Lukas 2:21-35

Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus,

Pada akhir tahun kita melihat ke belakang, sebuah refleksi. Kita juga dapat melakukannya di gereja. Hari ini kita akan menghubungkan Firman Allah dalam Injil Lucas dengan kehidupan kita sehari-hari dan membiarkan Roh Tuhan berbicara dalam hati kita.

Tahun ini dimulai dengan dinamika yang sama sekali berbeda dari situasi di akhir tahun. Di awal tahun, segalanya tampak biasa sampai terjadi lockdown; tiba-tiba semuanya terhenti.

Kegelapan mencekam dirasakan di jalanan pada saat saya berjalan di luar pada hari minggu sore tanggal 15 Maret 2020. Semuanya diisi dengan ketenangan yang membisu

dan kekosongan yang tak terhiburkan yang membuat segala sesuatu lumpuh. Ada ketakutan untuk merasakannya.

Pandemi Covid-19 menelanjangi kerentanan kita dan menghentikan kehidupan sehari-hari. Kita diperhadapkan dengan diri kita sendiri dan bukanlah sesuatu yang mudah untuk menemukan struktur, ketenangan, kedamaian di tengah kekacauan. Dan ada konfrontasi dengan Kerentanan dan kefanaan kita sendiri. Kita sama-sama mempunyai kekuatiran dan ketidakpastian. Bersama kita semua orang-orang yang rentan. Bersama kita mencari harapan dan arti hidup ini. Seseorang berkata bahwa doa, nyanyian, pengabdian dan persekutuan dengan Tuhan juga terus berjalan di tahun 2020, dan itu memberikan penghiburan. Layanan streaming tiba-tiba harus direalisasikan dengan cepat;

Saudara-saudara,

Bagaimana rasanya bagi semua orang tua dengan anak kecil dan atau besar sejak pertengahan Maret? Bekerja dari rumah, merawat anak-anak, Anak-anak bersekolah online, memperhatikan kesehatan fisik keluarga Anda; ikuti OLE pada hari Minggu, dan sebagainya. Apakah ada ketenangan atau mungkin ketegangan karena hidup Anda berubah seketika? Harus mencari dan menemukan struktur baru untuk pekerjaan Anda, pendidikan anak-anak, relasi Anda. Apakah benar bahwa setiap perubahan berpengaruh pada emosi Anda? Bagaimana Anda menjalani semua ini?

Bagaimana untuk bapak, ibu saudara yang tidak dapat menerima anak-anak dan cucu-cucu? Mungkinkah Anda waktu itu dan saat ini tetap melawan kesepian? Apakah Anda dikonfrontasikan dengan kerentanan dan kefanaan diri Anda sendiri?

Saudara-saudari yang dikasihi Allah,

Allah tahu akan kerentanan dan kerapuhan hidup kita. Karena itu Ia memberikan Anak-Nya Yesus Kristus Untuk berbagi dengan kerentanan hidup kita. Hal itu kita telah alami dengan Natal.

Tetapi Ia juga ingin agar kita bertemu khusus dengan-Nya Seperti yang Lukas ceritakan dalam kitab injil. Minggu lalu  ada gembala-gembala di tengah malam datang berjumpa dengan Yesus di dalam palungan, dan sekarang Simeon datang di Yerusalem melihat Anak ini, yang dibawa oleh orang tuanya dalam bait Allah. Ia menggendong Anak itu dan memuliakan Allah: Sekarang,Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera.

Simeon  mendapat tugas khusus untuk menyambut kedatangan Yesus di dunia. Ia adalah seorang yang benar dan saleh, Yang menantikan penghiburan bagi Israel Dan Roh Kudus ada diatasnya.

Simeon menyanyi karena ia telah merasa dibebaskan. Ia telah diselamatkan, ia telah disembuhkan. Engkau ya Tuhan, telah membebaskan hamba-Mu, seperti yang Engkau janjikan. Aku mataku sendiri telah melihat keselamatan yang dari pada-mu.

Apakah Anda telah melihat keselamatan yang daripada-Nya dan oleh karenanya Anda dapat kembali menyanyi dan merasakan kedamaian, walaupun situasi Anda belum atau tidak berubah?

Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus,

Masing-masing menjalani pengalaman dengan caranya sendiri-sendiri. Walaupun demikian, ada satu kata yang berlaku untuk semua orang pada malam tahun baru ini yaitu: Damai. Allah membiarkan kita melewati tahun ini dalam damai. Walaupun ada juga perasaan tidak adanya kedamaian di tahun yang akan berlalu ini. Allah membiarkan Anda pergi dalam damai. Dalam damai – karena Anda telah melihat keselamatan Allah! Dan rahasia dari damai itu ada pada Yesus Kristus! Inilah damai dengan rahasia yang dalam, Yang Alkitab katakan, melampaui segala akal, Itulah Tuhan Kita Yesus kristus.

