Kita berada di tahun baru 2021. Banyak orang yang mempunyai resolusi untuk tahun baru. Apakah resolusi anda? Apakah kita mau diubah, diperbarui di tahun yang baru? Apakah yang ingin anda ubah di tahun 2021 ini?

Pertanyaan berikut ialah: bagaimana kita bisa berubah? Ke dalam citra apa kita diubahkan?

Yehuda dengan sadar dulu mengambil bagian dalam menjual Yusuf menjadi budak. Namun Yehuda telah menjadi orang yang berbeda. Yehuda menjadi semakin kecil, dan Allah menjadi semakin besar di dalamnya. Roh Kudus bekerja di dalam jiwanya dan Yehuda semakin serupa dengan Sang Mesias yang waktu itu masih dinantikan, keturunannya sendiri, Yesus Kristus yang memberikan hidupNya di atas salib sebagai pengganti dunia ini, untuk anda dan saya.

Jemaat yang terkasih. Kita juga bisa berubah. Puji Tuhan! Namun untuk itu kita membutuhkan Roh Kudus. Jangan berpikir bahwa kita bisa melakukannya sendiri. Hanya Roh Kuduslah yang dapat mengubah manusia, mengubah kita menjadi gambar Yesus Kristus. Ia satu-satunya yang bisa dan akan melakukannya.

Suatu hari seseorang datang ke studio Michelangelo. Pematung hebat itu sedang sibuk memahat, mengamplas, dan memoles balok marmer besar menjadi kuda cantik. Pengunjung itu tercengang. Ia bertanya kepada Michelangelo: ‘Bagaimana anda bisa membuat kuda yang begitu indah dari balok marmer besar yang kasar itu? Hasilnya sungguh hidup. Seakan kuda itu akan lari setiap saat.’ Seniman besar itu berkata: ‘Oh itu tidak sulit. Kudanya sudah ada di bongkahan marmer itu. Yang saya lakukan hanya memotong dan membuang kelebihannya.

Demikianlah Allah bekerja dalam diri kita masing-masing. Ia memandang mahakarya di dalam diri anda. Ia ingin melihat Yesus bersinar dalam diri anda. Ia mengubah anda dari dalam menjadi serupa dengan AnakNya Yesus. Roh Kudus akan memperbarui pemikiran anda, perasaan anda, dan menyesuaikan kehendak anda dengan kehendak Allah. Dengan sabar, Ia mengambil sepotong demi sepotong ‘kelebihan bahan’ yang tidak sesuai dengan kehidupan Yesus. Jangan takut kalau masih banyak yang Tuhan harus potong, amplas dan poles dalam hidup anda. Anda adalah berlian kasar yang dipoles Tuhan agar lebih lagi bersinar.

Rasul Paulus berkata di II Korintus 3:18 (BIS): ‘Sekarang muka kita semua tidak ditutupi selubung, dan kita memantulkan kecemerlangan Tuhan Yesus. Dan oleh sebab itu kita terus-menerus diubah menjadi seperti Dia; makin lama kita menjadi makin cemerlang. Kecemerlangan itu dari Roh, dan Roh itu adalah Tuhan.’

Anda dan saya, kita ditetapkan untuk berubah! Berubah bukan hanya mungkin, tetapi juga tujuan hidup ini! Berubah menjadi seperti Tuhan Yesus. Roh Kuduslah yang melakukannya. Untuk itu Roh Kudus tidak menonaktifkan kita, tetapi mengaktifkan kita. Ada pertempuran rohani yang harus kita jalani. Pertempuran melawan diri sendiri, melawan dosa dalam hidup ini. Roh Kudus memberi kita kekuatan dalam pertempuran hidup. Namun kita harus membuka diri dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam kita. Dengan membaca dan merenungkan Alkitab tiap hari. Dengan mengambil waktu untuk berdoa. Dengan mengikuti kebaktian gereja. Dengan bertumbuh di dalam pemuridan. Dengan mengkomitmenkan diri untuk pekerjaan Tuhan: di gereja dan di luar gereja. Dengan keberanian bersaksi tentang Yesus.

Jemaat terkasih. Sekarang adalah tahun baru 2021! Tahun baru disertai rencana-rencana baru, kerinduan baru, peluang baru, semangat baru, harapan baru. Tahun baru juga waktunya untuk berubah. Tuhan memberkati kita di tahun baru 2021 ini.

Amin.