Marilah kita merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini; Apakah Anda menemukan damai dalam segala sesuatu? Apakah ada damai dengan Allah? Apakah ada damai dengan suami atau isteri, Apakah ada damai antara orang tua dan anak-anak? Apakah ada damai dengan diri Anda sendiri?

Saudara-saudari yang dikasihi Allah Bapa kita, Bagaimana Anda menutup tahun bersama Allah? Damai dengan Allah, menurut Simeon adalah ia telah melihat  keselamatan. Ia telah melihat Yesus Kristus dan selebihnya ia tidak perlu apa-apa lagi! Tuhan Yesus adalah segalanya bagi Simeon.

Anda menutup tahun bersama Allah jika Anda dapat melepaskan segala sesuatu dan meletakannya atau menyerahkannya pada Allah. Apakah itu hal yang mudah?

Saudara-saudari,

Sebagai manusia tidak mudah untuk melepaskan hal-hal tertentu dalam hidup Anda. Coba saja malam ini jika Anda melihat kembali tahun yang akan berlalu. Coba lihat sendiri, apakah Anda benar-benar dapat melepaskan hal itu, karena memiliki Allah adalah cukup bagi Anda.

Dapatkah Anda melepaskan segala sesuatu yang penting bagi Anda dalam tahun ini? Hal-hal yang indah, dalam pekerjaan, kesehatan, rencana yang telah dibuat, Apakah Anda dapat merelativasi semua itu?

Tetapi juga hal-hal yang tahun ini tidak begitu baik. Pada saat Anda dengar bahwa  Anda sakit keras, sekolah tidak berjalan baik, Rindu suami, isteri, saudara yang meninggal? Apakah Anda dapat melepaskan dan menyerahkannya kepada Allah?

Apakah Anda dapat dibebaskan dari keributan yang Anda alami dengan seseorang begitu lama? Kekuatiran akan anak-anak, apakah Anda dapat menyerahkanya kepada Tuhan? Singkatnya: apakah Anda dapat datang dan merasa tenang pada Allah dengan semua yang Anda alami dalam tahun ini? Dia yang memimpin hidup Anda dalam suka dan duka? Ibadah akhir tahun berhubungan dengan menemukan ketenangan pada Allah dalam suka dan duka. Itu adalah akhir yang baik dan awal yang baru.

Simeon telah melihat keselamatan dalam Yesus Kristus. Ia melihat bahwa Tuhan memenuhi janji-Nya. Ia melihat bahwa kasih Bapa sangat nyata dalam hidupnya. IA melihat bahwa Allah tidak kehilangan kendali dalam segala sesuatu. IA melihat bahwa waktu anugerah Allah untuk dunia telah dimulai. Ia melihat dengan hatinya.

Saudara-saudara,

Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga melihatnya? Kita membutuhkan mata iman, kita membutuhkan Roh Allah untuk melihat semuanya ini. Karena disana awalnya ketenangan untuk bisa melepaskan.

Disana kedamaian dimulai untuk menutup tahun ini. Dalam hati yang diarahkan  kepada Yesus Kristus. Dalam kerinduan akan kedatangan Tuhan. Dalam terang anugerah Allah, Seperti raja Daud dalam nats pembukaan dalam Mazmur 4:9, “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman”. Di tengah kekacauan, ia memperoleh ketenangan.

Dan untuk kita, Damai itu ditemukan di tengah-tengah lockdown dan kesibukan hidup sehari-hari dan pelayanan di saat ini, di tengah kekuatiran dalam hati, di tengah kesedihan akan kenangan-kenangan indah, di tengah ancaman dalam dunia ini. Anda dapat melepaskannya, dan menutup tahun ini, dengan keyakinan tahun baru dapat dimulai. Bersama Tuhan Yesus Kristus. Akhir yang baik adalah awal yang baru.

Saudara-saudari, yang dikasihi oleh Allah,

Saat Anda berdamai dengan Allah, dengan diri Anda sendiri dan dengan orang lain maka Anda siap untuk memberkati, mengharapkan yang baik bagi orang lain. Simeon memberkati Maria dan Yusuf dengan bekat dari Allah, ini terjadi sebelum mereka harus mengungsi ke Mesir. Dia memberkati dengan kedamaian dan penghiburan. Dia memberkati dengan terang dan anugerah; Mari kita satu sama lain sebagai komunitas diberkati sebagai satu keluarga pada Malam Tahun Baru ini dengan damai sejahtera Kristus. Damai bagimu, damai untukmu.

Amin.